4/07/2014

Memilih Caleg Perempuan dari Sisi Kodratnya

Beberapa hari yang lalu ketika menonton tv,  saya  ternganga karena ada seorang caleg perempuan  berendam dalam air. Katanya  untuk belajar sejarah. Asik juga kalau belajar sejarah sambil berendam, kepala ikut dingin. Terlepas  maksud beliau apa. Saya tertarik dengan kata dingin.

Kalau perempuan banyak  di parlemen barangkali suasananya dingin. Pandangan umum  perempuan itu cepat panas. Gampang meledak. Dari pada dikejar para perempuan sambil angkat  sarung dan selop di tangan. Trus saya ditimpuki. Oh no.  Tidaaak. Perempuan sekarang itu adem kok. Mana ada perempuan angkat kursi diparlemen main lempar-lemparan. Tidak kuat pasti.

Satu.  mengapa pencoblos harus memilih perempuan karena adeem.  
Parlemen tidak perlu memakai AC  sebab udara rapat  semilir. Paling banter kalau marah-marah plotot-plotan. Lagi pula kalau perempuan sudah sampai  di parlemen, telinga mereka pasti berventilasi  lebar dan berkepala kulkas.  Walau dianjurkan memilih perempuan, pemilih  harus  cermat memilih caper (caleg perempuan) agar tidak salah memilih.


Dua.  Perempuan itu punya dada kuat.  Jangan ngeres dahululah
Siapa yang kuat bawa janin kemana-mana selama 9 bulan? Perempuankan?  Mana ada laki-laki hamil. Itu artinya  Allah memberi kepercayaan pada  perempuan. Mereka sanggup diberi beban baik lahiriah maupun batiniah.

Tiga. Perempuan itu punya pendekatan yang unik terhadap masalah.
Ijasah perempuan terutama ibu adalah ahli dalam mendamaikan anak yang berkelahi di rumah.  Pengalaman itu Insya Allah terbawa dimanapun mereka berada. Mana ada seorang ibu ingin anaknya berkelahi terus. Lagipula bila berkonflik terus menerus  jauh dari rejeki.

Empat.  Perempuan mengerti arti sulit
Siapa yang tidak setuju, persentasi perempuan,  pendapatan di bawah standar sangat tinggi. Perempuan parlemen  tahu itulah akar permasalahan dan akan berpikir keras agar kesulitan itu mencair pada seluruh perempuan Indonesia dari anak-anak hingga yang berumur. Bagaimana perempuan tetap pada kodratnya namun dapat melejitkan ekonomi keluarga.

Lima. Relasi.
Perempuan dikaruniai kecakapan dalam berelasi dengan orang.  Mitra legistatif adalah ekskutif, yudikatif dan masyarakat pemilihnya dan yang bukan pemilihnya.
Bila mereka sudah selesai dengan masalah diri maka akan lebih mudah duduk bersama memecahkan masalah walau berbeda partai dan beragam masyarakat.

Enam.  Mampu
Mampukah perempuan memangku amanat rakyat?. Mengapa timbul pertanyaan? Bukan ajakan? Lebih nyaman ada kata-kata...ayoo kita bersama saling melengkapi saling menutupi kekurangan agar masalah-masalah Indonesia bisa segera dipangkas.

Duduk dua jam hanya bicara perempuan mampu atau tidak. Membuang waktu. Padahal bila wacana yang digelembungkan  cara-cara  caleg perempuan dan caleg laki-laki bersinergi, pasti ada nilai manfaatnya.  
Perempuan Indonesia walau masih banyak yang tertinggal tetap saja ada perempuan  pembelajar yang baik. Sekarang percayakan perempuan mampu ikut menyelesaikan  masalah Indonesia: ekonomi, hukum,  sosial, bencana alam, korupsi, dan lain-lain.
Semoga saja keterwakilan perempuan di legistatif bukan suatu bentuk caper (cari perhatian) dari suatu partai agar memilih partai mereka dan bukan merupakan  ancaman bagi laki-laki, karena kedua jenis kelamin diciptakan Allah ada maksudnya.


Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba penulisan  blog tentang Caleg Perempuan.

https://twitter.com/PerempuanCaleg
https://www.facebook.com/perempuancaleg






2 comments:

  1. Singkat, jelas dan padat. Semoga lebih banyak perempuan yang bisa membawa amanah ya, mak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Mak MIra, di KEB, aku banyak belajar tentang perbedaan namun mak-mak tetap saling menghargai.

      Delete