BANGKITLAH
Ini pertemuan kesekian
kalinya aku dengan Helvy Tiana Rosa. Kalau anak abg tertarik dengan penyanyi
pujaannya rela datang dari jauh dan berpanas-panas dan berhujan-hujan menonton konser. Aku rela
menempuh ribuan kilometer (Percaya tidak?
Jagakarsa- Kalibata beribu-ribu kilometer, cobalah kalau di jalani
bolak-balik). Aku rela bermacet ria
(mudah-mudahan gubernur yang akan datang menemukan solusi. Amin) dan
berkeliling karena ada bazaar mingguan. Bukan
karena ia termasuk The 500 Most Influential Muslims in The World (500 Tokoh Muslim Paling
Berpengaruh di Dunia), Royal Islamic Studies Centre,Jordan, 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Helvy_Tiana_Rosa. Namun karena ia amat humble pada siapa saja. Coba bayangkan bagaimana
tidak menyenangkan orang yang mempunyai sederet prestasi itu menyapa dirimu
dengan ramah dan berbagi ilmu plus pengalamannya yang segudang.
Beberapa waktu lalu aku membaca di Wall HTR, LDK As Salam STEKPI menyelenggarakan bedah buku Tanah Perempuan karya HTR. Bagiku HTR mempunyai magnet tersendiri, selalu menarik untuk hadir di acara yang pembicaranya HTR.
Beberapa waktu lalu aku membaca di Wall HTR, LDK As Salam STEKPI menyelenggarakan bedah buku Tanah Perempuan karya HTR. Bagiku HTR mempunyai magnet tersendiri, selalu menarik untuk hadir di acara yang pembicaranya HTR.
HTR membuka bedah buku
dengan bercerita ketertarikannya pada pahlawan-pahlawan perempuan di Indonesia
seperti
- Hajjah Rangkayo Rasuna Said. Selama
ini aku mengira Rasuna Said adalah laki-laki. Siapa Rasuna Said? Ia adalah
tokoh perempuan pertama yang duduk di parlemen Indonesia. Jadi masuk akal
namanya menjadi nama jalan protokol
di kawasan Kuningan Jakarta.
- Kemudian Rohana Kudus, wartawan dan
pendiri surat kabar perempuan pertama Indonesia. http://id.wikipedia.org/wiki/Rohana_Kudus
Ia juga mendirikan sekolah.
- Cut Nyak Dien
- Laksmana Keumalahayati, merupakan laksmana wanita pertama di dunia. Ia lulusan terbaik di Baitul Maqdis sebuah Akademi Militer. Ia membawa pasukannya yang kebanyakan Inong Bale di Aceh pada waktu itu. HTR dengan manisnya mendramakan Laksmana Keumalahayati menikam Cornelis de Houtman. Dengan berseloroh HTR pasti yang teringat adalah Cornelis de Houtman bukan Laksmana Keumalahayati dibenak orang saat ini. Padahal kalau guru sejarah, mau mengulas pejuang khususnya pejuang perempuan lebih dalam, betapa banyak pelajaran yang bisa dipetik. Tak mau menyalahkan guru sejarah. Beliau tentu sibuk dengan tugas beliau. Jadi tugas murid ikut aktif menggali sejarah dengan perfektip kebangsaan dan keteladanan. Dahsyat sekali efeknya pada pembentukan karakter pembelajar/siswa, begitu bahasa HTR.
Perbuatan yang menginspirasi adalah Laksmana Keumalahayati tidak mau menangis dihadapan manusia kecuali dihadapan Allah
- Safiatuddin Syah, seorang Sultanah yang
sangat cantik. Ia bukan istri raja tetapi ialah yang memegang tampuk
pemerintahan. Rata-rata perempuan Aceh memang cantik. Sultanah tak hanya
cantik lahiriahnya tetapi juga perjuangannya cantik. Pada saat pemerintahannya rakyatnya tak
mau diberi zakat karena sejahtera. Safiatuddin Syah mengutus Yusuf al
Qadri untuk mengirim zakat ke Mekkah.
Masya Allah. Kondisi yang didambakan semua orang pada
saat ini. Amin. Tak heran kondisi itu bisa diperoleh karena Safiatuddin
rela naik turun gunung untuk melihat kondisi rakyatnya.
Buku Tanah Perempuan adalah naskah drama yang dibukukan bercerita
tentang Safiah cut Keumala. Namanya gabungan dari tiga tokoh perempuan pejuang
asal Aceh. Perempuan yang mengalami zaman GAM dan tsunami. Beberapa kali ia
mengalami kehilangan dan luka traumatis di benaknya. Mala berpikir untuk mati namun sekonyong-konyong Mala bertemu dengan Laksmana
Keumalahayati. Melalui kisah dan dialog, beliau menyemangati Mala untuk tetap bertaqwa. Kemudian Mala
bertemu dengan Safiatuddin Syah, memberi inspirasi untuk selalu membangun
negeri. Sesaat kemudian berhadapan dengan Cut Nyak Dhien, Cut Nyak Meutia,
Pocut Baren dan Pocut Meurah Intan. Cut
Nya Dien menghardik semangat Mala. “Musuhmu sekarang bukan Belanda, anakku,
tetapi diri dan ketakberdayaanmu. Bangkitlah!” Tentu ringkasan ini begitu ringkas dan tak
menggambarkan keseluruhan buku tersebut.
Suatu hal yang aku peroleh dari pertemuanku dengan
HTR kali ini aku
bertemu dengan pahlawan masa kini yakni Helvi Tiana Rosa. Bagaimanapun perempuan
harus tangguh dan tegar. Semua potensimu bisa dikembangkan tekad dan latihan
adalah kuncinya. Hmmm merasa
tertampar. Yah, yang tertampar
semangatku.
No comments:
Post a Comment