10/12/2013

Titik Balik

Saya memutuskan berhenti bekerja ketika anak ketiga berumur kurang lebih setahun.  Tak mungkin sempurna dalam mendidik anak-anak begitu prinsip saya pada saat itu. Namun emosi  saya tidak tumbuh dengan baik. Relasi  dengan anak jelek. Mereka menurut karena takut pada saya. Secara kuantitas banyak namun secara kualitas sangat kurang. Saya merasa gagal menjadi seorang ibu. Bukan figur ibu yang baik. Saya putus asa.

Kerabat saya ada yang menjadi penulis. Membuka mata saya untuk menggali potensi. Saat sekolah dan kuliah pernah mencoba untuk menulis namun tak terarah. Saya mengikuti kursus menulis untuk melatih anak agar mampu menulis dengan Asma Nadia. Kemudian bertemu bunda Pipit Senja, Helvy Tiana Rosa, (dan yang lain), Komunitas IIDN, dan Emak-emak Blogger. Komunitas terakhir ini membawa saya bertemu dengan bundanya Balqis, seorang anak penyandang disabilitas netra http://37mw.blogspot.com/2012/12/melihat-lewat-balqiz.html.

Acara JBFT di Monas 9 Juni 2013

Sesekali saya mengikuti acara bunda Balqis, Jakarta Barrier Free Tourism. Bertemu dengan beragam penyandang disabilitas.  Secara fisik mereka terbatas namun hati dan tekad mereka tak terbatas. Semangat hidup saya bertambah. Saya harus berjuang untuk hidup dan keluarga. Syukur-syukur untuk orang lain. Dengan menulis saya mendapat pekerjaan (lokasi pekerjaan hanya beberapa menit dari rumah, Sekolah Tetum Bunaya, sebuah sekolah inklusi) dan mematangkan emosi. Saya menerima kekurangan diri dan mencoba terus berjalan kearah yang baik. 

Tulisan ini saya ikut sertakan dalam:
https://www.facebook.com/MyLifeManulife/app_582148001844118

4 comments:

  1. Replies
    1. Terima kasih, Irma. kadang waktu yang hanya sebentar memaksa kita harus berlari cepat ke arah positif. bukan menjauhi titik nol. namun mendekati hingga garis positif kita raih.

      Delete
  2. inspiratif titik balknya nih mak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Trims Mak Ani. Teman-teman KEB banyak menginspirasiku. Kumpulan perempuan yang saling berbagi, mendukung, menyemangati. Ya kita kumpulan perempuan bagian perempuan lain yang harus mencetak generasi berikutnya lebih baik dari kita.

      Delete