9/21/2012

CITA-CITA



Cita-cita anak-anak  sekarang lucu-lucu. Trio QAL, di masa balitanya punya cita-cita di luar kotak berpikirku. Alasannya pun beragam.

QOWI
 “Ummi, aku ingin jadi arkeolog.”
Aku bengong sebentar, anak lima tahun itu bercita-cita jadi arkeolog. Wacana itu tak pernah aku gelontorkan di kepalanya. Biasaaa Umminya produk kadaluarsa. aku mengenalkan padanya seperti profesi -dokter, insinyur, penulis, presenter, artis, tukang gali kubur, tukang sayur, dan lain-lain.
“Mengapa kamu ingin menjadi arkeolog? Ummi sok ilmiah, menggunakan kata mengapa pada anak-anak. Bertanya mengapa pada anak-anak itu penting karena membuat mereka berpikir. Walaupun jawab mereka melenceng dari prakiraan. No problemo.
“Karena aku ingin kaya Ummi.”
“Hah!” Aku membuka email  di otakku, adakah aku mengirim email dari otakku ke otaknya,  file  tentang orang ingin kaya.
“Kalau jadi arkeolog kan menemukan harta karun. Aku jadi kaya deh, Umm.”
Aku  membelai rambutnya,“Qowi, di Indonesia, setiap orang yang menemukan harta karun, itu milik menjadi milik Negara, kecuali pihak swasta yang sengaja mencari harta karun. Itupun ada aturannya. Oooh, kalau begitu kamu jadi geolog saja Qowi, biar cari minyak.”
“Tidak Ummi, aku tetap ingin jadi arkeolog. Aku senang dengan candi, piramid, dinosaurus (Paleontolog). Aku lihat arkeolog di Film-film jadi kaya karena menemukan harta karun.” Aku senyum di hati. Sudah berapa kali ia menggunakan kata kaya. Banyak sekali pengaruh tontonan pada cara berpikir anak. Aku berdoa mudahan dia banyak yang menyerap yang baik-baik saja pada setiap tontonan yang ia lihat.
“Iya deh, nak terserah kau. Satu hal yang harus kau ingat jadilah profesional dalam bidangmu. Kalau bisa cari ilmunya sampai setinggi-tingginya.

Catatan terselip:
Buka aib Qowi waktu kecil. Duuh maaf ya Qowi, sekarang kan Qowi sudah jadi pemberani. Mudahan ini bukan buka aib. Mudahan jadi pembelajaran yang lain. Qowi sangat penakut, waktu kecil sering ditakut-takuti oleh pengasuhnya  dan banyak bertemu orang yang senang menakut-nakuti. Ke kamar mandi saja minta ditemani adiknya. Kalau dipikir-pikir adiknya bisa apa kalau sesuatu yang ajaib datang. Banyak kata ku suntikkan ke pikiran Qowi agar  jadi anak pemberani.
“Qowi, kalau Qowi ingin menjadi Arkeolog, harus pemberani. Kan kadang tidur ditenda di samping situs (candi) yang sedang di gali. H h Umminya ambil jalan pintas untuk menerangkan. Padahal kalau dia besar pasti beranilah.
“Oh ya Umm, aku belajar berani deh.”
             Tentu saja dia tidak seketika jadi pemberani. Perlu bertahun-tahun ia berani ke kamar mandi sendiri.

 AZRA
Kebalikan dari Qowi, anak ini tak mengenal takut waktu kecilnya. Cita-citanya saja ingin menjadi penjaga banteng.  Gara-gara ia di ajak ke Ragunan. Setelah itu cita-citanya banyak.
Pernah ia bertanya,” Ummi lebih baik aku jadi astronot atau pilot ya?”
“Azra, jadi apapun kau nanti, yang penting pekerjaan itu diridhoi Allah, tak membuat kau lupa pada Allah, kau suka pada pekerjaan itu dan berusaha optimal untuk menguasai pekerjaanmu.

 LAZUA
            Ia belum tahu konsep profesi dan cita-cita.
Ketika dia ku Tanya, “kalau besar ingin jadi apa?
            Jawabnya,” Ingin jadi Dinosaurus."  Walah-walah dek. Dinosaurus saja tidak bisa kita lihat lagi zaman sekarang. Salah Umminya nih. 





No comments:

Post a Comment