2/04/2015

Edukasi Gizi Melalui Karnaval

25 Januari 2015 saya terbangun pukul 12 malam. Semangat ingin menghadiri Karnaval Ayo Melek Gizi yang diselenggarakan  oleh Nutrisi Untuk Bangsa. Sebagai ibu pekerja yang tidak mempunyai asisten rumah tangga, pada akhir pekan ini  saya memilih merapikan rumah dan memasak terlebih dahulu. 

Pada hari kerja,  saya biasa memasak pagi-pagi untuk sarapan suami dan anak-anak, juga untuk bekal suami dan anak ke dua, Ia memang dididik tidak jajan di sekolah sedapat mungkin. Sedang anak ketiga saya saat snack time dapat buah di sekolah dan siangnya ada makan bersama yang juga disediakan sekolah. Untuk anak yang SMA, ia sudah mulai malu membawa rantang. Program ke depan ia mau membawa bekal dengan kertas pembungkus makanan. Padahal saya mengajukan alternatif tempat bekal yang sangat kecil.

Sayang anak-anak saya tidak mau ikut karena akhir pekan  adalah hari gadget. Padahal #KarnavalGizi ini pasti lebih seru karena olah raga itu menyehatkan dan mereka mendapat pengalaman. 


Saya terlambat datang seharusnya pukul 06.00.  Perjalanan saya terhambat karena motor saya tiba-tiba rantainya ngadat untung saja sudah dekat parkiran Busway Ragunan. Setelah naik Busway, eh mogok.Ada-ada saja.  Beruntung lagi ada busway yang lain di belakang. Kalau pas mendapat peristiwa seperti ini, ingat tagline blog sabar, syukur, ikhlas. So, tetap senyum. 

Pertama yang saya lihat gapura dari besar bertuliskan Karnaval Ayo Melek Gizi. Tidak jauh ada  ondel-ondel berkalung sayuran dan buah. Bergegas saya ke booth registrasi. Mendapat goodie bag. Saya segera ganti baju kaos seragam karena ingin cepat langsung ganti di sebelah booth registrasi. Gegara malas mencari booth ganti pakaian. Selanjutnya saya langsung bergabung. 

Di panggung kecil depan gapura Presiden Direktur dari  PT Sarihusada Generasi Mahardika Mr Oliver Pierredon memberi sambutan. Intinya Sari Husada mengajak masyarakat dari berbagai komunitas menyelesaikan persoalan gizi di Indonesia dengan cara yang unik dan menghibur. Sarihusada mendukung upaya perbaikan gizi lewat nutrisi yang berkualitas serta terjangkau. Juga ingin pengetahuan masyarakat meningkat  tentang asupan gizi, melalui inisiatif edukasi dan sosial.




Acara dibuka bersama  ibu Heppy Farida Djarot istri Wakil Gubernur DKI. Acara yang memang disengaja untuk memperingati hari Gizi Nasional, bertema  makanan sehat tidak perlu mahal. Rute dari Silang Barat Daya Monas menuju bundaran HI,  memutar sebelum Tugu Selamat Datang dan kembali lagi ke Monas. Jumlah peserta berkisar 400 orang. 

Ketika dalam perjalanan karnaval yang saya ikuti ini ada orang yang bertanya ada apa? Ini memang benar-benar karnaval yang mengedukasi. Ondel-ondel sebagai maskot karnaval membuat   orang yang berolah raga di car free day menengok. Kok ondel berhias buah dan sayuran diiringi musik tanjidor. 

Kemudian iringan parade sepeda berhias dengan bahan pangan sumber gizi. Barisan sepeda yang di depan membawa tampah berhuruf. Mereka berusaha sejajar sehingga tulisan ayo melek gizi terbaca. Unik dan kreatif. Sebelumnya ada komunitas jump stilts yang tidak segan menunjukkan atraksi mereka bersalto. Parade ini seperti yang dikemukakan oleh Arif Mujahidin head of corporate Affairs Sarihusada. 






Para jumpers tersebut ada yang berani menggendong anak kecil. Mustahil mereka lakukan bila tidak sehat. Setelah itu ada barisan yang membawa pamlet  bertuliskan bermacam-macam ajakan untuk hidup sehat dengan cara melek gizi. Tulisan itu antara lain: Awali hari ceria  nasi, ubi, jagung sumber tenagaku tiap hari. Ikan, telur, tahu, tempe, sebagai protein tubuhku.  Cukup tidur olah teratur.  Jangan lupa minum air 8 gelas sehari.  Makan beraneka ragam, yuk!





Parade Melek Gizi kembali memasuki pelataran. Disambut booth konsultasi gizi. Saya sempat berkonsultasi bertanya tentang anak bungsu saya yang tidak suka makan sayur  di rumah,  di sekolah mau. Padahal saya berusaha memasak sayur kesukaannya. Kata ahli gizi, tidak perlu khawatir sebab asupannya sudah terpenuhi di sekolah. Melihat tubuhnya yang kurus dan tinggi, saya takut masakan saya, tidak tepat gizi untuk dirinya.

Apakah anak saya termasuk bagian dari data riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)? Setelah mendengar jawaban pakarnya kekhawatiran saya tergerus.  Indonesia masih menghadapi masalah stunting (kuntet) padahal perekonomian kita semakin baik.


Tahun Prevalensi balita gizi buruk
2013        19,6 %
2010        17,9 %
2007        18,4%

Disamping booth gizi ada pohon komitmen gizi. Saya menulis resolusi  mengajak anak makan sayur dan buah. Menarik pohon ini karena berbentuk buah-buahan. Idenya bisa dibawa pulang. Untuk mengenalkan buah dan sayur pada anak. Terpikir oleh saya punya pohon ini, hanya saja fungsinya untuk mengedukasi anak  tentang makanan bergizi. 


Ada juga pembagian kalender bagi 75 orang pertama yang menunjukkan bahwa dirinya adalah followers twitter @Nutrisiuntukbangsa

Di ujung booth ada panggung acara band, demo pengolahan makanan sehat oleh chef Muto, host program televisi Kungfu Chef. Plus bertabur door prize. Acara dipandu MC Tya Ariestya.  Akhir acara pengumuman pemenang sepeda hias  dan live tweet. 


Topi yang cantik

finalis lomba sepeda hias

Pemenang live tweet

Door prize


Kemeriahan acara bisa  dilihat di Channel Nutrisi Untuk Bangsa



Karnaval ini berhasil mengedukasi seluruh lapisan masyarakat tentang gizi.  Baik secara langsung yang berpartisipasi, membaca dari tulisan blogger, media baik televisi, online, dan media cetak. Bila acara serupa diselenggarakan kembali alangkah baiknya masyarakat muda usia TK hingga SMA lebih dilibatkan. Acara berupa lomba parade busana kreatif ataupun adu tangkas pengetahuan tentang gizi. 

Tulisan ini diikutsertakan dalam 


Lomba



6 comments:

  1. Senang bisa ikutan Karnaval Gizi ini.. Seru dan penuh semangat.
    Semoga kesadaran untuk melek gizi semakin mantap ya..
    Sukses untuk lomba blognya kakak :)

    ReplyDelete
  2. senengnya bisa ikut kegiatan karnaval gizinya :)

    ReplyDelete
  3. Replies
    1. Olah raga, dapat hiburan, dan bisa berbagi hal menarik yang didapat dari acara tersebut.

      Delete