7/29/2018

PAMERAN 'BASA-BASI' OLEH ERUDIO SCHOOL OF ART

Pameran 'Basa-basi' diselenggarakan oleh Erudio School of Art, sebagai tanda syukur empat belas orang siswanya telah lulus. Bertempat di Goethe  Institut Jakarta, jalan Dr Sam Ratulangi no 9-15, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat.

Monika Irayati, direktur sekolah dan inisiator ESoA membuka pameran 'Basa-Basi'  dan Kenduri Lulus Bacth 3 tanggal 27 Juni 2018.  Pameran berlangsung hingga  28 Juni  2018. Tampil dalam acara pembukaan  Safira, ia Performance Art dengan Sharon Bitner. Dilanjutkan dengan Bicang Seniman, acara puncak Kenduri Lulus. Kepala Sekolah ESoA, Diajeng I. Angelia B dan Monika Irayati memimpin prosesi.

Monika Irayati,  Direktur Sekolah dan inisiator  Erudio School of Art
Sumber foto ESoA

Kok Pameran 'Basa-basi? Dalam pikiran saya ingat  anak-anak saya semua laki-laki  dan suami saya yang dari Sekolah Lanjutan Pertama saja sudah Sekolah Teknik, kuliah hingga bekerja. Berkomunikasi dengan suami biasanya langsung pada pokok pembicaraan. Pola komunikasi  anak-anakpun jadi terbawa. Bagaimana basa-basi dibawa ke dalam karya.

Nah ini ada Pameran Basa-basi, apa maksudnya? Di kamus arti basa-basi hanya sopan santun tidak mengandung informasi. Benang merahnya makna dari basa-basi itu sepele. Namun siswa yang ikut pameran, menterjemahkan basi-basi  dengan 'detilnya' karya mereka. Seperti apa kira karya mereka.  Berikut pameris dan karya mereka. 

Sebelum kenduri, siswa mengadakan pameran masing-masing. Azra Dereinda mengawali rangkaian pameran yang berlangsung bulan April hingga April. Final Major Project remaja perempuan ini Squared 3. Ia berpameran tanggal 26-27 April 2018 di Binus Northumbiria School of Art. Media yang digunakan diorama 1:5, dicetak dikertas vynil. Ia membuat  3 karakter Reuben, Morte, dan Lucius. Tertuang dalam karya bagaimana kebiasaan dari 3 karakter.

Bare diusung oleh Syifa Mahala. Ia mengenjawantahkan dalam anting. Syifa mengajak semua orang untuk menjadi diri sendiri. masing-masing orang adalah unik. Sering kali karena ingin mencapai  puncak eksistensi sosial, seseorang menjadi orang lain. Tugas akhir dikerjakan selama 9 bulan. Pamerannya di Gordi HQ, tanggal 5-6 Mei 2018.

Farrel Dewantara, Beda Itu Asik. media yang digunakan adalah video. Perbedaan itu bukan suatu yang harus dihindari juga bukan masalah penilaian. Perbedaan memunculkan rasa hormat dan toleransi. Seperti genre musik #bedaituasik. Setuju nak, apalagi mendekati tahun Pemilu. Miris saya, sama-sama rakyat Indonesia, kok bisa mengatakan orang lain 'pekok' hanya karena pandangan politik beda.

Origin oleh Radif. Media kolase digital diprint pada kanvas. Karyanya adalah penyataan ia memilih untuk berada dilingkungan yang membuatnya bahagia. Tidak  hanya menerima nasib. Ia juga lebih menghargai kehidupan yang dipilihnya.

Dimas dengan Vanish Robinnya mengajak penikmat seni lewat  story book dan Merchandise. Vanish, adalah anak 7 tahun yang tinggal di Panti Asuhan bersama 11 teman senasibnya.

Word Vomitnya Seroja. Saya melihat karyanya di ESoA. Ia menggunakan media kain untuk mencetak buah pikirannya.



Safira menggunakan media video dan kain   untuk memvisualisasikan idenya tentang RAW. Kalau melihat artinya RAW artinya mentah atau juga nude. Ia mengekspresikan perjalanan penerimaan diri melalui tarian. Sebagai manusia, masing-masing orang memiliki inferioritas. Perasaan yang persistent merasa tidak mampu. Rasa rendah diri menenggelamkan seseorang ke jurang tanpa satu lampupun menyinari jalan. Sering orang lupa yang menyebabkan 'turun' akibat diri sendiri. Maka ambillah langkah ke depan, impact tak hanya diri sendiri juga untuk orang sekitar. RAW menggambarkan upaya dan proses menciptakan keseimbangan fisik dan mental. Saya jadi teringat dengan wacana tentang ESoA yang dikemukan oleh Ibu Ira. ESoA membimbing  siswa menjadi insan paripurna. Art sebuah wasilah tentang pemahaman proses belajar dan kebermanfaatan diri bagi lingkungan.

Kevin Kamal GN ia mengusung tema Chain fall. Saya searching di Mbah Google gambar yang terlihat katrol. Nah kalau karya Kamal yang bermedia video ini, menggambarkan informasi sampai pada penerima, Informasi bisa lewat emosi, perasaan atau bagaimana cara penerima melihat. Informasi sampai pada penerima diibaratkan aliran sungai. Semakin mengalir jauh ia perlu banyak benda. Infomarsi dari awal hingga akhir sering berbeda.

Ketika saya berkunjung ke sekolah ini saya bertemu dengan Kevin, ia yang sudah menjadi alumni sekolah Erudio menceritakan mengapa ia sekolah ini karena ia suka menggambar. Setelah sekolah beralamat di jalan ini ia mengenal bentuk art lain.  Ia senang karena sejak awal tidak hanya belajar konsep melainkan 'kerja nyata'.

Senang ya dari dini sudah tahu mimpi dan passion. Dari kecil 'barangkali' sudah mengenal potensi diri. Pangkas jalan untuk mencapai goal. Lebih mumpuni dibidangnya. Karena intens belajar.

Zahra dengan Phantasmagoria in Blue, Pameran kolaborasi 'Serius Gak Serius oleh Karya, Jaggro, Kevin dan Adam. Group Discussion "Chronos" oleh Jennifer dan ditutup oleh Gya dengan peluncuran merk 'Super Super. Ia memproduksi pakaian, karpet, selimut hingga papan Selancar


Lama saya menyelesaikan tulisan ini. Saya terlalu asik melihat mereka lewat tayangan dari sekolah Erudio. Mengubah cara pandang saya terhadap orang berkesenian. Menyesap makna pendidikan. Rasa haru biru masih ada yang peduli dengan keinginan lebih baik. Melakukan sesuatu karena mencintai yang dilakukan. Terbayangkan bila mereka menjadi teknokrat memaknai pekerjaan mereka tak hanya untuk diri sendiri tetapi untuk banyak orang.

Kamu agen perubahan itu nak bersama anak bangsa lain dalam berbagai bidang.






Jakarta Modest Fashion Week 2018

Gaung Modest Fashion Week saya  tangkap ketika Franka Soeria hadir Muffest 2016. Ia salah satu penggagas acara mode tersebut di Istambul.  Tahun 2018 tepatnya tanggal 26-29 Juli, bertempat di Gandaria City, hadir di Jakarta dengan label Jakarta Modest Fashion Week. Sebelumnya di kota Istambul, London, dan Dubai. 

Saya hadir hari ketiga, 28 Juli. Acara talk show di Piazza dan fashion show di Atrium, Gandaria City Taman Gandaria, Kebayoran Lama.










Workshop retail analytic by Omnilytics London: Design with Confidence. Real time trend intelligence

Gunakan sosial  media  IG, twitter,  facebook, Youtube dan lainnya sebagai alat untuk mempromosikan produk. 


Chit-chat with Influencers

Chit-chat bersama  Hasna B (Singapore), Aufa Tokyo (Indonesia-Japan), Leena Asad (USA), Sisi Bolatini (UAE), dan Hamimi Daulay (Indonesia). Chit-chat dipandu Ines Sebiane.

Leena bercerita model tulban yang dikenakannya menginspirasi orang di Amerika. Tips untuk memilih style, jadilah diri sendiri. Itu menyebabkan nyaman dalam berbusana. 

Hasna dulu tinggal di Paris, ia bilang dulu juga mengenakan tulban, di negaranya  tersebut sulit untuk mengenakan asesoris muslim. Baik bekerja maupun ke sekolah. Mengenakan penutup kepala tidak seperti di Indonesia. 

Hamimi menyarankan untuk pemain sosial media, harap berhati-hati dalam membagi konten. Karena ada saja orang yang mencari celah mencari kesalahan.


Press conference designers parade show 4

Press conference hari ketiga menampilkan Elda, Sugeng Waskito (Gee Batik), Mosika Zeid dari Dubai (Desert Cove), Three Little Ahmads (All kids models), dan Dhienda Nasrul. Mode yang diangkat tertutup dan sopan. Tidak saja untuk muslim atau yang berhijab. 




Press Conference Asian Para Games x JMFW Present dream and design for disabilities
Hadir dalam presscon:

Director of Marketing, Promotion and Look & Feel, INAPGOC
Indonesian Asian Para Games Organizing Committee, Mirsya Budiarsi
Thisable Enterprise: Angkie Yudistia, saya tidak melihat ia hadir.
Aksi Cepat Tanggap (ACT): Helmina Sari
Markamarie
Theable Art
Athletes from Para gemes: Laura Aurelia Dinda & Nor Aimah



@modestfashionweeks menggandeng @actforhumanity suport teman difabel  berkarya dalam design. ACT juga mendukung difabel berkarya dalam melukis agar karya mereka  lebih dikenal masyarakat dunia. 

Menarik yang dilakukan @markamarieofficial dan @thinkfashionco, dalam kesempatan #jmfw mengajak masyarakat lebih aware terhadap difabel. Ada ASIAN Para Games bulan Oktober. Mau ikut berpartisipasi dalam acara Para Games? Masih dibuka kesempatan menjadi volounter. 

Hadir Laninka Siamiyono ia gencar kampanye lipstik untuk difabel. Lewat chanel Youtubenya Whell chair Girl ia kerap membagi tutorial make up. Padahal ia mengalami kesulitan untuk memegang kuas untuk memoles wajahnya. 


Bincang Who made your clothes: Behind the Scene Stories of Fashion Producton. 

Talk show terakhir dengan Ali Charisma dan Khanaan Shamlan. Moderator Wawa Raji founder Blogger Crony. 

Peran  fashion designer, merencanakan, merancang dan marketing. Berkreasi sesuai permintaan pasar. Biasanya untuk brand kecil semua dilakukan sendiri, ujar Ali ketika ditanya tentang peran fashion designer. Sedang Khanaan, fashion designer adalah seorang yang membuat konsep sebuah rancangan. Untuk mewujudkan sebuah rancangan banyak tangan. Untuk workshop Khanaan ada di Jakarta dan Pekalongan. 

Pakaiaan yang dikenakan Khanaan adalah batik kontemporer. Tekniknya tetap batik inspirasi motif dari Jaifur. Pakaian Khanaan sudah masuk Metro. Paling sulit dalam proses pembuatan pakaian  adalah konsistensi produk dan pewarnaan, karena menggunakan teknik batik. 


Ali membagi tips bagaimana cara agar merancang   baju update terus. Padahal perancang sudah senior Ikuti selera konsumen dengan cara mendengarkan lagu yang sedang trend, amati musim. dan event. 

Untuk menghindari penjiplakan karya,  Khanaan. legowo saja. Konsumen akan tahu produknya. Agar menjadi leader, terus menerus  ia selalu mencari inspirasi baru. 

Wawa menyimpulkan  edukasi buyer dan jalin hubungan terus. Agar mereka tahu perbedaan produk mana yang asli. 




Fashion Show: Parade 4 show designers & dream and design for disabillties exclusive show. Elda, Gee Batik, Desert Cove, Three Little Ahmads (All kids models), Dhienda Nasrul, Exclusive: Asian Para Games X JMFW present Dream and Design for Disabilities (Indonesia- Turkey-Germany)