Setiap
tanggal 10 Oktober, masyarakat dunia memperingati Hari Kesehatan Jiwa. Oleh
karena itu Direktorat P2 Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza dan
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan
RI mengajak para blogger bertemu, tanggal 9 Oktober 2019. Hadir Dalam acara
tersebut hadir Dr. dr. Fidiansjah M. A, Sp.KJ, MPH (Direktur pencegahan masalah kesehatan jiwa dan napza kemenkes RI), Novi Yulianty M. PSi
Psikolog (Komunitas Mother hope), dan Dr. Indria Laksmi Gamayanti, M.Si., (Ikatan Psikolog Klinis Indonesia).
Tahun ini
temanya adalah Mental Health Promotion and Suicide Prevention. Promosi
Kesehatan Jiwa dan Pencegahan Bunuh Diri. Seram mendengar kata-kata ini. Jangan
sampai kita semua berniat dan melakukannya. Seberapa berat permasalahan hidup.
Yakin ada solusi disetiap masalah. Yakin ada Allah yang selalu menolong
hambanya.
Dalam Undang-undang
No. 18 tahun 2014, Kesehatan Jiwa adalah kondisi seseorang, dapat berkembang
secara fisik, mental, spiritual dan sosial. Individu tersebut mampu menyadari
kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif
untuk komunitasnya.
Sehat berupa
2. Fisik
3. Spritual
4. Sosial
Masalah keswa (kesehatan jiwa) dan
kesehatan fisik saling terkait dan mempengaruhi
Depresi >< jantung dan diabetes
Skizofrenia
Gangguan kognitif
Alkohol/ zat psikoaktif
Depresi maternal
>< Gangguan tumbuh kembang anak
Psikosis maternal >< Kematian bayi
FAKTOR RISIKO BUNUH DIRI
Kehilangan status pekerjaan, sumber pendapatan, keyakinan diri dan harga diri
Merasa bersalah, tak berharga, tak berdaya & putus asa
Mendengar suara-suara gaib dari Tuhan untuk bergabung menuju surga (psikotik)
Mengikuti kegiatan keagamaan tertentu
Mempunyai riwayat bunuh diri sebelumnya
Sering mengeluh adanya rasa bosan, tak bertenaga, lemah dan tidak tahu harus berbuat apa
Mengalami kehilangan anggota keluarga akibat kematian, tindak kekerasan, berpisah, putus hubungan
Menjadi korban kekerasan rumah tangga atau bentuk lainnya khususnya pada peremp
Tinggal sendirian di rumah dan menderita penyakit terminal
Kehilangan status pekerjaan, sumber pendapatan, keyakinan diri dan harga diri
Merasa bersalah, tak berharga, tak berdaya & putus asa
Mendengar suara-suara gaib dari Tuhan untuk bergabung menuju surga (psikotik)
Mengikuti kegiatan keagamaan tertentu
Mempunyai riwayat bunuh diri sebelumnya
Sering mengeluh adanya rasa bosan, tak bertenaga, lemah dan tidak tahu harus berbuat apa
Mengalami kehilangan anggota keluarga akibat kematian, tindak kekerasan, berpisah, putus hubungan
Menjadi korban kekerasan rumah tangga atau bentuk lainnya khususnya pada peremp
Tinggal sendirian di rumah dan menderita penyakit terminal
MASYARAKAT DENGAN RISIKO
TINGGI
Kantong-kantong tertentu dalam area geografis dengan angka bunuh diri yang tinggi
Masyarakat ekonomi miskin
Masyarakat yang sering mengalami bencana alam
Masyarakat petani yang gagal panen
Masyarakat yang mengalami kekerasan politik dan sosial
Masyarakat dengan angka prostitusi, tindak kekerasan, penggunaan alkohol dan penyalahgunaan
NAPZA dan lainnya
Tempat resiko tinggi tertentu seperti penjara, kantor polisi, tempat terpencil, hotel, rumah sakit
Kantong-kantong tertentu dalam area geografis dengan angka bunuh diri yang tinggi
Masyarakat ekonomi miskin
Masyarakat yang sering mengalami bencana alam
Masyarakat petani yang gagal panen
Masyarakat yang mengalami kekerasan politik dan sosial
Masyarakat dengan angka prostitusi, tindak kekerasan, penggunaan alkohol dan penyalahgunaan
NAPZA dan lainnya
Tempat resiko tinggi tertentu seperti penjara, kantor polisi, tempat terpencil, hotel, rumah sakit
Beberapa hal yang mendorong orang
melakukan Suicidal Ideation
Orang yang
beresiko melakukan adalah orang yang
mengalami bullying, trauma,
diskriminasi, mengalami tekanan hidup berat, hubungan awal yang tidak harmonis
atau terputus dengan ibu. Ada riwayat keluarga
yang bunuh diri. Mudah mendapatkan alat bunuh diri.
Ciri-ciri
orang yang ingin mengakhiri hidup dapat dikenali
Bicara tentang
bunuh diri dan alat bunuh diri. Sulit makan atau tidur. Menunjukkan perubahan
perilaku yang dratis. Memberikan barang berharga. Membuat surat wasiat. Menjauhi kehidupan sosial. Kehilangangan
minat sekolah, belajar dan hobi. Mengalami kerugian besar. Sebelumnya pernah
melakukan percobaan bunuh diri.
Untuk anak dan
remaja, selain tersebut di atas perhatikan bila mempunyai diorentasi seksual.
Menggunakan alkohol atau narkoba. Perilakunya bermasalah dan impulsif.
Pencegahan
bunuh diri
Kesehatan jiwa
mempunyai peranan yang sangat penting dalam pencegahan bunuh
diri.
Oleh karena itu keluarga, guru dan
masyarakat perlu menanamkan nilai-nilai kesehatan jiwa sejak awal kehidupannya.
Masyarakat bisa memperberat risiko ini lewat perlakuan yang diskriminatif, judgemental, menyakitkan. Baik disengaja oleh pelaku atau tidak. Tetapi bagi yang depresi menganggap disengaja.
Untuk
Pencegahan dukung secara instrumental
dan emosi.
Secara
intrumental berupa reliable alliiance; jaminan pertolongan dari orang lain dan dukungan
sosial. Dukungan Emosional berupa pengakuan kemampuan, tunjukan kasih sayang,
dukungan berupa kesamaan minat, dan buat penyitas merasa dibutuhkan.
Untuk diri
sendiri merasa ciri-ciri diatas menghinggapi diri. Bila tidak ada bantuan dari
orang sekitar atau mereka tidak peka,
yakinlah Allah selalu menemani. Kejadian yang sangat menyedihkan, tidak sesuai
harapan. Yakin, Allah sudah mengaturnya.
Tak apa hidup tak sesuai dengan harapan dan target. Perbaiki
lagi dan lagi. Insya Allah suatu saat nanti akan berhasil.
Untuk kasus
bullying dan kekerasan rumah tangga, bicaralah dengan orang terdekat. Bila
merasa tidak tahan menghadapi sendiri.
Jangan simpan. Bila tidak bisa mengungkapkan, ceritakan dengan curcol. Orang
yang kita curhati tidak merasa bahwa si korban adalah kita. Kalau bisa cari
psikolog. Bila dirasa itu sulit. Di Puskemas sudah ada yang menangi masalah
kejiwaan.
Berdoa menurut
saya sangat menguatkan diri. Nanti ada
saja bantuan datang dengan cara tidak disangka-sangka.
Ubah mind set.
Bila sering baper-an. Biarlah orang yang
menyebabkan demikian: melakukan bullying kekerasan verbal, intimidasi. Nanti mereka juga lelah dan kena batunya. Penting perlakuan
mereka bukan akhir segalanya bagi hidupmu.
Cari kegiatan
yang menyenangkan. Misalnya menulis. Menurut saya menulis membuat kita relief,
lega. Apabila kita sulit mengungkapkan rasa putus asa. Bila sulit merumuskan masalah hanya dengan
membayangkan. Tulislah. Tak apa tak runut. Tulis keresahanmu. Tulis masalahmu. Kalau
nyaman buat mind map.
Baca artikel
positif untuk pengenalan diri. Saya melihat buku kelas satu SD saja sekarang sudah ada tema mengenali diri
sendiri. Apalagi di internet pasti sudah banyak
mengenai hal ini.
Bergabung
dengan komunitas yang kamu senangi dan positif.
Jangan pernah
merasa sendiri. Sejelek-jeleknya kamu. Sejatuh-jatuhnya kamu. Sesalah-salahnya
kamu, Pasti ada orang yang peduli dengan dirimu.
Jangan memikirkan stigma orang. Ukuran orang berbeda-beda. Ada orang yang tinggi target hidupnya dan mencapai goalnya. Kadang orang seperti ini tidak disertai dengan empati. Ia akan menilai orang dengan kacamatanya. Jangan baper dengan orang seperti ini. Bila mempunyai goal tinggi dan tak berhasil. Tak masalah. Bukan akhir segalanya. Terima dirimu. Perbaiki pelan-pelan kalau tidak bisa cepat.
Jangan memikirkan stigma orang. Ukuran orang berbeda-beda. Ada orang yang tinggi target hidupnya dan mencapai goalnya. Kadang orang seperti ini tidak disertai dengan empati. Ia akan menilai orang dengan kacamatanya. Jangan baper dengan orang seperti ini. Bila mempunyai goal tinggi dan tak berhasil. Tak masalah. Bukan akhir segalanya. Terima dirimu. Perbaiki pelan-pelan kalau tidak bisa cepat.
No comments:
Post a Comment