1/28/2019

Tetap Bersyukur

Saya mulai belajar 'bisnis' HNI, akhir Desember 2018. Awalnya saya masih agen, akhir bulan ini saya memberanikan diri menjadi stockis. Pede banget padahal penjualan pribadi saya belum membahana. Semoga Allah meluaskan rejeki saya lewat bisnis ini. Pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah juga masih bekerja sebagai tukang foto anak-anak di sekolah. Aamiin.

Dengan tabungan yang pas, Bismillah. Apa daya dengan tabungan pas tersebut, ada sebagian transfer saya nyangkut tidak sampai ke manajer.

Bingunglah saya. Pelajaran untuk saya menyisakan uang tunai. Tahan diri dan sabar sampai tabungan pas ada sisa. Bukan pas tidak ada saldo tunai lagi di rekening.

Untungnya saya punya sedikit tabungan emas di pegadaian Syariah. Dulu saya tanpa pikir panjang menabung di pegadaian syariah terdekat. Ternyata tabungan tersebut hanya bisa diambil di Kemang Selatan. Wih lumayan jauh dari rumah.

Saya percaya peristiwa hari ini tak luput dari ketidaktelitian saya di masa lalu. Juga sudah menjadi qadarullah transferan saya nyangkut.

Biasanya nih di zaman baheula saya akan menangis bombay lebay. Kenapa terjadi dengan daku, ya Allah. Sekarang rupanya otot hati agak tebal. Jadi tidak otomatis menyentak syaraf air mata.

Pas di jalanan Kemang saya melihat ada sekelompok pekerja sedang memanggul kabel besar. Tuh kan mereka yang bekerjanya dengan tenaga dan cucuran keringat saja tidak menangis.  Jangan membayangkan mereka yang berotot tersebut mengangkat kabel sambil menangis.

Alhamdulillah saya bersyukur atas yang terjadi hari ini. Tambah banyak melihat hikmah. Tambah banyak berdoa. Saya ingat kata ustazah Riri, guru tahsin saya. Doa itu kalau tidak dikabulkan di dunia dikabulkannya di akhirat.

Bertambah pengetahuan pula. Pas di pegadaian syariah Kemang, petugas menjelaskan sebenarnya saya tak perlu ke Kemang. Karena sekarang ada aplikasi Pegadaian yang bisa didownload di App Store dan Google Play.

Setelah diinstall,  saya harus mendaftarkan bank milik saya di aplikasi. Langsung di gerai pegadaian. Kalau mau ambil uang  di tabungan emas, tinggal pencet jual berapa gram dan ditransfer ke bank yang sudah kita daftarkan. Wih mudah. Juga bisa bayar pegadaian. Nah yang ini belum saya ulik.
Sayang pas di pegadaian Syariah Kemang saya belum bisa download karena memori hp saya penuh. Jadi belum bisa mendaftarkan rekening bank.
Emak zaman now kebanyakan aplikasi. Kode sama Allah diberi rejeki memori internal yang besar.

1/07/2019

2 Jurus Anti Baper

Baper atau bawa perasaan mirip-mirip dengan sensi atau memang sama. Saya belum menggali hal ini. Berdasarkan pengalaman saya sebagai perempuan berusia Jelita. Resep jitu untuk menghilangkan baper jadi wafer adalah

1. Ingat Allah. Hati yang selalu ingat Allah tak akan mengambil pusing situasi yang membuat tak nyaman. Banyak hal perkataan yang baik, misalnya Astagfirullah, Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar dan masih banyak lagi.

2. Berdoa. Bisa berdoa untuk diri sendiri, berdoa untuk orang yang bikin baper, atau mendoakan orang-orang. Baik dikenal atau tidak. Berdoa apa saja. Mislnya semoga tambah sholehah, dimudahkan dalam bekerja, belajar, dimurahkan rejekinya. 

Hal-hal yang yang baik atau positif membuat kita lupa perasaan negatif. Saya sudah mencoba, hati terasa lapang dan ringan. Jadi mudah mengerjakan pekerjaan. Lebih mudah fokus. Badan tambah sehat. Selamat mencoba. 


1/04/2019

Bercocok Tanam


Saya dalam perjalanan ke Bandara Soeta naik kereta Bandara. Subhanallah mendekati Bandara, banyak sawah dan kebun.
Saya jadi teringat ketika dulu bekerja di Takaful. Mentor saya bilang pekerjaan agen asuransi sepeti bercocok tanam. Mencangkul, menanam benih, memyemai, menanam, menjaga lalu panen. Eh sudah benar belum ya urutan menanam padinya.
Pas saya bekerja di asuransi lain ilmu itu tetap terpakai. Bismillah saya menyemai, lama banget tiba-tiba pas cuti melahirkan. Closing dengan premi besar. Menurut saya.
Sekarang saya sudah tidak bekerja di asuransi lagi. Tapi sering teringat dengan perkataan supervisor saya.
'Bercocok tanam' tak hanya dalam makna ilmu marketing. Tetapi dalam keseharian.
Hidup seperti bercocok tanam. Amal kita adalah hasil panen kita. Dari ujung rambut sampai kaki akan berbicara.
Ya Allah  bagaimana diri hamba.  Apakah nanti akan minus? Semoga surplus.
Tak seindah pertemuan dengan Allah. Harus optimis bisa memperbaiki diri. Bagaimana semaianmu hari ini. Bagaimana tanamanmu hari ini? Bagaimana proses menanammu hari ini?