5/31/2014

TIDAK MAU KE INGGRIS

Membaca blog adik guru, Fita Chakra. Ia menulis tentang keinginannya ke Inggris karena banyak hal antara lain ingin ke Inggris  untuk belajar menulis sehingga bisa berbagi dengan murid-murid di kelas menulisnya. Sungguh mulia.

Kedua ketika saya berkunjung ke group Facebook Kumpulan Emak Bloger ada Mak Iroel titip  link postingannya. Serius... saya kira memang tentang BBC,  ternyata lomba Mr Potato_Smax Ngemil Eksis Pergi ke Inggris. Penasaran akhirnya saya mengetik www.misterpotato.co.id.


Sumber: http://misterpotato.co.id/


Eh di sidebar ada twitter (apa ya istilahnya) Mr Harris. Twiiink menuju blog. Tulisan tentang keinginan pergi ke Inggrisnya lengkap tenan.  Hmm beliau sering  menang. 

Dalam dada bertalu-talu ingin menulis. Biasanya kalau ingin ikut lomba tidak mau melihat blog orang lain takut terpengaruh atau kalau pun menulis yang sama secara moral tidak mencontoh memang murni karena dari dalam kepala. Lha ini justru membaca blog orang lain jadi ingin menulis. 

Dalam hati memang tidak ingin ke Inggris. Indonesia mempunyai banyak tempat dan kultur yang istimewa. Namun saya tidak mau menjadi katak dalam tempurung maka saya putuskan ngidam Inggris. Pertama yang saya lakukan adalah menelusuri ingatan. Gambar yang muncul di kepala adalah sebuah sebuah artikel di sebuah majalah. Lupa online atau majalah cetak. Bahwa ada sebuah sekolah di Inggris yang menerapkan tidak ada pemaksaan belajar beberapa pelajaran sekaligus di kelas 1 Sekolah Dasar. Murid ditumbuhkan untuk mencintai pelajaran terlebih dahulu. Walhasil anak tersebut ketika  suka pada pelajaran yang terjadi adalah lompatan. Ia belajar lebih antusias. Guru mengajar lebih cepat. Ngidam Inggris ingin melihat anak-anak Inggris belajar.

Berikutnya ingin bertemu dengan orang Inggris di tempat mereka tumbuh. Mengapa mereka mempunyai daerah jajahan menjadi maju? Sebut saja Amerika, Malaysia, Hongkong. Bukan ingin Indonesia dijajah Inggris lebih lama atau kembali dijajah. Tidaklah.  Saya ingin tahu yang membuat mereka bisa membangun orang lain.

Alasan lain ngidam  Inggris adalah ingin melihat stadion bola yang katanya legendaris. Tidak hanya fisiknya saja melainkan bagaimana pemain berlatih, sikap penontonnya plus pemeliharaan stadion. H h memang saya pengurus PSSI.







7stad
Sumber: http://misterpotato.co.id/



Terakhir tentu saja karena alasan wisata. Tidak sekadar wisata mata saja, tetapi wisata indera yang lain juga. Ketika menjejak kaki di Big Ben,  Buckingham Palace, Westminster Abbey, Trafalgar Square, London Eye, Beatles museum, King's Cross Station.



7dest






Sumber http://misterpotato.co.id/




Big Ben

Tanggal 31 Mei 2014 kemaren tepat 155 tahun yang lalu Big Ben berdentang untuk pertama kali. Bagaimana bunyinya terdengar? Tentu berbeda dengan didengar secara langsung dan tidak. Jam yang bernama asli The Clock Tower terletak di dekat The Palace of the Westminster.

Sumber: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/9/90/Big-ben-modern.jpg


Hup masih ada satu lagi ingin mengunyah Mister Potato Waavy Chips di Inggris,  rasanya samakah? Apakah akan lebih enak?


Sumber: http://misterpotato.co.id/








Tulisan ini diikutsertakan dalam blog contest Ngemil Eksis Pergi ke Inggris.

Sumber Tulisan :
http://misterpotato.co.id/


Free Britain Cursors at www.totallyfreecursors.com

HIDUP... BERAT

Azra menyanyi, "Hidup ini berat sekali."
Saya bertanya padanya, "Memang kamu memikul apa? Kayu? Berapa kilogram?"
"He he he," katanya. "Tadi aku mendengar orang bernyanyi seperti itu ditelevisi."
Tentu saja makna berat pada kedua kalimat di atas berbeda.

Kadang seseorang mendefinsikan berat dalam hidupnya sesuai cara berpikirnya. Saya sering mengamati orang di jalan. Beberapa waktu lalu ada seorang laki-laki postur badannya tidak sebanding dengan gerobak yang ia tarik. Muatan gerobaknya berupa balok kayu yang besar. Jalanan menanjak.

Masya Allah tidak tampak  diraut mukanya mengeluh. Saya yakin Ia sangat sabar menjalani hidupnya. Ia mensyukuri karunia yang dimilikinya dan ikhlas menerima kekurangan. Sehingga ia mau mengupayakan hidupnya dengan cara demikian. 

Rasa tertampar dengan kinerja yang saya miliki. Usaha pekerja tersebut tidak sebanding yang saya lakukan. Ia menggunakan otot tangan dan bahunya untuk bekerja. Sementara otot otak saya,  tidak saya pergunakan optimal. Tutup muka. Malu. 

5/30/2014

RAMBUT

Sepulang dari potong rambut saya memperlihatkan rambut saya pada anak-anak. 
 "Bagaimana model rambut Umm?"
"Kayak Dora," ujar Lazua.
 "Cukur dimana Umm?" lanjutnya lagi.
 Ha ha ha semua geeeer mendengar pernyataan dan pertanyaan Lazua. 
 Saya menjawab, "Yaaa, ditukang cukurlah. H h gak nak Umm potong rambutnya di salon."
 "Salon itu apa?"
"Salon itu untuk perawatan seperti kulit, rambut. Contoh salon itu ada salon muslimah, salon mobil, salon hewan."
 Lazua mau tahu lebih lanjut, "Kalau salon bapak-bapak? Salon anak-anak."
"Yaaa...ada nak." Dalam hati saya salon khusus anak-anak biasanya ada mainan. Untung saja anak-anak mau cukur sama abinya. Jadi saya tidak perlu merogoh kantong yang paling dalam untuk anggaran potong rambut. Teringat anak pertama waktu kecil untuk cukur rambut perlu 1 jam Masalahnya ia tidak mau cukur sama orang lain. Jadi harus pakai upacara bak mandi bayi isi kembang eh air dan mainan. Terus prosesi potong rambutnya bisa dilaksanakan berikut dengan protes-protes kecil: gatel, sakit. Ada tentang sabar saat mencukur rambutnya.

Lazua kembali meluncurkan pertanyaannya, "Jadi salon itu untuk potong rambut? Kalau motor ada salonnya juga gak" Mimik mukanya menyimpan tanda tanya.
Saya menangkap kebingungannya. "Tentu saja mobil tidak ada rambutnya dik. Mobil  yang dirawat body/badannya. Motor juga ada salonnya." 

Ketika ada Ab, saya menceritakan ulang percakapan kami. Ia senyum-senyum sambil meng-kick Lazua.
"Model rambut Lazua yang seperti Dora."
"Ha ha Ha," semua terbahak-bahak."
Untung saja Lazua tidak marah diolok-olok. Ia ikut tertawa. Ketika kemaren Azra menutup wajahnya dengan foto Lazua yang baru dicetak, seraya bernyanyi aku Dora,  aku Dora. Lazua juga tidak marah. Jiaa adik bertumbuh. Tidak semua olok-olok ditanggapi. Justru kalau ditanggapi dengan santai akan menjadi hiburan. 

Saat Lazua  4 tahun


5/27/2014

LAKBAN

Saya menggunakan pore pack. Sudah lama tidak membersihkan komedo di hidung.
Azra melihat hal tersebut, memberi komentar: "Ummi, pakai lakban?"
Iseng saya anggukan kepala.
"Supaya bulu-bulu tercabut ya? Auu pasti sakit kalau dilepas," ujarnya lagi.
Ha ha Azra Azra. Memang bulu kaki. 
Tapii...saya  lupa juga basahi hidung terlebih dahulu. Hup. Menyalahi aturan.

Azra masih penasaran.
"Untuk apa sih Mi?"
"Menghilangkan komedo."
"Apa komodo?"
Yaaah Azra memang Umm pelihara komodo di hidung.

5/26/2014

Rute Tanah Abang

Rute yang biasa aku lalui dari Tanah Abang  pulang ke rumah biasanya Karet terus naik flyover turun di jalan Dr. Satrio puter balik perumahan menteri tembusnya Balai Kartini.

Nah Saptu  24 Mei 2014 kemaren dengan pedenya aku naik jalan layang  wow keren banget pemandangannya indah banget berasa dimana ya naik motor di jalan layang terus pemandangan kiri kanan pencakar langit. Tetapi perasaan takjub itu berhenti...naaah kok panjaaang sekali tidak turun-turun. Terus kok tidak ada motor yang lewat.

Ha ha ha geli sekali. Pasti Mak satu ini melakukan kesalahan lagi. Rasa-rasanya aku tadi tidak melihat ada rambu motor dicoret dan ada satu motor yang naik di jalan layang ini. Sejak flyover diresmikan 30 Desember 2013 aku belum pernah mencoba lewat dan juga tidak pernah membaca tentang hal ini.

Bingung juga kalau salah jalan di atas begini. Mau turun, tidak mungkinlah. Masa iya mau loncat. Untung saja jalanan sepiiii banget. Turun-turunnya di jalan Casablanka. Hah. Jadi jauh sekali.

Setelah itu agar sampai ke Jagakarsa ada tiga pilihan lurus berarti naik flyover lagi arah Jatinegara (kalau pilih jalur ini akan muter-muter dulu sampai Jagakarsa. Putar kanan lewat kolong jembatan layang ke Kuningan. Ambil jalan kiri  jalan Dr. Saharjo. Putar baliknya lumayaan jauh.

Harus punya rute jalan yang lebih singkat. Kalau dari Tanah Abang alternatif pertama lewat jalan Jati Bundar, Jl Aipda , Gatsu. Pilihan kedua lewat Karet, Penjernihan. Jl S. Parman. Rute ketiga Jalan Kebon Kacang Raya, Jl Sudirman. 


Kesalahan itu membuat orang belajar lebih dalam lagi. Kalau mau...

5/21/2014

Salah Mengerti yang Menghibur

Tanda Lahir

Ketika naik taksi perjalanan dari Pasar Minggu ke rumah.

Lazua: "Ummi, kok banyak sekali tanda lahir?"
Saya: "Maksudnya?"
Lazua: "Itu di rambut Ummi. Banyak yang putih."
Saya: "Ha ha itu nak tanda tua bukan tanda lahir. Kalau rambut putih Lazua memang tanda lahir."


Tinggi

Saya bicara dengan Ab anak-anak tentang peringkat sekolah Qowi. Ia baru saja diterima di MAN.

Azra tanpa tahu apa yang dibicarakan, "Aku lebih tinggi dari adik."

Ih kakak bukan tinggi badan. Ini bicara tentang peringkat sekolah.

Coba

Anak sedang mengaduk cat air. Ia bertanya sudah bisakah digunakan untuk melukis.

Saya: "Coba!"

Anak mengarahkan kuas ke mulut. Buru-buru saya mencegah.

Saya: "Nak, maksudnya bukan mencoba untuk dicicipi tetapi coba digunakan  pada kertas.




5/19/2014

PASAR SENGGOL SUMMARECON MAL BEKASI

Setelah puas melihat-lihat Summarecon Mal Bekasi saya dan Mak Tia ingin memenuhi panggilan perut. Tepat sekali ada Pasar Senggol. 'Isunya' adalah tempat kulineran dan hiburan untuk anak.


Peta Pasar Senggol
Sebaiknya bila ada acara demikian  lihat peta lokasi terlebih dahulu sehingga bisa menentukan pilihan makanan dan kegiatan apa saja yang dilakukan. Hal yang saya lakukan kemaren adalah langsung saja menuju gerai makanan. Walhasil tidak ada bayangan  yang akan dimakan.

Kami masuk dari pintu sebelah kiri banyak tenant yang menawarkan makanan penggugah selera. Pertama yang saya jumpai adalah penjual gudeg, makanan dari Yogya ini pernah menemani saya setiap pagi ketika kuliah dulu.  Enak. Saya suka. Agak ke dalam ada laksa. Aha. Makanan ini sering saya santap bila ada undangan resepsi dari orang Betawi. Berbeda laksa asal Banjarmasin, bentuknya seperti bihun yang dibentuk seperti konde. Kuahnya juga menggunakan santan, tidak kuning seperti Laksa Betawi.

Kesempatan ini saya memilih makanan ini karena sudah lama tidak menyantap.  Jadi teringat ketika dulu saya antar jemput anak pertama saat ia sekolah di Madrasah Jagakarsa. Ada seorang bapak yang sudah renta menjual laksanya dengan gerobak dorong. Sering bertemu di daerah Warungg Silah. Hebatnya kadang beliau tidak menggunakan alas kaki. Laksanya benar-benar Makyooos.

Laksa di Pasar Senggol ini juga lumayan.
"Ibu berapa bayar sewa tempat?"
"Gratis"

Waah benar-benar ya Sumarecon Mal Bekasi memfasilitasi. Saya lihat banyak sponsornya antara lain Bank Mandiri, Teh Sosro dan lain-lain.


Ketupat  untuk Laksa
Ketupat Laksa Betawi

Cara membayar makanan ini dengan cara membeli kupon dekat pintu masuk. Kalau saya kemaren dapat dari panitia one day with  blogger/ Summarecon Mal Bekasi.



Usai menyantap saya dan Tian mulai berkeliling. Walau gerimis pengunjung Saptu sore memenuhi Pasar Senggol.











Kambing Guling







http://www.malbekasi.com/emagz.asp

Summarecon Mal Bekasi

Kini arti sebuah mal bagi masyarakat tidak hanya sebuah tempat berbelanja. Tempat untuk rekreasi keluarga, hiburan, icip-icip kuliner, hang out,  bahkan  belajar. Pengelola Summarecon Mal Bekasi menangkap ini untuk memfungsikan mal dengan optimal.

Saptu 19 April 2014 kemaren, blogger diundang untuk tour di Kawasan Terpadu Summarecon. Setelah mengunjungi tempat pengolahan air dan kawasan residential  dalam hal ini Lotus Lakeside residence. Kami diajak untuk 'belanja' ke Summarecon Mal Bekasi.

Yup belanja ilmu. Melihat gambaran yang sudah dipaparkan pak Bambang di Marketing Gallery Summarecon. Tentang ilmu komitmen. Dari  masterplan,  menjadi sebuah mall dan kemudian mengelolanya. Kawasan komersial yang benar-benar direncanakan dan dimplementasikan  dari hulu ke hilir.


Foto diambil dari Summarecon Bekasi Living edisi 01. 2013
Summarecon Mal Bekasi diresmikan tanggal 28 Juni 2013 oleh Walikota Bekasi Bapak Rahmat Effendi dan Komisaris Utama PT Summarecon Agung Tbk. Bapak Soetjipto Nagaria.  Menurut Pak Tjip Summarecon Mal Bekasi berbeda dengan Serpong dan Kelapa Gading. Kalau yang lain perumahan terlebih dahulu ada baru kemudian mal. Summarecon Mal  Bekasi berbeda. Mal dibangun terlebih dahulu karena lokasinya ada di tengah kota dan  banyak perumahan disekitar Summarecon Mal Bekasi.

Berlokasi di Jl. Bulevard Ahmad Yani. Bangunan seluas 80.000m2 ini terdiri dari 4 lantai dan 1 lantai. Lokasi dapat dicapai melalui stasiun kereta api Bekasi. Saya tidak tahu apakah rencana shuttle bus dari mal ke stasiun sudah terlaksana. Bisa juga dijangkau melalui ruas tol Jakarta Cikampek (keluar melalui tol Bekasi Barat). Saya sempat memfoto papan pemberitahuan tentang angkutan Damri dari Soekarno Hatta ke Summarecon atau sebaliknya, berikut waktu dan rutenya.



Masuk ke Summarecon Mal Bekasi melewati lampion yang tergantung di atas. Berwarna-warni. Wuihh baru ini melihat lampion sebanyak itu. Lampion tersebut ada hubungannya dengan acara World of Latern yang berlangsung dari tanggal 17 April hingga 29 Juni 2014. Lokasi di arena terbuka berdekatan dengan pasar Senggol (17 April - 11 Mei 2014). Jam buka tontonan lentera animasi pukul 17.00 - 23 WIB (Senin - Jum'at). Harga Tiket Rp. 25.000/orang. Pukul 17.00 - 24.00 WIB (Saptu, Minggu & Hari Libur). Harga Tiket Rp. 30.000/orang. Ada berbagai karakter animasi.


Langkah berikutnya adalah menyusuri The Downtown Walk,  ada meja  yang berderet di ruang terbuka. Di tengahnya ada panggung untuk live music dan Giant LED sebesar 11 x 8 meter. Kiri kanan LED tersebut berhias vertical garden. 

Berdasarkan yang saya baca dari majalah Bright, Giant LED ini juga ada di area indoor The Oval. Ketajaman gambar yang dimiliki adalah 1120X786 pixel dengan aspek ratio 4:3. Video berformat Pal, H264, serta MP4. Layar LED ini anti-air. Pantas saja, berada di ruang outdoor layar LED tersebut tidak masalah. Waktu kemaren saya berkunjung sempat hujan.

Ini yang saya katakan masuk Summarecon Mal Bekasi belajar tentang       sebuah komitmen. Pengelola menolong  penyewa tenant berpromo. LED ini digunakan untuk promo tenant, event internal  dan eksternal, live music, pemutaran video, konser dan nonton bareng pertandingan sepak bola (hmm sebentar lagi Piala Dunia).
lantai 2  (level two) The Downtown Walk


Salah satu Anchor tenant


Di belakang panggung ada pintu masuk menuju ruang indoor. Pertama yang menyambut mata adalah tempat marketing dari Summarecon Bekasi. 



Berseberangan area marketing ada tempat untuk mencoba pakaian dari Tiongkok lengkap dengan background yang menunjang. Fasilitas  ini masih berkait dengan World of Lantern saya kira. Sayangnya kostum kemaren ada yang tidak terawat. 



Serasa di Tiongkok. Jadi ingat ucapan Rasulullah tuntutlah ilmu hingga ke negeri Tiongkok.







Sumber Tulisan: 

http://www.bekasibusiness.com/2013/11/26/shuttle-bus-summarecon-bekasi-resmi-beroperasi/
http://bisnis.archipeddy.com/soetjipto_profile.html
http://www.malbekasi.com/blog-competition/rules.php
Brosur The SpringLake
Brosur Summarecon Bekasi
Majalah Summarecon Bekasi Living
Directory Bekasi yukmakan.com
Bekasi Lifestyle & Entertainment Magazine Bright bulan April 2014
Handout One Day Tour With Blogger

Tulisan ini diikutsertakan dalam Keep Calm & Write Blog Writing Competition 2014