10/13/2019

World Mental Health Day: Suicide Prevention




Setiap tanggal 10 Oktober, masyarakat dunia memperingati Hari Kesehatan Jiwa. Oleh karena itu Direktorat P2 Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza   dan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI mengajak para blogger bertemu, tanggal 9 Oktober 2019. Hadir Dalam acara tersebut hadir Dr. dr. Fidiansjah M. A, Sp.KJ, MPH (Direktur pencegahan masalah kesehatan jiwa dan napza kemenkes RI), Novi Yulianty M. PSi Psikolog (Komunitas Mother hope), dan Dr. Indria Laksmi Gamayanti, M.Si., (Ikatan Psikolog Klinis Indonesia).




Tahun ini temanya adalah Mental Health Promotion and Suicide Prevention. Promosi Kesehatan Jiwa dan Pencegahan Bunuh Diri. Seram mendengar kata-kata ini. Jangan sampai kita semua berniat dan melakukannya. Seberapa berat permasalahan hidup. Yakin ada solusi disetiap masalah. Yakin ada Allah yang selalu menolong hambanya.

Dalam Undang-undang No. 18 tahun 2014, Kesehatan Jiwa adalah kondisi seseorang, dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial. Individu tersebut mampu menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif untuk komunitasnya.

Sehat berupa

1.      Mental
2.      Fisik
3.      Spritual
4.      Sosial
Bunuh diri sendiri adalah tindakan sengaja yang menyebabkan kematian diri sendiri. Bunuh Diri adaah salah satu gangguan Jiwa. Faktor yang menyebabkan  masalah Gangguan jiwa adalah modernisasi, industrialisasi, globalisasi, arus informasi & komunikasi, pemanasan global, kemiskinan, konflik/Bencana, kekerasan terhadap  perempuan dan anak,  Napza/Miras/Hiv-Aids, bunuh diri, kenakalan remaja, tawuran, pekerja migran / TPPO (tindak pidana perdagangan orang), dan lain-lain.

Masalah keswa (kesehatan jiwa)  dan kesehatan fisik saling terkait dan mempengaruhi

Depresi  >< jantung dan diabetes
Skizofrenia
Gangguan kognitif
Alkohol/ zat psikoaktif
Depresi maternal ><  Gangguan tumbuh kembang anak
Psikosis maternal >< Kematian bayi

   
FAKTOR RISIKO BUNUH DIRI
Kehilangan status pekerjaansumber pendapatan, keyakinan diri dan harga diri
Merasa bersalah, tak berharga, tak berdaya & putus asa
Mendengar suara-suara gaib dari Tuhan untuk bergabung menuju surga (psikotik)
Mengikuti kegiatan keagamaan tertentu
Mempunyai riwayat bunuh diri sebelumnya
Sering mengeluh adanya rasa bosan, tak bertenaga, lemah dan tidak tahu harus berbuat apa
Mengalami kehilangan anggota keluarga akibat kematian, tindak kekerasan, berpisah, putus hubungan
Menjadi korban kekerasan rumah tangga atau bentuk lainnya khususnya pada peremp
Tinggal sendirian di rumah dan menderita penyakit terminal


MASYARAKAT DENGAN RISIKO TINGGI

Kantong-kantong tertentu dalam area geografis dengan angka bunuh diri yang tinggi
Masyarakat ekonomi miskin
Masyarakat yang sering mengalami bencana alam
Masyarakat petani yang gagal panen
Masyarakat yang mengalami kekerasan politik dan sosial
Masyarakat dengan angka prostitusi, tindak kekerasan, penggunaan alkohol dan penyalahgunaan
NAPZA dan lainnya
Tempat resiko tinggi tertentu seperti penjara, kantor polisi, tempat terpencil, hotel, rumah sakit

Beberapa hal yang mendorong orang melakukan Suicidal Ideation
Orang yang beresiko melakukan  adalah orang yang mengalami  bullying, trauma, diskriminasi, mengalami tekanan hidup berat, hubungan awal yang tidak harmonis atau  terputus dengan ibu. Ada riwayat keluarga yang bunuh diri. Mudah mendapatkan alat bunuh diri.

Ciri-ciri orang yang ingin mengakhiri hidup dapat dikenali
Bicara tentang bunuh diri dan alat bunuh diri. Sulit makan atau tidur. Menunjukkan perubahan perilaku yang dratis. Memberikan barang berharga. Membuat surat wasiat.  Menjauhi kehidupan sosial. Kehilangangan minat sekolah, belajar dan hobi. Mengalami kerugian besar. Sebelumnya pernah melakukan percobaan bunuh diri.
Untuk anak dan remaja, selain tersebut di atas perhatikan bila mempunyai diorentasi seksual. Menggunakan alkohol atau narkoba. Perilakunya bermasalah dan impulsif.

Pencegahan bunuh diri
Kesehatan jiwa mempunyai peranan yang sangat penting dalam pencegahan bunuh diri.
Oleh karena itu keluarga, guru dan masyarakat perlu menanamkan nilai-nilai kesehatan jiwa sejak awal kehidupannya. 

Masyarakat bisa memperberat risiko ini lewat perlakuan yang diskriminatif, judgemental, menyakitkan. Baik disengaja oleh pelaku atau tidak. Tetapi bagi yang depresi menganggap disengaja.

Untuk Pencegahan dukung  secara instrumental dan emosi.

Secara intrumental berupa reliable alliiance; jaminan pertolongan dari orang lain dan dukungan sosial. Dukungan Emosional berupa pengakuan kemampuan, tunjukan kasih sayang, dukungan berupa kesamaan minat, dan buat penyitas merasa dibutuhkan.

Untuk diri sendiri merasa ciri-ciri diatas menghinggapi diri. Bila tidak ada bantuan dari orang sekitar atau  mereka tidak peka, yakinlah Allah selalu menemani. Kejadian yang sangat menyedihkan, tidak sesuai harapan. Yakin, Allah sudah mengaturnya.

Tak apa hidup  tak sesuai dengan harapan dan target. Perbaiki lagi dan lagi. Insya Allah suatu saat nanti akan berhasil.

Untuk kasus bullying dan kekerasan rumah tangga, bicaralah dengan orang terdekat. Bila merasa tidak tahan menghadapi  sendiri. Jangan simpan. Bila tidak bisa mengungkapkan, ceritakan dengan curcol. Orang yang kita curhati tidak merasa bahwa si korban adalah kita. Kalau bisa cari psikolog. Bila dirasa itu sulit. Di Puskemas sudah ada yang menangi masalah kejiwaan.

Berdoa menurut saya sangat menguatkan diri. Nanti  ada saja bantuan datang dengan cara tidak disangka-sangka.

Ubah mind set. Bila sering baper-an. Biarlah  orang yang menyebabkan demikian: melakukan bullying kekerasan verbal, intimidasi. Nanti  mereka juga lelah dan kena batunya. Penting perlakuan mereka bukan akhir segalanya bagi hidupmu.

Cari kegiatan yang menyenangkan. Misalnya menulis. Menurut saya menulis membuat kita relief, lega. Apabila kita sulit mengungkapkan rasa putus asa.  Bila sulit merumuskan masalah hanya dengan membayangkan. Tulislah. Tak apa tak runut. Tulis keresahanmu. Tulis masalahmu. Kalau nyaman buat mind map. 

Baca artikel positif untuk pengenalan diri. Saya melihat buku kelas satu  SD saja  sekarang sudah ada tema mengenali diri sendiri.   Apalagi di internet pasti sudah banyak mengenai hal ini.

Bergabung dengan komunitas yang kamu senangi dan positif.

Jangan pernah merasa sendiri. Sejelek-jeleknya kamu. Sejatuh-jatuhnya kamu. Sesalah-salahnya kamu, Pasti ada orang yang peduli dengan dirimu.

Jangan memikirkan stigma orang.  Ukuran orang berbeda-beda. Ada orang yang tinggi  target hidupnya dan mencapai goalnya. Kadang orang seperti ini tidak disertai dengan empati. Ia akan menilai orang dengan kacamatanya. Jangan baper dengan orang seperti ini. Bila mempunyai goal tinggi dan tak berhasil. Tak masalah. Bukan akhir segalanya. Terima dirimu. Perbaiki pelan-pelan kalau tidak bisa cepat. 



No comments:

Post a Comment