Seminggu sebelum acara D-Link Community Gathering saya sudah ke Demang cafe Sarinah. Jam sudah menunjukkan 10.00. Kok belum menunjukkan tanda-tanda ada acara Oo pasti ada yang salah. Saya hubungi mak Icoel. Memang salah. Saya salah menyimpan jadwal.
Syukurlah tidak jadi karena saya bisa cepat pulang. Saya bisa segera berkumpul dengan Lazua. Malam sebelumnya saya membawa Lazua dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok, karena ia mengaku telah tertelan pecahan bohlam lampu sinter. Rupanya ia iseng menggigit bohlam tersebut. Parahnya... ada rentang waktu dari kejadian hingga ia bercerita dengan saya.
Sebagai ibunya, saya sangat khawatir. Cepat saya membawa ia ke UGD rumah sakit terdekat tidak lupa membawa pecahan kaca yang tersisa. Sayang di rumah sakit tersebut dokter THTnya sudah pulang. Saya beralih rumah sakit.
Menunggu dokter THT, saya sangat cemas. Berdoa untuk menghilangkan kecemasan. Syukurlah ketika melalui pemeriksaan yang panjang, positif pecahan kaca tersebut tidak tertelan. Alhamdulillah.
Andai ada CCTV di tempat kejadian mungkin saya tidak secemas malam itu. Beruntungnya seminggu kemudian ada acara yang diselenggarakan oleh D-Link. Saya mendapatkan informasi ada kamera untuk mengawasi sang buah hati nama produknya D-Link Bayi Kamera.
Salah satu produknya adalah DCS-825L. Sebuah produk yang mempunyai banyak keunggulan. Agar runut saya mendapatkan data dari @DlinkID.
1. BabyCamera langsung diakses dari smartphone/tablet. Itu artinya pengguna dapat langsung mengawasi anak melalui gadget tersebut di manapun berada selama ada sinyal atau internet. Tidak perlu menggunakan PC/laptop. Jadi dalam kendaraan umumpun bisa. Ke pelosok pun bisa. Berpindah tempat tetap bisa mengawasi sang buah hati. Tidak akan terlewat momen yang seharusnya kita berada di sampingnya. Walau nilai kedatangan/kedekatan kita tidak tergantikan namun dengan perangkat ini paling tidak bisa membayar kehilangan momen tersebut.
2. Aplikasi MydLink Baby Camera dapat dengan mudah didownload dari Google Play Store bagi pengguna android dan APP Store bagi pengguna Apple. Ketika saya hadir di acara gathering blogger yang didukung D-Link saya mencoba aplikasi tersebut. Mumpung ada BabyCamera. Tidak memakan waktu yang lama sudah bisa terkoneksi dengan Wifi Baby Camera. Untuk penyimpanan data digunakan cloud.
3. Aplikasi tersebut gratis.
4. Compatible dengan IPhone/Ipad yang menggunakan iOS 5.1.1 atau lebih dari itu, sedangkan untuk smarthphone/tablet Android memakai Android 4.01 atau lebih.
5. 1-2-3 Easy Set-up. Menurut pengakuan Ibu Indah dari D-link dan Indah Juli dari Kumpulan Emak Blogger mudah dipasang.
6. Mempunyai temperature sensor. Keunggulan ini memungkinkan kita dapat memantau suhu udara ruangan si kecil. Pada aplikasi gadget yang digunakan akan terlihat merah bila panas dan biru bila dingin. Bisa terpantau karena piranti dapat mengirim notifikasi ke gadget. Pada Piranti juga terlihat suhu ruangan. Biasanya bayi rewel penyebabnya temperatur ruangan yang ekstrim.
7. Mempunyai fitur Day dan Night HD Vision. BabyCamera ini mempunyai infrared untuk melihat dalam gelap. Dalam keadaan lampu mati masih bisa memantau langsung dari gadget. Kualitas gambar 720p HD video.
8. Crying/Motion Sensor. Microphone yang terpasang pada BabyCamera mampu mendeteksi suara. Hasilnya akan terkirim ke gadget.
9. Two-Way Audio. Ada speaker yang diletakkan bagian belakang piranti. Coba saya mempunyai alat ini. Lazua bisa berbicara dengan saya setelah kejadian walau pengasuhnya tidak sedang berada di sisinya. Tanpa harus menekan nomor handphone/telepon bisa terhubung
Syukurlah tidak jadi karena saya bisa cepat pulang. Saya bisa segera berkumpul dengan Lazua. Malam sebelumnya saya membawa Lazua dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok, karena ia mengaku telah tertelan pecahan bohlam lampu sinter. Rupanya ia iseng menggigit bohlam tersebut. Parahnya... ada rentang waktu dari kejadian hingga ia bercerita dengan saya.
Sebagai ibunya, saya sangat khawatir. Cepat saya membawa ia ke UGD rumah sakit terdekat tidak lupa membawa pecahan kaca yang tersisa. Sayang di rumah sakit tersebut dokter THTnya sudah pulang. Saya beralih rumah sakit.
Menunggu dokter THT, saya sangat cemas. Berdoa untuk menghilangkan kecemasan. Syukurlah ketika melalui pemeriksaan yang panjang, positif pecahan kaca tersebut tidak tertelan. Alhamdulillah.
Andai ada CCTV di tempat kejadian mungkin saya tidak secemas malam itu. Beruntungnya seminggu kemudian ada acara yang diselenggarakan oleh D-Link. Saya mendapatkan informasi ada kamera untuk mengawasi sang buah hati nama produknya D-Link Bayi Kamera.
Lihat lebih lengkap
Salah satu produknya adalah DCS-825L. Sebuah produk yang mempunyai banyak keunggulan. Agar runut saya mendapatkan data dari @DlinkID.
1. BabyCamera langsung diakses dari smartphone/tablet. Itu artinya pengguna dapat langsung mengawasi anak melalui gadget tersebut di manapun berada selama ada sinyal atau internet. Tidak perlu menggunakan PC/laptop. Jadi dalam kendaraan umumpun bisa. Ke pelosok pun bisa. Berpindah tempat tetap bisa mengawasi sang buah hati. Tidak akan terlewat momen yang seharusnya kita berada di sampingnya. Walau nilai kedatangan/kedekatan kita tidak tergantikan namun dengan perangkat ini paling tidak bisa membayar kehilangan momen tersebut.
2. Aplikasi MydLink Baby Camera dapat dengan mudah didownload dari Google Play Store bagi pengguna android dan APP Store bagi pengguna Apple. Ketika saya hadir di acara gathering blogger yang didukung D-Link saya mencoba aplikasi tersebut. Mumpung ada BabyCamera. Tidak memakan waktu yang lama sudah bisa terkoneksi dengan Wifi Baby Camera. Untuk penyimpanan data digunakan cloud.
3. Aplikasi tersebut gratis.
4. Compatible dengan IPhone/Ipad yang menggunakan iOS 5.1.1 atau lebih dari itu, sedangkan untuk smarthphone/tablet Android memakai Android 4.01 atau lebih.
5. 1-2-3 Easy Set-up. Menurut pengakuan Ibu Indah dari D-link dan Indah Juli dari Kumpulan Emak Blogger mudah dipasang.
6. Mempunyai temperature sensor. Keunggulan ini memungkinkan kita dapat memantau suhu udara ruangan si kecil. Pada aplikasi gadget yang digunakan akan terlihat merah bila panas dan biru bila dingin. Bisa terpantau karena piranti dapat mengirim notifikasi ke gadget. Pada Piranti juga terlihat suhu ruangan. Biasanya bayi rewel penyebabnya temperatur ruangan yang ekstrim.
Sumber D-Link |
Sumber D-Link |
7. Mempunyai fitur Day dan Night HD Vision. BabyCamera ini mempunyai infrared untuk melihat dalam gelap. Dalam keadaan lampu mati masih bisa memantau langsung dari gadget. Kualitas gambar 720p HD video.
8. Crying/Motion Sensor. Microphone yang terpasang pada BabyCamera mampu mendeteksi suara. Hasilnya akan terkirim ke gadget.
Sumber D-Link |
10. Lullaby Player. Orang tua dengan fitur bisa memilihkan lagu agar sang buah hati terlelap. Sayangnya lagu masih terbatas.
11. Snapshot dan Recording. Untuk gadget Android belum bisa menyimpan hasil rekaman. Karena itu kemaren saya merekam menggunakan kamera pocket. Untuk menyimpan hasil rekaman ada MicroSD up to 32 GB. Tangisan dan gerak bayi sebagai trigger alat untuk merekam dengan sendirinya. Bisa di-review kemudian.
12. Portable. Mudah dibawa kemana saja. Menggunakan power bank 5V 2A output. Bila listrik padampun masih dapat difungsikan.
13. Always Comport. Gampang memonitor bayi yang baru lahir, balita, dan anak-anak. Bahkan menurut saya bisa memantau orang tua yang sudah sepuh. Teringat Abah yang terbaring selama tiga tahun lebih sebelum meninggal. Andai saya sudah mengenal alat ini tentu bisa melihat beliau tanpa merepotkan orang lain.
14. Ring bisa diganti. Tersedia warna merah muda dan biru. D-Link dengan jeli memperhatikan tampilan dari piranti agar pengguna bisa mengganti warna ring BabyCamera
Segudang keunggulan tersebut membuahkan beberapa penghargaan pada BabyCamera
:
Sukses buat lombanya ya mak :)
ReplyDeleteTerima kasih Mak. Semangatnya.
Delete