11/13/2017

Belajar Memimpin Diri Sendiri

Saya ketitipan anak-anak kelas satu kemaren. Hanya sebentar.  Apa yang saya lakukan?  Agar mereka tenang biasanya oleh guru anak-anak disuruh tepuk satu. Dua  kali saya melakukan itu. Anak-anak sudah terbiasa melakukan kegiatan di lingkaran. Mereka  duduk  bersila di lingkaran. Tanpa suara. Gurunya berpesan pemimpin minggu ini akan menceritakan poster yang sudah  dibuat. Pemimpin mengambil poster di atas rak tas depan kelas. Lalu ia menceritakan  foto-foto yang ada di poster.

Diam-diam saya kagum dengan anak-anak. Tidak ada guru kelasnya. Mereka tenang, menyimak temannya berbicara. Ini lho yang disebut bisa memimpin diri sendiri. Memberi kesempatan orang lain memimpin dan bicara. Iklim di sekolah, sejak Kelompok Bermain anak-anak sudah diharapkan bisa mendengarkan orang lain bicara.

Saya teringat dengan kegiatan kelas Enam, beberapa waktu lalu. Mereka membuat kegiatan pemilu di kelas. Dari membuat properti hingga kampanye di kelas lima. Petugas semua kelas Enam. Saat pengumuman pasti hanya ada satu calon menjadi pemimpin. Gurunya mengharapkan anak-anak dapat menyerap makna pemilu. Suatu saat nanti bila belum berhasil terpilih tidak kecil hati dan tetap menerima hasil pemilihan yang jujur dan adil.

Kata saya ini termasuk belajar memimpin diri sendiri. Berkait dengan situasi dunia maya dan media sosial sekarang. Saya sering melihat komen-komen tidak nyaman untuk lawan politiknya. Apalagi kalau calonnya tidak berhasil. Tak hanya individu tetapi media juga ada yang melakukan dengan bahasa provokasi.

Indonesia  dibangun tak hanya oleh pemimpin.  Dari Presiden hingga ke jajaran yang paling dekat dengan masyarakat, tetapi juga semua orang. Orang-orang yang  memimpin dirinya sendiri untuk menjaga sikap dan perkataan agar Indonesia lebih baik.

11/10/2017

Cerita Anak di hari Pahlawan

Adik ikut upacara hari Pahlawan di sekolahnya. Paduan suaranya tampil perdana dalam kegiatan ini.
Umm: "Bagaimana rasanya tampil menyanyi di hadapan banyak orang?"
Adik: "Tidak di depan."
Umm:" Jadi dimana?"
Adik: "Dipinggir."
Umm: "Ok lah....Kemaren kamu belajar rempah-rempah. Apa hubungannya dengan pelajaran?" (Umm senang atas kelucuanmu  dalam berbahasa. Suatu saat nanti kamu akan  mengenal semantik).
Adik: "Aku lupa. Tapi aku tahu penjajah pertama datang ke Indonesia adalah Portugis."
Umm: "Mereka datang ke Indonesia karena rempah-rempah. Saat itu rempah bernilai Setara dengan emas. (Bahasa anaknya rempah mahal dik. Waktu itu mereka keliling dunia untuk menemukan rempah).
Pahlawan kita tak henti mengupayakan merdeka. Mereka berhasil setelah ada persatuan."
Umm: "Pahlawan itu apa dik?"
Adik: " Pahlawan itu Hero. My hero adalah Gatot
Umm: "Gatot Soebroto maksudnya?"
Adik: "Bukan."
Umm: "Soekarno Hatta?"
Adik: "Gatot Kaca. Itu lho yang ada di taman Hero Bandung. Heronya tidak nyata sih. Dari Indonesia kan?"
Umm tepok jidat.

Baiklah dik, nanti kita belajar siapa saja pahlawan di Indonesia.
Pasti di sekolah teman-teman sudah mendapatkan pelajaran ini.  Minggu lalu adik sakit oleh karena itu  belum tahu.

Menurut Umm pahlawan saat ini adalah orang yang legowo meski tidak menang 'pilihannya'. Orang-orang yang mau bekerja sama  untuk kesejahteraan bersama.

11/02/2017

Doa Memohon Rejeki

Dalam Al Quran surat Al Maidah ayat 114 ada doa agar dimudahkan rejeki. Doa adalah penyemangat. Allah senang pada orang yang berdoa. Yuk semangat menjemput rejeki.