6/12/2014

TEBAK-TEBAKAN

Lazua  mengajak main tebak-tebakan. 
"Bisa terbang. Punya sayap."
Saya buru-buru menjawab burung.
"Salaah.  Ada anginnya. Ada orang. Pesawat jawabnya Ummi."


Terbangnya terbalik. Ada apinya."
"Pesawat ulang-alik."
"Salaaah, yang benar pesawat luar angkasa atau ro..."
"Keeet."



"Punya lampu. Orangnya hijau."
"Piring terbang." 
"Salah, yang benar A..."
"Alien"
"Ya, benar, atau U... U..."
"Fo"
"Ya, benar."



"Punya baling-baling."
Azra langsung menjawab, "Doraemon."
"Salaaah."
"Bisa putar-putar. Ada orangnya satu. Jawabnya helikopter."


Ketika anak bermain tebak-tebakan ia belajar mendiskripsikan sesuatu, belajar padanan kata, belajar fakta yang benar (misalnya tebak-tebakan helikopter tersebut di atas Lazua hanya mengetahui penumpangnya hanya satu).  Juga belajar tentang kejujuran. Seperti contoh berikut.

"Bisa terbang. Makan orang. Ada duri di panggung."
"Naga."
"Salah."
Kemudian saya menjawab dengan banyak jawaban lain. Karena jawaban tidak sesuai dengan yang diinginkan ia membisiki saya jawabannya.


Saya melongo karena jawabannya Pteranodon. Maksudnya mungkin bukan duri tetapi tanduk. Tentang makan orang memang zaman Pteranodon ada orang. Weih saya bukan ahli Paleontologi. Satu lagi nii juri kok membisiki saya jawabannya. Terus setelah saya saya menjawab sesuai bisikannya. 

Ia berucap, "Yaa Ummi ... betul dan Azra salah."

He he Lazua Lazua, lha wong Azra menjawab juga tidak. Kok bisa salah. Semua yang mendengar celutukannya terbahak-bahak. 

No comments:

Post a Comment