8/31/2014

Naik komuter ke Festival Kuliner Serpong

23 Agustus 2014 saya ingin menghadiri acara Festival Kuliner Serpong. Saya naik busway dari Kuningan Barat sambil terus melirik jam di handphone. Pukul 11.30 WIB ada pemberangkatan bus. Setengah berlari menelusuri jembatan penghubung yang panjang dari halte Semanggi ke halte Bendungan Hilir. 

Ngos. Ngos  begitu kira-kira nafas berbunyi. Lumayanlah membakar lemak. Sebelumnya kulineran masakan Kalimantan Selatan Ketupat Kandangan dan Lontong Segitiga. Full santan. Berita buruk tidak selalu mengkhabarkan negatif. Jalan jauh = sehat. Tetapi kaki bilang pegal, pegal. timpuk negatif.

Selanjutnya naik moda berlambang elang ke arah blok M. Kurang 4 menit kaki  menginjak halte Gelora Bung Karno. Tangan bermain di tuts Hp menulis pesan di inbox teman agar ia mau menunggu. Belum ada balasan. (Ketika bertemu ia cerita sementara uninstall FB, PR untuk FB mengecilkan size nih). Kalau bisa terbang. terbang deh agar segera sampai.  Kurang 1 menit dari 11.30 WIB  mata menyapa shelter. Persis samping Fx Sudirman. Sepintas ada bus tulisan Summarecon. Alhamdulillah.

Huf. Oh penonton kecewa. Ternyata itu bus shuttle ke Bekasi. Bukan 'Anang' (panggilan untuk anak laki-laki bahasa Banjar, Kalimantan Selatan,  waktu SMA) kalau menyerah. Seseorang menyarankan saya melihat jadwal bus di halte. Tertulis kalau tidak salah jam keberangkatan selanjutnya 16.30 WIB (Menyesal tidak memfoto jadwal di halte. Kan bisa dimanfaatkan untuk orang lain. Di-share di linimasa).

Keburu dimulai acara:


Akhirnya kembali ke rencana awal naik komuter. Belum pernah naik dari stasiun Sudirman. Terbayang harus menyeberang kembali (jalan Sudirman dekat stasiun Sudirman sangat lebar) kalau naik bus turun harus naik jembatan penyeberangan yang panjang. Jika tidak terburu-buru tidak masalah naik bus. Memilih taksi sebagai pengantar adalah pilihan tepat karena dari dukuh atas itu ada jalan memutar kebawah jembatan dan berhenti persis depan stasiun. Baru tahu ada jalan di bawah jembatan layang. Serasa jadi penemu sekaliber Thomas Alva Edison. 

Sambil facebook-an dengan Mak Waya. Karena janjian berangkat sama-sama. Lama menunggu. Kalau sendiri memang begitu. Coba ada teman tidak terasa Setiap ada kereta yang datang saya celingukan. Mak Waya tidak membalas massage eh message. Kalau naik kereta, saya bisa naik kereta yang sama. Ia tidak usah turun. Kan lama lagi menunggu kereta. Mata  bolak-balik melihat aplikasi komuter. Aplikasi itu sepertinya live. Bisa langsung melihat posisi commuter line (saya tidak bertanggung jawab dengan kebenarannya).

Sekitar pukul 13.00 Waya menelpon, "Mak, kita turun mana?"

"Turun Tanah Abang." Persepsi, saya kami akan naik kereta turun di Tanah Abang baru nyambung ke Serpong. 

Tidak berapa lama ada kereta datang dari Lenteng Agung. Saya amati satu persatu penumpang yang turun. Tidak tahunya Mak Waya diantar suami ke Stasiun Sudirman bukan naik komuter. Kami kemudian menunggu komuter selanjutnya. Agak banyak moda ini menuju Tanah Abang di stasiun Sudirman. Bisa dari Bekasi atau Depok/Bogor. Sambil menunggu saya mengeluarkan BB dari dalam tas sambil di charge. Ternyata panas minta ampun.

"Beri parasetamol saja," saran Mak Waya. Oh ya handphone Mak Waya tidak diinstall FB karena dinilai berat. Oo ternyata dari tadi saya message tidak dibalas  gara-gara itu. Saya mencoba resepnya. Juga menghapus banyak aplikasi di BB benar tidak ngambekan dan panas dalam lagi. Ingat kata koko di Roxy. HP itu seperti orang kalau banyak masalah lambat loadingnya. Kata saya tergantung orangnya kalau ia sabar pasti tetap adem.

Banyolan obat penurun panas Waya membuat saya geli. Dasar mak-mak kalau mendengar kata panas langsung ingin obat penurun panas saja. Nah kebersamaan  seperti ini tidak akan dapat kalau berangkat sendirian. Kemudian saya curcol tentang mengejar shuttle bus Summarecon Serpong. Walau sudah berusaha tetap tidak dapat. Next harus prepare setengah jam ke tempat angkutan yang ada jam tertentu keberangkatannya.  Daripada seperti yang saya alami. Kalau ke bandara  saya harus menyiapkan waktu 4 jam sebelumnya. Lebih baik menunggu daripada telat  beberapa menit. Gigit jarinya poool.

Sambil bercanda sama Waya, "Ada baiknya tagline diblog ganti jadi Senang, Senang, Senang. Jangan Sabar Syukur Ikhlas lagi. Sepertinya diuji terus." 

Jawab Mak Waya mestinya lancar, berhasil, trus satunya lagi lupa.  Kami tertawa berdua menertawakan nasib saya hari itu. Tetapi memang saya harus menunggu Waya. Kalau tidak pasti sendiri digigit sepi di kereta. Untuk tagline, SSI, rasanya tidak ingin saya ubah. Kehidupan tidak menjanjikan kesenangan saja. Lalu antibodi dalam menghadapi semua itu apa? Ya... Sabar Syukur Ikhlas. 

link peta 

Kereta Rel Listrik (KRL) datang, kami naik menuju Tanah Abang. Sebenarnya ada yang langsung ke Serpong tetapi jam 16.00 an. Jeee keburu bubar. Sesampai di sana Mak Waya 'panik' karena komuter menunju Serpong hampir sampai sementara belum membeli tiket kereta Tanah Abang-Serpong. Hah berarti salah persepsi ketika ia menelpon tadi. Karena mempunyai tiket elektronik jadi lupa kalau membeli tiket harus menyebutkan tujuan.  Saya kira jauh dekat sama saja. Untuk kasus ini mungkin karena pindah jalur jadi harus membeli tiket kembali atau dari awal menyebutkan tujuan.

Menghitung waktu. Saya memilih mengajak Mak Waya naik ketika komuter tiba. Lebih baik denda daripada menunggu kereta berikutnya. Salah perhitungan, ternyata kendaraan besi yang kami tumpangi berangkatnya 14.02. Jadi tidak langsung berangkat. Mau turun lagi sudah tidak ada waktu.

Sepanjang jalan deg degan juga kalau dendanya besar. Paling parah diomeli sama petugas. Mak cantik ini trauma pernah membeli tiket untuk tujuan suatu stasiun. Ternyata terlewat. So... harus membayar lebih untuk balik lagi. 

Di kendaraan beroda baja karbon ini saya mengobrol dengan orang yang sebelah. Cerita punya cerita kami harus turun di Stasiun Rawa Buntu kalau mau ke Summarecon Mal Serpong bukan Stasiun Serpong. Sesudah itu kalau mau cepat naik ojek sekitar Rp 30.000. Kalau angkot  naik 2 kali. Naik bus jurusan Kali Deres terus turun di Gading. Naik angkot biru satu-satunya menuju SMS. 

Tidak sampai 30 menit kami sampai di Stasiun Rawa Buntu. Janji untuk mengurus tiket mak Waya saya tepati. Cuma berubah pikiran dari langsung lapor ke petugas. Mendadak ingin membeli tiket elektronik baru. Sama-sama bayar Rp 50.000 (misalnya disuruh bayar) lebih baik alternatif kedua yang dijalankan.

Ketika di depan loket ada antrian. Penumpang mengembalikan kartu jaminan. Mereka mendapat kembalian sebesar Rp 5000.  Sebelum terjadi transaksi petugas menghampiri. Bla-bla saya menjelaskan masalahnya.

"Oooh kalau itu  tidak perlu membeli tiket elektronik," begitu penjelasannya.

Ia menolong 'mengeluarkan' mak Waya. Tidak perlu membayar sejumlah uang dan menjelaskan berbagai alasan, Kami blogger. Acara ini menyangkut  masa depan. Jadi tidak boleh terlambat (h h h).

Lepas dari satu masalah kembali bingung. Harus naik apa? Ojek, angkot, atau ...? Mata menyapu halaman parkir. Tidak terlihat ojek. tepatnya ada tetapi tidak ada pengendaranya.  Kami naik ke atas jalan layang. Di sana ada banyak angkot dan taksi. 

"Nah benar naik itu saja, " seru  mak Waya. Ia punya voucher Blue bird, menang kuis disuatu acara. Argometer menunjukkan sekitar Rp 60.000,  tiba di Summarecon Mal Serpong.  Alhamdulillah.  Kesabaran membuahkan syukur. Ikhlas bermuara pada ketenangan. Itulah hidup

 Sabar berbalas kemudahan. Pulang acara malam dapat tebengan dari Mak Dwiyani Artha. Terima kasih Mak. 

8/22/2014

Cara Membuat Icon Shortcut di Dekstop

Desktop yang penuh dengan icon  membuat lambat komputer. Nah saya lebih senang menghapus  yang tidak penting. Kadang secara tidak sengaja terpasang ketika menginstall program. Tetapi bagaimana bila kita sering membuka satu file misalnya file musik, apakah bisa diletakkan di desktop?


Caranya mudah:

1. klik kanan file


2. sorot send to


3. Pilih desktop (create short cut)


Hasil



Berbeda hasilnya dengan
  
1. klik kanan file 


2. klik shortcut

Hasil









Untuk membuat icon computer/ mycomputer

1. klik start/icon window pojok kiri bawah
2. klik kanan computer
2. pilih show on desktop

8/21/2014

Stimulasi Anak dengan StimuLearn

Lihat video berikut tentang seekor induk elang.  Memang ia ditakdirkan menjadi pemberani membuat sarang di puncak bebatuan gunung. Naluri untuk melindungi sang bayi agar tidak mudah dijangkau oleh pemangsa. Sekaligus sangat percaya pada Allah menjaga sang bayi walau belum mempunyai sayap kuat. Tidak takut terjatuh. Terbayang pluk setinggi itu Tentu ada pertentangan yang hebat ketika ia harus mendorong anaknya agar bisa terbang.





Kita tentu saja bukan ibu  elang yang harus membangun sarang di tebing agar buah hati terlindungi, menjadi kuat dan mampu terbang. Kita orang tua yang hidup dizaman bertabur kemudahan untuk menstimulan anak. Dancow Parenting Center salah satu 'lembaga' yang konsen terhadap tumbuh kembang anak. 'Produk' terbarunya adalah aplikasi StimuLearn. 



Program yang dirancang untuk membantu orang tua menstimulasi anak baik secara online dalam bentuk aplikasi maupun offline dengan kegiatan nyata. Secara sengaja/tidak sengaja mengintegrasikan lima kemampuan/ketrampilan kognitif utama, yaitu memori, atensi (daya fokus,perhatian), ketrampilan psikomotor, pemecahan masalah dan bahasa. 

Lewat Kumpulan Emak Blogger, saya mengetahui program ini. Aplikasi tersedia secara gratis di AppsStore. Berikut langkah-langkah install aplikasi:

Data dari Dancow
Bila sudah berbahasa Indonesia langkah 1 hingga 4 tidak perlu dilakukan. Langkah selanjutnya mengisi data. 

Games yang tersedia ada lima, dan di install satu persatu. Permainan tersebut adalah

1. Island Market/ Magic Market, sebuah game sederhana untuk berhitung dan menamai. Anak saya, Lazuardi kelas TK besar mencoba game ini. Walau  belum bisa pengurangan ia fun saja. tetap main. Tidak berapa lama lagi mudah-mudahan terdorong untuk mengetahui cara pengurangan plus terstimulan belajar menulis. Pada game ketika berhasil menyelesaikan satu level ada tips kegiatan 'nyata' - menulis daftar belanja.

Karena aplikasi ini  gambar uang bukan rupiah. sarana mengenalkan mata uang yang lain pada anak. Dalam dunia nyata ketika  'jajan' ia mengenal uang rupiah. 
Untuk adik yang masih belajar mengenal kosa kata juga bagus ketika menyentuh nama buah/makanan ada narasi yang mengiringi. Selain itu pembelajaran bahasa, daya ingat, atensi dan kemampuan memecahkan masalah. 




2. Forgotten Castle/ Kastil yang hilang
Permainan mix and match ini melatih anak untuk fokus dan merangsang daya ingatnya. Kelak  terlatih mengingat pelajaran dan mengkaitkan setiap pelajaran sehingga menjadi pengetahuan yang utuh. 
Di sekolah, kadang kakak pengajar selain menggunakan buku penghubung untuk berkomunikasi dengan saya juga menyampaikan pesan lewat Lazua. 

Di Parenting Class ada  ide untuk mengajak si kecil menyiapkan bekal saat akan piknik lalu minta ia mengingat dengan baik. Selanjutnya ketika pulang 'test' ia menyebutkan barang yang dibawa seraya mengeluarkan barang yang disebutkan.

3. Pearl Beach
Bermain dalam labirin ajaib menangkap mutiara. Sealiran dengan Pac-Man (game pakkuman yang rilis pertama kali tahun 1980 di Jepang ).Bungsu saya seru sekali main ini. Ia membalik-balikan Ipod. Berbeda sekali dengan Ummnya memainkan dengan pencet kursor kiri kanan. Kemampuan yang berkembang adalah psikomotorik.

4. Mr Skylab
Berupa puzzle sederhana, sebuah tonik untuk memperkuat pengenalan anak akan bentuk, gambar plus cara memecahkan masalah. Hmm terbayang sinaps yang terbentuk di otaknya ketika berhasil menyelesaikan 'tugas'.

5. Story House/ Rumah Cerita
Ada 3 cerita dalam stimulan ini, Kelinci dan Kura-kura, Singa dan Tikus, Angin dan Matahari. Sayangnya ketika men-klik tidak ada kelanjutannya, langsung hilang alias tidak bisa dimainkan. Saya tidak tahu apakah piranti yang tidak mendukung sehingga tidak bisa 'jalan'. Dari aplikasi motherhood yang saya install, stimulearn ini bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan bahasa dan atensi. Bila berhasil menjalankan game ini pendamping bisa merekam suara atau membaca langsung.

Setelah memainkan beberapa game dan memperoleh skor, stimulearn ini berhasil dilakukan, mata Lazua berbinar akhirnya bisa mencoba. 

Dengan tajuk Learning Better Together diharapkan para orang tua khususnya ibu adalah partner belajar yang menyenangkan selain medianya itu sendiri. Stimulearn  Island dikembangkan para ahli Nestle dan didukung oleh Ages and Stages Questionnaire_spesialis perkembangan anak.

Bila ingin mendapat badge harus main melalui akun yang sudah dibuat. Untuk beralih permainan harus mengisi surel dan password, agak ribet memang.  Begitu pula apabila aplikasi tertutup. Itu awal 'play' game, lama kelamaan walau tertutup tidak perlu lagi mengisi surel. 

Secara keseluruhan stimulearn memenuhi syarat game yang baik untuk anak, ada interaksi antara anak dan orang tua, permainan tidak mengandung unsur kekerasan, tidak menyinggung sara, sangat mendukung tumbuh kembang anak, menstimulan kognitif anak, dan yang penting berkesinambungan dengan kegiatan 'nyata'. Anak tidak semata di depan piranti.

Joke, sepertinya induk elang sekarang mau mencoba StimuLearn  supaya tidak ketar ketir mendorong anak agar bisa terbang.



Postingan blog ini diikutsertakan dalam lomba blog StimuLearn Aplikasi kerja sama Kumpulan Emak Blogger dan DANCOW Parenting Center






keb

8/15/2014

Aku Titip Gelap

Aku titip gelap pada awan. Agar ia menjadi berkah bagi tanah-tanah tandus.

Alam yang bersyukur pada gelap tidak menghujat gelap.

Aku titip gelap pada malam. Agar anak-anak tumbuh menjadi besar.

Aku titip gelap pada hidup Agar kelak bila besar mengerti kesulitan orang.

Aku titip gelap pada ruang tanah sepetak. Agar berhenti semua terang padahal gelap.


8/13/2014

Batu

"Kok ada batu di tempat tidur?" Qw menimang batu kecil sambil berjalan ke dapur mendatangi saya
"Azra,  bawa dari sekolah."
"Untuk menahan pup ya?"
Azra membantah, " Untuk koleksi. Aku kan elemennya batu." Walah thoo le zamanmu koleksi berdasarkan elemen. Opho kuwi (apa itu).
Orang serumah geeer mendengar pertanyaan Qw dan jawaban Azra . Sudah lama tidak mendengar manfaat lain batu tersebut.
Dulu waktu kecil di tempat kelahiran, Binuang, Kalimantan Selatan, saya sering ke kebun dengan berjalan kaki. Bila kebelet saya menggunakan batu kecil diselipkan pada karet pakaian dalam dengan cara digulung bagian puser. Ajaib tersugesti bisa menahan pup sampai rumah.
"Qw darimana tahu hal itu?"
"Dari teman. Katanya dipegang atau dikantongi."
Wah rupanya walau beda tempat mitos itu sama. Bagaimana di negara Barat mereka juga mempunyai mitos seperti itu nggak ya?"

Three is a magic number

8/11/2014

Senang Main Game

Saya mengajak Lazua untuk sholat Zuhur berjamaah. 
"Ayoo deek, setelah sholat  kita mendoakan teman-teman adik yang ada di Palestina."
"Memang aku punya teman di sana?"
"Iya kan sesama anak Muslim. Di Palestina juga ada anak Nasrani."
"Mengapa tentara Israel suka membunuh anak-anak?" tanya Lazua polos. Pertanyaan itu dijawabnya sendiri. "Barangkali, tentara Israel suka main game bunuh-bunuhan ya Umm?" Raut wajah khas anak-anak meminta persetujuan  saya.
"Ha ha Lazua, Lazua bisa saja."  Pasti opini seperti itu gegara Ia sering dilarang untuk tidak main game  bunuh-bunuhan. Ngeri, membayangkan game mucrat darah yang berseleweran diinternet dan jejaknya yang menempel diotak anak-anak.

Lama berselang sambil mewarnai mainannya yang terbuat dari kardus. Ia bertanya lagi.

"Mengapa tentara Israel tidak takut dengan polisi? Kalau mereka tidak mau mendengar jewer saja telinganya atau lempar ke empang."    

"He he Lazua memang di Israel ada empang."

Lazua mengira polisi di Israel sama dengan di Indonesia. Polisi yang tugasnya menangkap orang jahat. Dulu  ia pernah memukul abangnya, saya mengatakan Indonesia negara hukum barang siapa yang melakukan tindakan kekerasan termasuk memukul abangnya bisa ditangkap polisi. Rupanya ia ingat itu. Ia belum tahu negara Israel berbeda dengan Indonesia. 


Infografis Ayomudik oleh Kementerian Pekerjaan Umum



Data diperoleh dari Ayomudik

8/10/2014

Rel


Tidak Bisa

Beberapa hari ini anak-anak sering menyebut kata tidak bisa. Contoh Azra memilih menyerah untuk memasang sarung guling.

Ibunya langsung naik pitam. Kepalanya langsung bertanduk. 

"Coba kalau orang menyerah tidak mau membuat pesawat terbang, tidak mau membuat internet atau penemuan lainnya. Apakah kita bisa menikmati semua itu. Jangan menyerah saat tidak bisa. Azra akan bisa bila sudah sering melakukan."

Teringat kata-kata terapis di sekolah Lazua. Ketika seorang anak diberi kesempatan melakukan dan ia berhasil. Nilai 'saya bisa' itu sangat besar artinya bagi perkembangan dirinya. Percaya diri dan cabang-cabang  sinaps bertumbuh. 

Akhirnya Azra mau memasang sarung guling tersebut. Ia bisa. Akh rupanya hanya malas, bukan tidak bisa.  Jadi tidak bisa artinya malas, capek, atau memang benar-benar tidak bisa. 



Prasarana Mudik 2014


Mudik setelah orang balik lagi ke Jakarta. Itu pilihan yang tepat karena moda transportasi kosong. Namun nilai silaturahim jadi berkurang. Karena orang-orang sudah tidak ada di kampung. Lalu maknanya masih adakah?

Oleh karena itu pemerintah Indonesia dalam hal ini kementerian Pekerjaan Umum menyiapkan kue kewajiban jauh dari saat lebaran tiba. Walau ditengah tuduhan kementerian sengaja menjadikan proyek ini proyek abadi atau untuk THR Tampaknya seperti itu, misalnya untuk jalur Pantura. Jalur itu beritanya sepanjang tahun diperbaiki terus menerus. Padahal panjang Pantura itu sangat panjang yaitu 1.316 km. Hampir tidak pernah dilakukan perbaikan pada satu titik.



Menjalani jalan Pantura saat mudik hanya satu kali (tahun 1999). Saat anak pertama saya baru berumur 3 bulan kami tidak berani naik pesawat. Pilihan kami adalah moda laut. Terdekat dari Jakarta adalah Semarang untuk menyebrang ke Kalimantan Selatan.  Kondisi Pantura saat itu tidak sepadat sekarang.

Tahun ini saya dan keluarga  tidak pulang. Karena butuh biaya yang tidak sedikit untuk pulang bersama-sama. Moda udara biasanya pilihan kami. Saya sendiri sudah beberapa kali pulang kampung sebelum Ramadhan disebabkan ada keluarga yang menikah.

Nah rupanya tahun ini walau saya tidak mempunyai keluarga inti (di luar Jakarta) saya berkesempatan pulang kampung ke tempat teman saya, yaitu kota Cirebon. Saya menghadiri pernikahannya. Moda yang dipilih adalah kereta api. Kata teman saya naik kereta api tidak sampai 3 jam.

Sudah lama tidak naik kereta api dengan tujuan luar kota (terakhir 2002) membuat saya harus mencari tahu tips naik kereta api. Untung saja beberapa pekan lalu saya menghadiri acara Ngobrol, Ngopi bareng Rol, Kementerian PU dan Blogger. Pada acara tersebut diluncurkan microsite Ayomudik dan jingle Mudik-PUlang kampung.


Tips kereta api yang saya  dapat dari microsite adalah 


Tanggal 5 Agustus saya berangkat pagi dari rumah. Perjalanan lancar karena anak-anak sekolah belum masuk. Lebih baik menunggu daripada terlambat. Surprise-nya ada jingle mudik pada iklan video di ruang tunggu stasiun Gambir.


Kereta terlambat sekitar 45 menit. Selanjutnya  perjalanan lancar, setiap persimpangan saya amati apakah arus balik masih terlihat? Tidak terlihat antrian panjang. Rupanya Malam Minggu kemaren memang puncak arus balik. Orang-orang kebanyakan sudah harus pergi ke kantor hari Senin (4 Agustus 2014). Sempat beberapa menit tersendat karena ada perbaikan rel tampaknya. Saya sempat memfoto kondisi rel dari stasiun Gambir hingga Stasiun Cirebon termasuk foto jembatan dan rel ganda yang baru selesai (kalau tidak salah). Rel Ganda ini meminimalisir  keterlambatan kereta. Zaman dulu kereta terlambat sudah biasa. Kalau sekarang pasti ada sesuatu yang luar biasa terjadi.




Dari pertemuan Ngobrol dan dari infografis microsite Ayomudik wawasan saya bertambah ada jalan Nasional yang dikelola oleh Kementerian PU dan ada jalan propinsi serta jalan kabupaten. Penasaran saya ingin mengetahui  situasi  jalan Nasional yang melintas di Cirebon. Masih terlihat lalu lintas yang padat walau tidak macet.


Khas pemudik barang diletakkan di belakang

Mencoba menjadi pemudik yang menunggu bus Antar Kota

Kondisi jalan Nasional di Cirebon

Masih ada beberapa pemudik





Microsite Ayomudik.com juga menyediakan Peta Mudik berisikan sarana jalan yang disediakan oleh Kementerian PU.  Seperti screenshoot saya berikut ini. Untuk pengendara mobil dengan satu web yaitu Ayomudik.com dapat banyak hal yang didapat rute, daerah rawan macet, rawan longsor, rawan banjir, kesiapan jalan, rest area dan daerah alat berat. Untuk handphone saya akses ke web ini juga tidak berat. Dengan cepat terbuka.

 

Saya juga mencoba untuk rute Banjarmasin-Banjarbaru sayang belum ada informasi rawan macet dan lain-lain seperti daerah Pantura. 




Penasaran saya juga mencek daerah Sumatera untuk ini saya mengambil sample rute Lampung Palembang. Informasi seperti Pantura juga ada.


Ada hal yang menarik pada microsite ini yaitu kolom Berita Terkini, sayang updatenya terhenti hingga tanggal 24 Juli 2014. Termasuk berita tentang dibuka kembali jembatan Comal. Saya sempat mengobrol dengan ibu teman anak saya. Beliau tidak jadi pulang ke Solo karena harga tiket Bus menjadi  Rp500.000. Harga tersebut dipatok karena bus harus memutar ke Bandung. Bisa seperti itu? 


Kondisi jalan Pantura/Jalan Nasional hanya diperuntukan untuk kendaraan bermuatan 10 ton apabila melebihi dari itu maka jalanan akan cepat rusak. 




Penilaian kinerja suatu instansi cenderung seperti nila setitik rusak susu sebelanga.  Padahal banyak  pencapaian yang diperoleh Kementerian PU untuk negara ini.





Balik lagi cerita tentang Cirebon. Saya pulang ke Jakarta kembali menggunakan jasa kereta api. Rupanya orang berpikir yang sama. Banyak balita dan anak dalam gerbong yang saya tumpangi. Begitu turun di Jatinegara  dari kereta api yang lain juga banyak turun penumpang dengan membawa buah hati. Betul sekali apabila membawa mereka daripada berdesak-desakan lebih baik mundur atau maju beberapa hari dari perkiraan arus puncak. 



Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog Ngobrol dengan tema Mudik 2014.