Apa yang kamu lakukan bersama keluarga setelah semua sanak keluarga sudah dikunjungi saat Lebaran? Sementara masih ada jatah libur kerja atau sekolah. Tahun 2015 saya pernah mengajak keluarga rame-rame ke bioskop. Sudah lama antre ternyata kursi sudah habis. Padahal saya sudah punya tiket. Itu terjadi Di Kalimantan Selatan karena bioskop bisa dihitung dengan jari. Tahun ini Lebaran bakal diramaikan film Insya Allah, Sah!
Tanggal 5 Juni 2017 saya
hadir pada acara meet and greet film tersebut. Di kantor MD picture di Setia Budi
Selatan. Naik lift membuat saya teringat trailer film Insya Allah, Sah! Silvi
terjebak di lift bersama Raka. Laki-laki
berambut model beatles atau berniat menjadi pengingat
orang lain, sedang perempuan berkarakter spontan langsung bernazar bila diberi
kesempatan hidup akan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Tidak lama nazar
terucap, lift pintu terbuka. Usai peristiwa tersebut Pandji Pragiwaksono sebagai Raka, selalu
membayangi Silvi untuk mengingatkan nazarnya. Perempuan cantik yang diperankan
oleh Titi Kamal, tidak kunjung menepati janji. Ia juga terobsesi untuk segera
menikah dengan tunangannya Dion (Richard Kyle).
Film besutan sutradara
Benni Setiawan diadaptasi dari novel Achi Tm, berjudul Insya Allah, Sah! Novel
ini proses penulisannya selama 4 bulan pada tahun 2014. Naik cetak tahun 2015.
Berhasil best Seller. Alhamdulillah pas dengan trend saat itu dan sekarang,
ucap Achi.
Achi menulis sejak tahun
2007. Tahun 2014 ia merasa ingin mengakhiri karirnya di dunia penulisan.
Padahal ia sudah profesional. Sering menulis naskah FTV, dan sudah menulis 21
novel. Saat itu ia diundang di Universitas Andalas. Sumatera Barat. Pas
pulangnya di Bandara kehilangan tas dan laptop. Tiba di rumah. Ia sholat,
berdoa dan bernazar kalau laptopnya ditemukan ia akan menulis novel Islami.
Selesai berdoa pas pukul 03.03 dinihari ia mendapat email dari Gramedia Pustaka Utama. untuk menulis novel yang demikian. Terinspirasi dari nazar ia
menulis novel Insya Allah, Sah! Dua bulan setelah naik cetak. MD menawarinya
untuk dijadikan film. Padahal setiap novel terdahulu yang berjumlah 21
diniatkannya untuk difimkan tetapi tidak pernah terlaksana. Sedang novel yang
ke 22 tidak ada niat sama sekali, malah difilmkan.
Proses pembuatan film, selama dua tahun. Sempat mengalami beberapa kali perubahan naskah. Di dalam novelnya ada drama, romantik, dan
lucu-lucunya. MD memilih lebih konsen pada komedi dan dramanya. 99% komedi kata
Achi. Hal ini berpengaruh pada karakter tokoh. Termasuk Raka dalam novel
digambarkan alim dan pendiam. Pada film karakter berbeda ia lucu, lugu. Untuk
menjadi Raka, Pandji harus menggunakan gigi tambahan. Model rambut mengalami
beberapa kali perubahan. Awalnya di set up panjang.
Pemeran lain adalah Donita
berperan sebagai Kiara. Karakternya lembut berbeda dengan sahabatnya
Silvi yang cenderung seperti petasan injek. Untuk peran tokoh ini dalam jalan
cerita saya masih belum tahu. Kan saya belum menonton filmnya.
Dalam kesempatan MnG, Pandji
dan Donita sepakat pemain bule Australia Inggris adalah artis yang rajin
reading. Mau belajar bahasa Indonesia sungguh-sungguh. Kebayang ya kalau bule
belajar bahasa Indonesia. Ada adegan ia harus marah dan bilang kamu di pecat.
Tetapi yang keluar malah, kamu di Ciputat. Raka sebagai lawan main, ketika
shooting tidak bisa menahan tawa. Mimik bule tersebut serius marah, yang
terucap malah begitu.
Penasaran
dengan akting Raka, Silvi, Dion? Serta mau lihat cameo seperti Dedy Mizwar, Prilly Latuconsina, Marcella Zalianty, Happy Salma, Fitri Tropica, Lydia Kandau, Bayu Skak, Gary Iskak, Arie Untung, Ardit Erwandha, Karina Suwandhi, Alexa Key dan lain-lain. Film yang diproduseri Manoj Punjabi ini, dapat dinikmati masyarakat Indonesia, mulai 25 Juni 2017. Mari menonton! Selain menambah hormon serotonin, hormon yang mengatur
kebahagian, juga mendukung perfilman Indonesia.