Saya dalam perjalanan ke Bandara Soeta naik kereta Bandara. Subhanallah mendekati Bandara, banyak sawah dan kebun.
Saya jadi teringat ketika dulu bekerja di Takaful. Mentor saya bilang pekerjaan agen asuransi sepeti bercocok tanam. Mencangkul, menanam benih, memyemai, menanam, menjaga lalu panen. Eh sudah benar belum ya urutan menanam padinya.
Pas saya bekerja di asuransi lain ilmu itu tetap terpakai. Bismillah saya menyemai, lama banget tiba-tiba pas cuti melahirkan. Closing dengan premi besar. Menurut saya.
Pas saya bekerja di asuransi lain ilmu itu tetap terpakai. Bismillah saya menyemai, lama banget tiba-tiba pas cuti melahirkan. Closing dengan premi besar. Menurut saya.
Sekarang saya sudah tidak bekerja di asuransi lagi. Tapi sering teringat dengan perkataan supervisor saya.
'Bercocok tanam' tak hanya dalam makna ilmu marketing. Tetapi dalam keseharian.
Hidup seperti bercocok tanam. Amal kita adalah hasil panen kita. Dari ujung rambut sampai kaki akan berbicara.
Ya Allah bagaimana diri hamba. Apakah nanti akan minus? Semoga surplus.
Tak seindah pertemuan dengan Allah. Harus optimis bisa memperbaiki diri. Bagaimana semaianmu hari ini. Bagaimana tanamanmu hari ini? Bagaimana proses menanammu hari ini?
No comments:
Post a Comment