12/31/2014

Assalamualaikum Beijing

Terakhir menonton film di bioskop tahun 2013, film 5 cm. Itu karena mendapat hadiah ngetwit dari acara Nova. Baru kemaren 30 Desember 2014 nonton lagi. Saya membeli novel Assalamualaikum, Beijing! karya Asma Nadia  bulan Agustus 2014, Saat ada acara bedah buku di Gramedia Cinere. Waktu itu sudah ada woro-woro novel tersebut sedang dibuat filmnya. 

Ketika menikmati film saya melepas semua yang sudah ada di kepala. Cerita   yang didapat dari novel. Saya tidak mau menikmati sebuah film dengan membandingkannya. Novel dan film dua buah karya yang berbeda cara menikmatinya. Membaca membuat seseorang bebas berimijinasi dengan rupa tokoh, setting, dan lain-lain sedang film mau tidak mau menerima visual yang disuguhkan sutradara. 

Saya membawa anak-anak ke Cinema XXI Detos  Depok. Tentu saja dengan asumsi film berlabel remaja  ini aman untuk dikonsumsi anak ( Tidak ada  adegan begini begitu, bak bik buk alias kekerasan, dan hiiii seram). Syukurlah petugas tiket menyerahkan pilihan kepada saya untuk membawa anak masuk atau tidak ke dalam studio.

Film dibuka dengan orang-orang menyiapkan perhelatan ada dua orang berlawanan jenis Ra (Revalina S Temat) dan Dewa (Ibnu Jamil) sedang terlibat percakapan serius. Dewa jujur mengakui kesalahannya telah selingkuh dengan teman sekantornya Anita (Chintya Ramelan) hingga hamil. 

Asmara memilih membatalkan pernikahan walau Dewa bersikukuh akan meneruskan. Asma atau Ra memintanya bertanggung jawab. Tiga bulan berselang, Asma dikirim ke Beijing oleh kantornya untuk menempati biro yang baru. Ia menulis kolom yang diberi nama Assalamualaikum Beijing.

Di kota ini Asmara tidak sendirian ada Sekar (Laudy Chyntia Bella) sahabatnya dan suaminya Ridwan (Deddy Mahendra Desta). Plus  Zhong Wen (Morgan Oey) yang ia kenal di sebuah bus. Lelaki yang menyebutnya Ashima. 

Karena tugas sebagai penulis membuat Asmara harus menapaki Beijing dan sekitarnya. Sutradara Guntur Soeharjanto berhasil memanjakan mata penonton. Setting Great Wall dengan latar gunung yang berlapis-lapis dan warna yang bergradasi. Kata Asma Nadia, saat shooting selama setengah jam tembok ini ditutup untuk umum. Ada masjid tertua, Niujie di Xuanwu Distrik (baru kali ini saya melihat masjid menyediakan kursi untuk jamaah yang tidak bisa sholat seperti pada umumnya). Lazua baru pertama kali menonton dibioskop langsung nagih mau lagi. Katanya karena tampilannya bagus dan suaranya yang enak (Soundtrack ada dua  dari Asma Nadia  dan Ridho Rhoma). Alhamdulillah kesan pertamamu bagus  nak tentang sebuah film.  


Selain  Penokohan yang kuat, alur cerita yang sederhana (menurut saya tepat karena sasaran  untuk seluruh lapisan masyarakat), pesan dari novelpun sampai. Kekuatan kata dan amanat yang manis terbungkus rapi dalam novel  Asma Nadia,  terwakili. 

Pondasi dari film ini adalah ketika seorang lelaki mau meminang perempuan yang berteman dengan APS (Antiphospholipid antibody syndrom) gangguan pada sistem pembekuan darah. Menyebabkan gangguan pada kehamilan, bila terkena pada mata akan mengalami kebutaan. Maukah Asmara menerima  Zhung-zhung (begitulah Sekar memanggilnya) dan bagaimana ia bisa move on. 

Saran saya bila menonton film ini sedia tisue. Filmnya sendiri tidak cengeng malah banyak sisi yang membuat orang untuk tegar dan hijrah.


























12/26/2014

Makan di Restoran

Kami melintas di jalan Margonda. Kiri kanan  banyak tempat makan.
"Umm kita makan dimana?"
"Restoran, tetapi kita ke Mahad Rahmaniyah dulu untuk membeli formulir abang Az."
Tidak berapa lama Lazua  mengajak makan, "Yuk kita makan restoran sekarang ."
"Ya ampun  kita tidak bisa makan restoran dek."

Pulang dari ma'had kami mampir di ITC Depok Anak memilih D'Cost. Kami duduk menunggu pelayan datang. Lha kok tidak datang-datang. Tanpa disuruh Lazua dan Az menjelajah. Mereka kembali ke meja makan sambil membawa beberapa kartu. 
"Umm pesan apa?" Tanya mereka serempak.
Saya melihat menu yang menempel di nomor meja. "Umm mau masakan ini." Mereka balik ke dinding pesanan. 
So sweet banget mereka mau dengan senang hati menghampiri saya untuk menanyakan makanan yang lain. Saya kembali menunjuk makanan lain. Rupanya juga habis. Wah hal yang baru makan di resto kudu pesan makanan yang tersedia. Untungnya di dinding ada chart untuk mengetahui ketersediaan menu. Karena saya sudah pewe di meja makan tersebut. Akhirnya menyerahkan pada mereka untuk memilih menu. Mereka didampingi Ab, menyerahkan beberapa kartu pesanan di tempat yang disediakan tanpa membayar terlebih dahulu.
Pesanan agak lama diantar. Abang Az protes. 
Lazua menenangkan, " Sabar, kan banyak kostumer."
Ya ampun anak TK ini pasti keseringan dibawa ke acara yang mengundang blogger. Sehingga kosa katanya lucu untuk anak seusianya.  

12/25/2014

KEPO

Lazua: "Umm aku ingin tahu  artinya kepo."
Saya menjelaskan dengan seksama, "Artinya ingin tahu." Tanpa tanda tanya.
Lazua: "Iya aku ingin tahu banget."
Saya tertawa.
Lazua: " Abang Az juga tertawa ketika aku nanya arti kepo." Wajahnya menyimpan kebingungan.
Ha ha ha sama saja model pertanyaan jaman dahulu what itu artinya apa. Satu jam juga tidak selesai.
Kalau Az ditanya temannya, " I don't know artinya apa?"
"Saya tidak tahu."
"Katanya pinter Bahasa Inggris."

12/16/2014

Shio Garuda

Saya menonton sekilas sinetron Tujuh Manusia Harimau. Ingat waktu SMP suka melalap novelnya. Ingat juga nenek saya bilang dulu beliau naik harimau kalau ke gunung (orang Banjar menyebut bukit: gunung). Terus kakak sepupu saya waktu kecil pernah berfoto di belakangnya ada harimau. Zaman dahulu mana ada photoshop. Jadi percaya saja. Gara-gara penjaga keturunan itu  ketika belajar rukyah mandiri apa yang tersembunyi keluar semua. Walah saya tidak menyangka. Daripada menghalangi semua ibadah lebih baik tidak mempunyai penjaga bukan. 

Toh ada Ab yang bershio harimau (apa hubungannya) penjaga yang kelihatan. Kepercayaan orang Thiongha ini saya ceritakan pada Az dan Lazua. Az tahu shionya sedang Lazua tidak. Ketika saya cari di internet shionya hewan pengerat. Ia tidak mau shionya binatang itu. maunya elang, eh maksudnya binatang Indonesia. Begitu ia meralat. 

"Aku maunya  shio Garuda." Lazua itu bangga sekali dengan Indonesia sampai-sampai shionya pun ingin Garuda. 

Mengenal Kekurangan

Sebelum mengenal kekurangan saya rada sensitif, gampang menangis. Setelah mengenali kekurangan ada yang bisa diperbaiki dan ada yang memang sudah pemberian Allah, saya merasa lebih tough. 

Abi: "Nanti beli Autan (Weh iklan)." Suara Ab bersaing dengan suara air di ceret yang sedang dimasak dan TV. 
Saya: "Apa Bi? Rautan?"
Abi: "Iya rautan untuk kulit supaya nyamuk tidak menggigit." Rupanya Ab sengaja mengganti kata Autan menjadi rautan.

Saya terbengong-bengong kok rautan untuk nyamuk. Ha ha otak, telinga, rupanya sama bolotnya. Saya melihat wajah Abi gemes menyaksikan wajah saya yang terbengong. LOL. Ketika saya menyadari apa yang dimaksud beliau. 

Sampai sekarang saya masih nyengir kuda mengingat kejadian tersebut. Walah ada saudari Pak Bolot. Menyenangkan hidup bila kita menerima yang sudah digariskan Allah. Tentu saja bukan berarti justifikasi tidak mau memperbaiki kekurangan diri. 

12/14/2014

TAGLINE SABAR

Saya sering dicandain teman tentang tagline blog saya. Sabar, Syukur, Ikhlas. Karena taglinemu itu makanya sering dicoba. Iya ingin mengubah menjadi Lancar Jaya, Sukses Makmur, Berhasil Berhasil Berhasil (sampai tiga kali)  atau Tanpa Halangan. Perkataan yang diulang-ulang memang seperti ruhnya sebuah usaha dan perjalanan hidup, ia akan menjelma menjadi kenyataan seperti doa. 

Tetapi kalau itu sifatnya negatif tidak perlu diamini. Tiup saja ke langit minta pada Allah sebuah pertolongan dan kekuatan. Saat ini saya sampai pada titik apapun yang terjadi pada hidup saya baik itu atas kelalaian baik disengaja atau bukan. Ujungnya semua atas kehendak Allah. Kewajiban saya adalah terus berusaha dengan baik. Baik itu jalan memperbaiki seperti siput atau secepat jet. 

Kemaren sepulang dari peluncuran buku komunitas Pedas kehujanan dari jalan Sudirman hingga ke jalan Bangka. Tujuan ke jalan  Bangka kondangan. Untung membawa jas hujan. Hanya rok bagian bawah  yang basah. 

Tiba di parkiran ada anak-anak yang menjaga parkiran. Salah seorangnya meludah tepat depan motor. Untung sudah lulus di bab emosi sub bab meludah. Saya pura-pura tidak melihat. Kejutannya anak yang di belakang saya berkata senyum dan sabar. Saya tidak tahu dialog mereka sebenarnya ditujukan pada siapa karena saya tidak memperhatikan. Kata-kata sabar itu saya beri tanda tebal dalam hati. 

Seperti sebuah perjalanan tulisan blog saya saja. Antara meludah dan sabar. Hup, sebuah blog  mampu memperbaiki diri dan orang sekitar (opo iyo anak-anak itu membaca blog saya, ge er tingkat dewa). Ada rasa syukur di dada. Perbuatan kecil tidak pernah sia-sia. Sekecil jarrah dibalas oleh orang atau tidak pasti ada maknanya bagi kehidupan sipelaku. Satu hal bila melakukan sesuatu kebaikan juga belajar membersihkan hati agar tidak terikut debu riya.

Semoga tagline Sabar, Syukur, Ikhlas membuat  kekuatan dihati yang membacanya. Saat kemarau yang manfaat, kemarau yang membakar, hujan yang melimpah hingga banjir, hujan yang indah, suasana romantis usai hujan, semua ada maknanya dalam kehidupan fana dan abadi.



12/09/2014

KICK LAZUA


Lazua mengomentari rambut saya, "Rambut Umm kayak mobil balap." Waduh mentang-mentang rambut  saya warna-warni. Kiri kanan hitam putih.

                                                                         ***

Saya sedang makan tahu kemudian saya bicara sama Lazua, "Sini, Umm beritahu."
"Gak mau sudah kenyang. Padahal sebenarnya saya ingin memberitahu suatu hal ‪#‎salahmengerti‬

                                                                         ***

Waktu di pom bensin saya mendengar petugas memanggil temannya, "Anang, Anang." Hal itu mengingatkan saya ketika  kecil hingga SMA, Saya dipanggil demikian. Kemudian hal itu saya ceritakan pada Lazua.

"Umm sering dipanggil Anang. Kalau rambut Umm panjang ditertawakan  teman-teman. Memang, Ummi seperti cowok, Lazua?"

Ia menjawab sambil menggeleng kepala, "Nggak."
Saya melambung sebentar sebab jawaban berikutnya adalah," Umm seperti bapak-bapak."

12/08/2014

Aku Bisa

"Umm, pinjam potong kuku!"
"Ambil Dek, di tempatnya!" Saya kira ia akan minta tolong. Ternyata tidak. Ia memotong kukunya sendiri.
"Lihat,  Aku bisa memotong kuku sendiri!" Melihat Ia melakukannya sendiri, hati saya yang berdebar. Saya pura-pura sibuk agar tidak terlihat cemas.
"Kalau mengalami kesulitan, Umm mau menolong." Nada suara saya buat setenang mungkin. Hingga selesai Ia tidak minta tolong. Kemampuannya ditunjukkan pada orang serumah. Tidak terlihat sombong pada wajahnya. Kami mengapresiasi kemampuannya juga sewajarnya. 
Terima kasih guru pembimbingnya di sekolah yang mengajarkan ketrampilan hidup seperti mengangkat piring makan keramik, gelas kaca, dan lain-lain. Ia belajar berani, percaya diri, hati-hati, dan sekaligus mengukur diri. 
Saya menanyakan siapa yang mengajarinya? Ia menjawab tidak ada. Ia hanya ingin mencoba, ternyata bisa. Di sekolah tentu kakak pengajar tidak pernah menyuruh memotong kuku sendiri. 

12/01/2014

Rambut Hitam

Lazua: " Umm, Umm coba rambut Umm hitam lagi."
Saya: " Memang kenapa Dek?"
Lazua: " Kalau hitam lagi, Aku kan bisa punya adik. Aku tidak dipanggil Adek lagi. Nanti Aku dipanggil Abang."
Saya: "Kalau itu tidak perlu punya adik. Umm mau panggil Lazua, Abang kok."
Ha ha  memang kalau rambut Umm jadi hitam lagi, umur bisa jadi muda. Terus hamil tidak beresiko begitu?