Paspor saya bulan September tepatnya tanggal 28, habis masa berlakunya. Mestinya nanti-nanti juga tak apa diurus. Toh masih pandemi. Mau kemana juga. Teringat waktu daftar pertama kali tahun 2015. Belum ada rencana pasti, lha wong belum ada rejekinya. Ngurus paspor, sudah jadi. Bulan Desember dapat rejeki, bisa ajak Mama dan anak bungsu, ke 2 negara tetangga. Berharap magnet rejeki yang sama terulang. kesehatan, pandemi dapat diatasi di semua belahan dunia, perekonomian menggeliat kembali. Aamiin.
Bismillah saya urus paspor. Setelah beberapa hari belum bisa menyimpan data/register di portal imigrasi dan di aplikasi. Saya langsung menuju Imigrasi Depok kelas II, padahal belum dapat nomor antrean. Dalam pikiran saya, seperti dulu langsung bisa ditempat. tahun 2015, teman saya sampai menginap di rumah keluarganya dekat imigrasi Mampang, supaya subuh-subuh bisa ambil nomor. Itu juga sampai dapat nomor hampir akhir-akhir.
Baru ini saya naik motor sendiri pagi-pagi sekitar jam 06.30 an di masa pandemi. Aseli (ikut gaya bicara anak-anak), saya takjub. Oh ini ya, dikasih Allah, corona, jalanan sepi, polusi berkurang. Orang-orang jadi belajar mencari cara untuk tetap memutar roda ekonomi tapi bisa jaga kesehatan. Meski mengurangi keluar rumah.
Walau dulu saya sering lewat Grand Depok City, saya tidak tahu ada dimana Kanim (kantor Imigrasi). Bukalah Google Map. Sampai GDC saya baru buka Google Map. cari rute. Diarahkan ke jalan Katim Palaza. Sayangnya saya tidak lihat alternatif jalan. Dikasih jalan kecil belok-belok. Karena tidak mungkin pegang hp sambil pegang stang. sampai tiga kali berhenti lihat map. akhirnya tanya di mini market. Soalnya di map diberi jalan kecil. tahunya betul pas dijalani agak meragukan. Akhirnya sampai juga. Padahal ya tu kalo tanya dari awal pasti dikasih tahu. di belakang kantor pemadam kebakaran.
Sekitar jam 07.00 saya sampai depan kantor. Cepat. Saya disambut pak Satpam. Bantu banget. Ia lihatkan kuota pengunjung hari itu. Masih ada dua orang.
Saya diberi tahu untuk konek wifi Inigrasi. Isi form di aplikasi Layanan Operasi Online (https://play.google.com/store/apps/details?id=id.go.imigrasi.layananwni&hl=in). Langsung bisa daftar.
Nah ini perlu dicatat saat pandemi ini:
1. Mau ambil antrean tanggal 'harus' lewat aplikasi atau ke portal Imigrasi.
2. Buka pendaftaran mulai Jum'at jam 14.00 untuk seminggu kedepan. Kita bisa memilih tanggal dan waktunya pagi atau siang.
3. Sebaiknya pilih terdekat kantor imigrasi terdekat. Katanya sih GPS (Global Positioning System) akan mempengaruhi bisa atau tidaknya kita memilih kanim (kantor imigrasi) yang dipilih. Oh ya untuk di Depok bisa juga di Detos Mall. untuk paspor baru dan perpanjang (penggantian tidak rusak).
Setelah berhasil mendapat nomor antrean di aplikasi, screenshoot atau download barcode. Ini akan ditunjukan di dua tempat. Saat pengambilan nomor antrean pemeriksaan berkas. juga di loket pemeriksaan berkas.
Jam 08.00 sudah buka kanim Depok, untuk Jum'at saya tidak tahu apakah rutin atau tidak, ada OR. Jadi buka jam 08.30. Masuk ruangan harus cek suhu tubuh dan cuci tangan. Sambil menunggu saya isi berkas permohonan. Kemudian karena paspor belum saya fotokopi, saya ke belakang gedung pertama. Untuk KTP saya sudah siap, seingat saya dicetak/fotokopi ukuran A4, untuk jaga-jaga saya cetak berwarna di rumah. Padahal kata petugas fotokopi tidak juga tak apa.
Setelah berkas (formulir, fotokopi KTP (1 lembar), fotokopi paspor lama, fotokopi KK, paspor asli) saya lengkapi saya langsung menuju loket pengambilan nomor. Saya tidak terpikir untuk memfoto ruangan ini, padahal saya membawa hp. Oh ya ada peraturan tidak diperkenankan untuk memotret.
Setelah mendapat nomor antrean saya ke gedung di tengah. Nanti akan dipanggil sesuai nomor. Berkas diperiksa, tunjukkan KTP aseli. Berkas ditinggal di loket ini.
Masuk ke ruangan foto. Sembari menunggu di foto, bisa tu rapi-rapi supaya pas giliran difoto sudah cakep. Di loket ini sesi foto, masker di buka. Selanjut tangan dibasahi dengan hand sanitizer. untuk cap sepuluh jari tangan. Satu persatu. Menurut
Ujar bapak petugas foto, sebelum corona, imigrasi sudah memberlakukan tangan di beri hand sanitizer, agar alat mudah membaca cap jari. Selesai.Oh ya peraturan baru paspor lama tidak akan dikembalikan. Jadi kalau ingin menyimpangan kenangan. Sebaiknya foto cap bepergian di paspor, foto terlebih dahulu. Untuk pengambil bukan yang bersangkutan diberi fotokopi surat kuasa.
Sebelum pulang saya ngeteh, dipojokan disediakan teko listrik berisi teh dan kopi, juga biskuit. Di pojokan lain ada tempat bermain anak.
Alhamdulillah urusan selesai, tak sesulit saya bayangkan. selanjut bayar paspor, Punya saya e paspor 48 halaman, bayar Rp 650.000. di depan ada mobil pos, kita bisa bayar cash. Juga bisa di atm, mobile banking. Kalau dulu pertama saya di bank. jangan lupa simpan bukti pembayaran untuk pengambilan paspor.