Pulang dari Ma'had Rahmaniyyah, saya membeli buah di perempatan. Di sana berkumpul tukang sol sepatu dan yang lainnya. Tidak sempat mengidentifikasi yang lainnya. Salah satu dari mereka memegang akik. Mereka sedang membicarakan batu tersebut.
Tukang sol sepatu meniup batu tersebut. Kata dia batu tersebut bisa melakukan apa saja (kalau saya tidak salah menangkap 'omongannya'). Temannya tertawa. Spontan saya ikut tertawa. Lelah karena menempuh perjalanan jauh, lenyap. Saya merasakan tawa yang saya lakukan datang dari hati. Terkadang kita sulit untuk tertawa bahkan tersenyum. Mereka bisa melakukannya. Sederhana namun mahal maknanya. Coba saja kalau lagi banyak masalah dan belum bisa mengurainya, apa bisa tertawa seperti mereka.
Ajaibnya ketika tiba di rumah. Anak-anak belum berangkat mengaji. Biasanya saya marah besar. Rupanya pertemuan dengan beliau yang ada di perempatan membuat saya mampu menyederhanakan masalah (seharusnya demikian).
Saya lebih tenang dan bisa mengajak anak-anak berangkat ke tempat rutinitas mereka.
No comments:
Post a Comment