Siapa yang tahu letaknya hati? Di jantungkah, di lever, di otak di serabut-serabut saraf. Saya tidak pernah belajar psikologi dan ilmu kedokteran ataupun ilmu kebatinan, jadi saya tidak tahu. Tetapi saya merasa hari ini menemukan kata-kata baru dengan hati. Eurika. Tanpa perlu mengetahui letak hati.
Untuk sementara nyaman dalam menghadapi hidup. Hati yang lentur. Saya kira hati yang seperti batulah akan tahan menghadapi cobaan. Oh tidak semakin keras hati semakin besar penolakan terhadap masalah dan hancur bila salah mensikapi.
Pernah melihat kapten melar yang bisa memanjang? Seperti itukah hati kita bentuknya agar nyaman dalam masalah. Hati menjadi panjang. Sabar yang melar. Ditimpuk masalah oke-oke saja. Selalu ada opsi dan siap menanggung akibatnya.
Tidak ada yang remuk. Tidak ada putus asa. Selalu mencoba mencari jalan keluar. Kalaupun toh buntu bisa cari jalan lagi kan. Terus menerus hingga batas waktu yang ditentukan Allah.
Lalu mengapa dipusingkan dengan penolakan, ejekan, dan candaan yang tidak kau terima. Untuk anakku yang sedang berjuang menegakkan benang basah. Coy, tahu tidak dikira kau batu karang, baja. Yoiii. Punya hati yang lentur saja ya nak, saat kau tidak bisa menerima sesuatu. Saat kau beradaptasi pada lingkungan yang baru. Kami selalu memelukmu dalam doa.
No comments:
Post a Comment