12/31/2018

Be Beb

Umm melakukan rayuan maut untuk anak remaja laki-lakinya. Ia jarang di rumah karena mondok.
"Beb. Beb. Jemur baju yoo. Biar cepat kering bajunya Ab. Dikit kok."
"Ih, Umm seperti anak muda saja panggil Beb beb.
"Kalau begitu, Umm bilang Ya Yang saja yoo. "
"Gak mau ah."
"Kalau begitu, Umm panggil Eyang saja yoo."

SOMBONG

Umm: " Yuk Ab dan anak-anak kita jalan-jalan."
Ab: " Memang ada dananya Um?"
Umm: "Ada dong. Umm baru dapat transferan."
Anak-anak: " Kita liburan di rumah saja."

Keesokann harinya. Pagi-pagi, Umm minta uang sama Ab untuk beli sayur dan ikan. Dengan tenang Ab menjawab: " Kemaren, kan pagi Ab sudah transfer."
"What. Berarti kemaren sombong sama orang yang kasih uang. Widih malu. Untung anak-anak memilih liburan di rumah. Kalau tidak pagi ini ngunyah krupuk.
Si Ab mesem-mesem lihat kelakuan Umm.
Kata Umm. Kalau kamu jatuh cinta terus kamu bisa apa adanya sama orang itu. Berarti itu cinta sejati. Wk wk Umm emang sering konyol tapi tidak malu ketahuan konyol sama Ab. Seperti kemaren sombong yang mengelikan.

12/24/2018

Antara Inisiatif dan Kebiasaan

Si Tengahku lagi pulang kampung. Anak laki baru berumur 15 tahun desember 2018 ini. Sudah kelas 1 SMA.

Karena tidak punya asisten di rumah. Abang Tengah ikut bantu Um.

Termasuk memberi kucing tetangga tulang ikan/ayam sehabis makan. Pas selesai makan. Tiba-tiba ia bilang aku akan kasih tulang ini ke depan rumah.

Biasanya diletakkan saja dekat pot. Nanti kucing tetangga datang sendiri. Ia sering protes sama Umm kalau sudah alay di depannya.

Biasanya disuruh. Kali ini ia berinisiatif. Yee pesan pendidikannya sampai. Kalau boleh lompat, Umm lompat-lompat kayak anak kecil.

Terus  cibi-cibi. Umm paling suka ganggu si tengah dengan gaya Alay.

12/20/2018

Antre

Saya tugas memfoto anak kelas 4. Kebetulan kakak pendamping sedang mengukur berat badan dan tinggi badan di ruang UKS.

Sekitar sepuluh anak diminta Kakak pendamping/wali kelas untuk mengikuti saya ke lapangan bola.

Mereka dengan tertib mengambil sandal. Berbaris di halaman samping sekolah. Saya lewat bawah. Karena sepatu saya di lantai bawah. Saya tunggu mereka di lapangan bola. Mereka belum datang.

Oh ternyata sudah berbaris menunggu temannya. Untuk menghemat waktu mereka saya kode dari kejauhan untuk mendekat.
Sambil saya awasi.

Tiba  di lapangan mereka berbaris dengan rapi, antre. Super sekali. Tanpa guru mereka bisa memanajemen diri agar tertib.

Saya meleleh. Nilai kebaikan tersampaikan. Nilai pendidikan dan kebiasaan kelas, dari mereka TK bahkan mungkin ada yang dari Kelompok Bermain.

Proses pasfoto berjalan cepat. Masya Allah. Saya bahagia nak, melihat kalian dan guru-guru kalian. Terima kasih pelajaran berharga yang kalian berikan hari ini.