Showing posts with label Film. Show all posts
Showing posts with label Film. Show all posts

6/28/2018

Film Koki-Koki Cilik

Memasak bagi anak-anak saya, suatu hal yang menyenangkan karena mereka bisa memilih bahan dan memilih rasa. Mau asin tidak hambar seperti masakan Umm. Untuk anak yang kuliah dan baru akan SMA pengalaman memasak benar-benar sendiri tanpa batuan,  ketika SMP di pesantren. Diajari ibu Kantin. Sedang anak saya yang masih SD, sering membantu proses memasak. Belum berani 'memegang' kompor sendiri. Misalnya ia paling senang membantu saya membuat pizza. Kalau masalah tampilan dan rasa jangan dibandingan chef ya. Penting anak-anak senang.



Banyak pelajaran ketika memasak. Di Sekolah Dasar tempat anak saya, memasak adalah agenda rutin di setiap semester. Dari Kelompok Bermain hingga Sekolah Dasar. Tingkat kesulitan memasak disesuaikan kelas anak. Menariknya untuk SD, bisa dikaitkan pelajaran Matematika, IPA, PPKN dan yang lainnya.

Kalau TK, melatih motorik anak, indra penciuman, meraba tekstur, sains dan kepercayaan diri anak. Kelompok Bermain, membuat mereka berani memegang bahan-bahan masakan. Melatih mereka suka sayur. Karena dikenalkan dari bahannya dan icip-icip sayur yang sudah disiapkan guru. Seru bangetkan dunia memasak.

Nah bagaimana bila dikompetisikan. tambah seru. Kalau saya sendiri teringat waktu SD dan SMP itu pelajaran PKK (pelajaran apa itu? Anak zaman oldnya saja yang tahu). Estetika penyajian biasanya menjadi penilaian selain rasa. Saya pernah disuruh ngulek bahan rawon sama tante untuk persiapan lomba memasak di sekolah. Nguleknya sampai halus. Jangan tanya blender. Almarhumah tante saya lulusan SKKA (SMK jurusan tata boga), ingin saya bisa nguleg. Kids zaman now bisa nguleg gak ya?

Bicara kompetisi memasak ada film yang akan tayang tanggal 5 Juli 2018, judul Koki-Koki Cilik. Bercerita tentang Bima (Farras Fatik), anak dari keluarga sederhana. Ia berhasil mengikuti Cooking  Camp.

Dalam kemah memasak diajarkan cara memasak dan pada akhirnya ada kompetisi. Bima bersaing dengan Audrey (Chloe X) juga Oliver (Patrick Miligan). Chef Grant (Ringgo Agus Rahman) sebagai pembimbing saat latihan memasak. Bagaimana kelucuan Chef ini. Ia berakting serius tetapi lucu atau bagaimana? 


Meniru adegan film transfer semangat


Pemeran pendukung Cole Gribble sebagai Ben, Clay Gribble memerankan Jody, Niki (Clarice Cuttie), Melly (Alifa Lubis), aktris cilik ini sangat menghibur dengan dialog petuahnya.

Key (Romaria Simbolon),  Kevin (Marcello), Alva (Ali Fikry). Ada Morgan Oey sebagai chef Rama. Bagaimana perannya dalam film. Sebagai penolongkah atau sebagai yang lain? ia dipuji oleh chef Agus Sasirangan sebagai mentor dalam film ini. Ia cepat belajar. pas di film ada ucapan Chef Gilang alias Rama yang bagus untuk diingat. Mau jago masak, tetapi tidak menjalani prosesnya. Sama saja bohong. Banyak kata-kata bijak dalam film ini, penulis film  adalah Vera Varidia. 

Film yang ditujukan untuk anak ini tidak jelimet, gampang dicerna anak. Pesan yang disampaikanpun tidak menggurui. Anak-anak dapat menangkap arti perjuangan, persahabatan, dan sportivitas. Banyak nilai-nilai  memasak yang saya catat selama menonton. Kalau saya kasih tahu sekarang ntar tidak seru  lagi nontonnya.

Awal film saya sempat menangis, demi cita-citanya seoarang anak rela memecah tabungannya. Ternyata uangnya masih kurang. Ditambahi oleh tetangga-tetangganya. Gotong royong, asli Indonesia banget. Pas banget dengan soundtrack film, Oh Senangnya feat. Romaria. Lirik berkisar  belajar hal yang baru untuk bekal dimasa depan.

Pas acara Gala Premiere, saya bertemu dengan Farras Fatik pemeran utama. Saya tanya adegan mana yang paling sulit? Kata ia pas disuruh menangis saat beradu peran dengan Morgan. Benar saya lihat pas adegan tersebut ia sungguh menjiwai. Kebetulan saya mengajak anak kedua saya yang suka mengkritik akting pemain film atau sinetron, Ia bungkam. Berarti memang oke.

Farras Fatik pemeran utama


Aktor kawakan Adi Kurdi berperan sebagai pemilik Farm sekaligus juri kemping memasak. Diluar kontek film saat saya bertemu. Apa pesan untuk anak-anak. Penting anak-anak senang dan jangan menyimpan rasa kesal. Maksud beliau bila ada uneg-uneg sampaikan saja. Perkataan beliau difilm yang saya catat mengenai memasak. Tidak mudah membuat seseorang  untuk pertama kali mencicipi,  terkesan dengan masakan kita.



Film disutradarai oleh  Ifa Isfansyah, pemenang piala Citra tahun 2011 dalam film Penari. Ia juga membesut film Garuda di Dadaku. Film Koki-Koki Cilik diproduksi oleh perusahaan MNC Pictures, Anak perusahaan MNC Media. 

Cocok mengisi liburan anak-anak. Semoga setelah menonton dapat ide mengisi liburan panjang anak. Agenda kreatif, seru, menyenangkan, dan tak terlupakan. 






Sumber tulisan:

http://www.mncpictures.com/kokikokicilik/#synopsis




8/22/2017

Film Mars Met Venus

Pernah menonton serasa iih gue banget. Ketika menonton film Mars Met Venus saya merasa seperti itu. Saya menonton part cewek. Acara screening di theatre XX1 di Plaza Senayan. Film ini dibagi menjadi dua bagian.  Part Cewek tayang perdana 20 Juli 2017 sedang part cowok 3 Agustus 2017. 
Film ini menceritakan sepasang kekasih. Menurut saya pas part cewek cenderung cowok diperankan Ge Pamungkas selalu mengalah. Apa ini karena saat survei pembuatan film  laki-laki pas pdkt (pendekatan) seperti itu ya atau point of viewnya perempuan.

Tulisan ini harusnya diposting sebelum tanggal 20 Juli 2017, saya nge-draft di handphone. Pas saya mau edit. Kosong. Tidak sengaja terhapus, pas bersih-bersih memori handphone. Bete-nya lama banget, sebulan. Sisi perempuan saya keluar. Emosi bermain, padahal salah sendiri.

Akhirnya hari ini berbekal ingatan tentang film yang saya tontonan tersebut bisa menulis. Yeee emak berhaasil positif lagi. What... mau punya adik lagi? Maksudnya mindset. Saya mau merdeka dari perasaan negatif. Pantang mundur tetap menulis meski bahan tulisan lenyap. Perempuan banget kalau uringan-uringan, sensitif, moody. Wahai laki-laki tidak semua perempuan seperti saya.  Banyak sekali perempuan yang mempunyai positive attitude. Ini pesan terselubung untuk anak laki-laki remaja saya.  What?  Umm jelek adatnya? Meski begitu tetap mau diterima apa adanya. Karena hidup harus berubah, tiap hari harus memperbaiki diri. Tak peduli pembelajar lambat atau cepat.

Film ini masih ada di bioskop, saat ini tayang versi sudut pandang cowok.  Meski bergenre 'remaja matang', tak salahnya remaja tahun 70-an, 80-an, 90-an menonton. Hitung-hitung upgrade 'ilmu komunikasi' perempuan dan laki-laki. Kalau saya mengajak anak laki-laki yang sudah kelas 3 SMP. Bukannya menyuruh ia pacaran. Tetapi agar ia mengerti cara pandang  perempuan dan laki berbeda. Tak mengapa berbeda. Penting adalah memahami perbedaan itu untuk saling melengkapi.  Juga mengerti mengapa misalnya Umm dan Ab beda sikapnya. Ya iyalah latar belakang pendidikan saja berbeda, Umm sastra dan ekonomi, Abi lurus banget dari SMP sekolah teknik jurusan mesin. Hingga bekerja tidak jauh dari mesin. Umm mah berkelok-kelok. Seperti kelok sembilan Sumatera Barat kali yah, ngidam Padang.


Film ini seperti skripsi menurut saya, bab per bab atau seperti judul tulisan blog: 5 pendapat Mila (Pamela Bowie)  terhadap Kelvin (Ge Pamungkas), seperti itu kira-kira. Mengenai angka itu saya agak lupa, tonton saja nanti kasih tahu saya berapa yang benar. Eh sekarang yang sedang tayang part cowok. Kata produsernya part cawok jawaban dari part cewek. Tapi pasti mirip. kata bu sutradara (kalau laki-laki kenapa sutra-dara juga ya), Hadrah Daeng Ratu, part cowok bukan kelanjutan part cewek. Melainkan sudut pandangnya berbeda. Kalau part cewek yang bercerita Mila sedangkan cowok Kelvin.

Mengapa saya mengatakan seperti judul blog. Alurnya dibatasi oleh cerita di kamera. Ceritanya Kelvin membuat video lamaran berbentuk vlog. Bagaimana masa pendekatan, mengatakan cinta, pertama kali bertengkar, terus ... Yee gak seru kalau saya ceritakan. Pendapat saya film ini bukan bagaimana akhir ceritanya yang ditunggu-tunggu. Tetapi tiap bagian ceritanya menggigit. Penuh pesan dan menghibur.

Film ini didukung oleh Ria Ricis (Icha) dan Rani Ramadhany (Malia), mereka hadir melengkapi sudut pandang perempuan terhadap laki-laki dengan karakter yang berbeda dengan Mila. Membuat utuh film Mars met Venus. Sementara teman-teman Kelvin adalah Cameo project, Reza (Reza nangin), Bobby (Ibob Tarigan), Steve (Steve Pattinama), dan Martin (Martin Nugrah).



Penulis Nataya Bagya, tidak mengalami kesulitan ketika menulis naskah. Uniknya ia belum menonton film ketika saya tanya apakah ada perbedaan saat ia menulis dan film yang sudah jadi. H h memang penting pertanyaan seperti ini? Penting tidak penting. Menurut saya karena sepintas Nataya pendiam bagaimana ia bisa membuat cerita lucu. Ternyata sisi humornya oke juga dan pesan cerita/film gampang dikunyah. Ia menulis berdasarkan pesanan perusahaan produksi MNC pictures, lalu ia kembangkan. Tidak memakan waktu lama dalam mengolah cerita.

Ge Pamungkas mengungkapkan setelah menonton film part cewek ia beranggapan cowok jahat, dan sebaliknya. Bila menonton kedua film akan mendapatkan kesimpulan yang bijak. Laki-laki dan perempuan memang berbeda, mereka hadir untuk saling melengkapi.

Kunci perbedaan adalah komunikasi. Perempuan bahasanya dipoles kalau jujur bisa mewek. Laki-laki maunya to the point, pas pada pokok persoalan. tanpa bahasa bumbu. Sebaiknya laki-laki jujur agar tidak terjadi seperti difilm, adegan bilang suka gudeg padahal tidak.

Definisi terserah pada perempuan itu ambigu menurut laki-laki. Misalnya pada film pada saat pesan makanan ditanya pesan apa, terserah. Pas sudah pesan, tidak setuju. Jadi maunya apa wahai perempuan.

Perempuan dandannya lama, padahal laki-laki juga senang perempuan tampil apa adanya. lebih senang on time. Daripada menunggu dandan kali yah. Eh sekarang perempuan dandannya cepat.

Penasaran dengan pelajaran apa lagi yang didapat dari film ini? Segera tonton ajak Ferry Ardian sebagai produser film Mars Met Venus saat acara screening. 

6/07/2017

Meet and Greet Film Insya Allah, Sah!


Apa yang kamu lakukan bersama keluarga setelah semua sanak keluarga sudah dikunjungi saat Lebaran? Sementara masih ada jatah libur kerja atau sekolah. Tahun 2015 saya pernah mengajak keluarga rame-rame ke bioskop. Sudah lama antre ternyata kursi sudah habis. Padahal saya sudah punya tiket. Itu terjadi Di Kalimantan Selatan karena bioskop bisa dihitung dengan jari. Tahun ini Lebaran bakal diramaikan film Insya Allah, Sah! 


Tanggal 5 Juni 2017 saya hadir pada acara meet and greet film tersebut. Di kantor MD picture di Setia Budi Selatan. Naik lift membuat saya teringat trailer film Insya Allah, Sah! Silvi  terjebak di lift bersama Raka. Laki-laki berambut model beatles atau  berniat menjadi  pengingat orang lain, sedang perempuan berkarakter spontan langsung bernazar bila diberi kesempatan hidup akan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Tidak lama nazar terucap, lift pintu terbuka. Usai peristiwa tersebut Pandji Pragiwaksono sebagai Raka, selalu membayangi Silvi untuk mengingatkan nazarnya. Perempuan cantik yang diperankan oleh Titi Kamal, tidak kunjung menepati janji. Ia juga terobsesi untuk segera menikah dengan tunangannya Dion (Richard Kyle). 


Film besutan sutradara Benni Setiawan diadaptasi dari novel Achi Tm, berjudul Insya Allah, Sah! Novel ini proses penulisannya selama 4 bulan pada tahun 2014. Naik cetak tahun 2015. Berhasil best Seller. Alhamdulillah pas dengan trend saat itu dan sekarang, ucap Achi.


Achi menulis sejak tahun 2007. Tahun 2014 ia merasa ingin mengakhiri karirnya di dunia penulisan. Padahal ia sudah profesional. Sering menulis naskah FTV, dan sudah menulis 21 novel. Saat itu ia diundang di Universitas Andalas. Sumatera Barat. Pas pulangnya di Bandara kehilangan tas dan laptop. Tiba di rumah. Ia sholat, berdoa dan bernazar kalau laptopnya ditemukan ia akan menulis novel Islami. Selesai berdoa pas pukul 03.03 dinihari ia mendapat email dari Gramedia Pustaka Utama. untuk menulis novel yang demikian. Terinspirasi dari nazar ia menulis novel Insya Allah, Sah! Dua bulan setelah naik cetak. MD menawarinya untuk dijadikan film. Padahal setiap novel terdahulu yang berjumlah 21 diniatkannya untuk difimkan tetapi tidak pernah terlaksana. Sedang novel yang ke 22  tidak ada niat sama sekali, malah difilmkan.


Proses pembuatan film, selama dua tahun. Sempat mengalami beberapa kali perubahan naskah. Di dalam novelnya ada drama, romantik, dan lucu-lucunya. MD memilih lebih konsen pada komedi dan dramanya. 99% komedi kata Achi. Hal ini berpengaruh pada karakter tokoh. Termasuk Raka dalam novel digambarkan alim dan pendiam. Pada film karakter berbeda ia lucu, lugu. Untuk menjadi Raka, Pandji harus menggunakan gigi tambahan. Model rambut mengalami beberapa kali perubahan. Awalnya di set up panjang. 


Pemeran lain adalah Donita berperan sebagai Kiara. Karakternya lembut berbeda  dengan sahabatnya Silvi yang cenderung seperti petasan injek. Untuk peran tokoh ini dalam jalan cerita saya masih belum tahu. Kan saya belum menonton filmnya.

Dalam kesempatan MnG, Pandji dan Donita sepakat pemain bule Australia Inggris adalah artis yang rajin reading. Mau belajar bahasa Indonesia sungguh-sungguh. Kebayang ya kalau bule belajar bahasa Indonesia. Ada adegan ia harus marah dan bilang kamu di pecat. Tetapi yang keluar malah, kamu di Ciputat. Raka sebagai lawan main, ketika shooting tidak bisa menahan tawa. Mimik bule tersebut serius marah, yang terucap malah begitu. 

Penasaran dengan akting Raka, Silvi, Dion? Serta mau lihat cameo seperti Dedy Mizwar, Prilly Latuconsina, Marcella Zalianty, Happy Salma, Fitri Tropica, Lydia Kandau, Bayu Skak, Gary Iskak, Arie Untung, Ardit Erwandha, Karina Suwandhi, Alexa Key dan lain-lain. Film yang diproduseri Manoj Punjabi ini,  dapat dinikmati masyarakat Indonesia, mulai 25 Juni 2017. Mari menonton! Selain menambah hormon serotonin, hormon yang mengatur kebahagian, juga mendukung perfilman Indonesia. 

4/09/2016

Acara Screening The Lion Guard Disney

Anak-anak dan para orang tua pasti sudah banyak yang tahu film The Lion King. Sekarang ada lanjutannya yaitu The Lion Guard Return of the Roar. Sudah tayang di Disney 20 Maret 2016 pukul 10.00 di Disney Channel Southeast Asia. Film ini menceritakan Kion (pengisi suara Max Charles) anak kedua dari Samba dan Nala. Ia pemimpin The Lion Guard, sekelompok binatang yang menjaga The Pride Lands.






Film dikembangkan oleh Ford Riley, sebagai executive producer,  menjadi serial telivisi The Lion Guard. Sutradara Howy Parkins (sutradara Jake and Never Land Pirates). Pertama tayang tanggal 17 April 2016 di Disney Channel. Saya menonton dua serial di acara screeningnya bertempat di Lewis and Carrol hari Saptu 9 April 2016. Lazua, anak saya menyimak dengan anak-anak lainnya. Cerita simple. Ada masalah kemudian si Kion bersama timnya memecahkan masalah. Contoh ada sekelompok buaya menguasai sungai dengan beraninya Kion bicara akhirnya para buaya mau beralih tempat. Sungai itu akhirnya  ditempati kembali para kuda nil. 

Tokohnya adalah Bunga seekor luwak madu pemberani (pengisi suara Joshua Rush), Ono si burung kuntul kerbau yang pandai dan mempunyai penglihatan yang tajam (Atticus Shaffer); cheetah percaya diri bernama Fuli (Diamond White); dan terakhir kuda nil baik hati dan bersahabat si Besthe (Dusan Brown). Berbeda dengan tradisi anggota The Lion King, kawanan singa yang paling berani. Dalam The Lion Guard baik film maupun serialnya Kion bersama teman yang berbeda jenis mampu menghadapi tantangan dalam petualangan. Semua itu mereka lakukan untuk menjaga keseimbangan  jaring-jaring kehidupan. Mengetahui nama dan  para tokoh The Lion Guard membuat saya  'nyambung' sama Lazua. Mengenal kelebihan tokoh jadi nilai plus sebagai pembelajaran baginya. 

Dalam rangka peluncuran film dan seri ini ada Show Us Your Roar di Disney Channel Asia Facebook (http://facebook.com/DisneyChannelAsia). Tidak masalah meraung  besar atau kecil tetap akan ditayangkan di Disney Channel selama pemutaran perdana "The Lion Guard: Return of The Roar.

Pada  screening serial, Disney mempercayakan pada  Pulse Communications. Selain menonton film anak-anak diajak mewarnai. Hadiahnya mendapat boneka karakter Kion dan Bunga. Lazua tidak mendapat hadiah boneka tetap senang karena semua anak mendapatkan piring dan tumbler keren asli Disney.

Acara hari ini membuat saya kangen sama Disney chanel. Saat anak masih kecil-kecil sering menemani  menonton. Ikut lompat-lompat dan menyanyi.  Sekarang jarang, kadang-kadang saja  kalau ada film seperti Frozen, Lazua kadang mengajak menonton bareng. Ya...masa kecil anak-anak tidak akan kembali, mumpung mereka masih kecil sering-seringlah ngublek/ngumpul. 








12/31/2014

Assalamualaikum Beijing

Terakhir menonton film di bioskop tahun 2013, film 5 cm. Itu karena mendapat hadiah ngetwit dari acara Nova. Baru kemaren 30 Desember 2014 nonton lagi. Saya membeli novel Assalamualaikum, Beijing! karya Asma Nadia  bulan Agustus 2014, Saat ada acara bedah buku di Gramedia Cinere. Waktu itu sudah ada woro-woro novel tersebut sedang dibuat filmnya. 

Ketika menikmati film saya melepas semua yang sudah ada di kepala. Cerita   yang didapat dari novel. Saya tidak mau menikmati sebuah film dengan membandingkannya. Novel dan film dua buah karya yang berbeda cara menikmatinya. Membaca membuat seseorang bebas berimijinasi dengan rupa tokoh, setting, dan lain-lain sedang film mau tidak mau menerima visual yang disuguhkan sutradara. 

Saya membawa anak-anak ke Cinema XXI Detos  Depok. Tentu saja dengan asumsi film berlabel remaja  ini aman untuk dikonsumsi anak ( Tidak ada  adegan begini begitu, bak bik buk alias kekerasan, dan hiiii seram). Syukurlah petugas tiket menyerahkan pilihan kepada saya untuk membawa anak masuk atau tidak ke dalam studio.

Film dibuka dengan orang-orang menyiapkan perhelatan ada dua orang berlawanan jenis Ra (Revalina S Temat) dan Dewa (Ibnu Jamil) sedang terlibat percakapan serius. Dewa jujur mengakui kesalahannya telah selingkuh dengan teman sekantornya Anita (Chintya Ramelan) hingga hamil. 

Asmara memilih membatalkan pernikahan walau Dewa bersikukuh akan meneruskan. Asma atau Ra memintanya bertanggung jawab. Tiga bulan berselang, Asma dikirim ke Beijing oleh kantornya untuk menempati biro yang baru. Ia menulis kolom yang diberi nama Assalamualaikum Beijing.

Di kota ini Asmara tidak sendirian ada Sekar (Laudy Chyntia Bella) sahabatnya dan suaminya Ridwan (Deddy Mahendra Desta). Plus  Zhong Wen (Morgan Oey) yang ia kenal di sebuah bus. Lelaki yang menyebutnya Ashima. 

Karena tugas sebagai penulis membuat Asmara harus menapaki Beijing dan sekitarnya. Sutradara Guntur Soeharjanto berhasil memanjakan mata penonton. Setting Great Wall dengan latar gunung yang berlapis-lapis dan warna yang bergradasi. Kata Asma Nadia, saat shooting selama setengah jam tembok ini ditutup untuk umum. Ada masjid tertua, Niujie di Xuanwu Distrik (baru kali ini saya melihat masjid menyediakan kursi untuk jamaah yang tidak bisa sholat seperti pada umumnya). Lazua baru pertama kali menonton dibioskop langsung nagih mau lagi. Katanya karena tampilannya bagus dan suaranya yang enak (Soundtrack ada dua  dari Asma Nadia  dan Ridho Rhoma). Alhamdulillah kesan pertamamu bagus  nak tentang sebuah film.  


Selain  Penokohan yang kuat, alur cerita yang sederhana (menurut saya tepat karena sasaran  untuk seluruh lapisan masyarakat), pesan dari novelpun sampai. Kekuatan kata dan amanat yang manis terbungkus rapi dalam novel  Asma Nadia,  terwakili. 

Pondasi dari film ini adalah ketika seorang lelaki mau meminang perempuan yang berteman dengan APS (Antiphospholipid antibody syndrom) gangguan pada sistem pembekuan darah. Menyebabkan gangguan pada kehamilan, bila terkena pada mata akan mengalami kebutaan. Maukah Asmara menerima  Zhung-zhung (begitulah Sekar memanggilnya) dan bagaimana ia bisa move on. 

Saran saya bila menonton film ini sedia tisue. Filmnya sendiri tidak cengeng malah banyak sisi yang membuat orang untuk tegar dan hijrah.