MELIHAT
“Wah kacau,” kata Lazua ketika
melihat gambar kartun perempuan yang
terbuka bagian dadanya.
Kebetulan setelah acara kartun
yang ia sukai adalah kartun tentang peri perempuan. Lazua langsung memintaku mengganti channel. Di
luar negeri berpakaian seperti itu adalah hal yang biasa. Di Indonesia mungkin mulai dianggap biasa. Namun di
rumahku hal itu tidak biasa.Walau emaknya perempuan (kadang mereka berpikir Umminya laki-laki…wah
salah doktrin) mesti mikir-mikir kalau ingin berpakaian terbuka di atas
daripada dapat komen kacau dari Lazua.
Di dunia internet aku pasang
filter agar tak ada pop up yang
aneh-aneh atau mereka tak bisa membuka baik sengaja atau tidak situs-situs yang
menjurus. Namun itu dulu sebelum anak-anak mengerti bahwa hal itu tidak pantas. Sekarang
sudah tak dipasang.
Saat mereka belum mengerti, saking parnonya aku menjelaskan ke
mereka: ”Kalau kalian sengaja atau tak sengaja membuka situs-situs XXX. Kalian
akan punya anak. Mau anak-anak punya anak. Hiii harusnya sekolah atau menikmati
saat-saat bermain harus punya anak.”
Tidak logis banget ya bicara seperti itu
dengan anak SD dan anak berumur 3 tahun (waktu itu Lazua masih 3 tahun) atau
sering mengingatkan mereka bahwa Allah itu Maha Melihat dan ada malaikat di
kiri dan kanan yang selalu siap mencatat perilaku manusia. Jadi harus malu
walau tidak ada Ummi atau orang lain. Iman memang senjata paling ampuh. Namun
iman seseorang kadang turun apalagi anak-anak yang gampang sekali dipengaruhi.
Pada anak yang paling besar
aku mengatakan meskipun komputer Ummi (kami sering bergantian memakainya) pakai
Freeze, setiap yang dilihat dan dibuka
tetap tersimpan di memori mesin pencari atau ada orang yang tahu setiap kegiatan di komputer.
Sedang komputer si tengah kadang-kadang aku lihat riwayatnya.
Apa saja yang ia buka.
Pernah aku bertanya pada
dirinya, ”Apa yang kamu lakukan kalau melihat perempuan seksi. Kadang ada iklan game
berpakaian seperti itu muncul di samping
gamenya.
“Aku tutup atau aku tak
melihatnya, “ jawab si tengah.
Kalau untuk paling kecil
karena belum bisa menulis dan membaca, aku sering yang mengetikkan di mesin
pencari. Tentu saja situs game anak-anak. Dulu saat ia belum mengerti, senang banget melihat perempuan
berpakaian seksi. Gawat. Sekarang si kecil sudah mulai mengerti tentang malu
dan bisa mengolok-ngolok kakak-kakaknya bila melihat di televisi atau di
internet.
Ada cerita lucu. Ketika mereka
ku ajak makan di luar. Ada seorang ibu, mungkin beliau sudah terbiasa di LN,
pakaiannya minim. Aku belum mengajarkan sikap bila melihat demikian. Anak-anak sibuk
sekaliii dan berisik membicarakan ibu
itu. Walhasil ibu itu salah tingkah. Harusnya aku mengajarkan kepada anak-anak
untuk ghadul bashar, menundukkan
pandangan bukannya sibuk membicarakan orang. Tetapi ada baiknya ibu itu jadi
menyadari pakaiannya.
Alhamdulillah sekarang mereka sudah
bisa saling mengingatkan. Semoga mereka pribadi yang senang mengajak pada
perbuatan baik, sehingga ketika tidak baik ada yang mengingatkan mereka dulu
diingatkan untuk berbuat baik oleh anak-anakku.
Sedihnya sekarang di situs
jejaring sosial ada yang sengaja mengupload foto-foto wah. Bagaimana mereka berpikir? Situs demikian kan tak steril dari
anak-anak. Apapun niatnya,hanya untuk bercanda atau tidak,coba pikirkan
akibatnya bagi anak-anak yang belum pantas untuk melihat. Iya kalau mereka
sudah punya filter dalam diri mereka kalau belum? Racun, bukan? Aku tak tahu
apakah mereka sudah punya anak atau tidak. Jadi tak perlu memikirkan dampaknya
kalau mengupload hal demikian. Atau mereka punya ibu, saudara perempuan, anak
perempuan, nenek atau tidak? Perbuatan seperti
itu melecehkan perempuan. Coba bayangkan kalau perempuan itu keluarganya?
Perilaku seperti itu harusnya
membuat diri mereka malu karena terlihat
oleh orang lain. Kecuali ada yang memfitnah, masuk ke dalam akun orang kemudian
memasangnya. Perbuatan orang yang
memfitnah itu lebih tak terpuji. Orang tua dan guru-guru pasti sudah menanamkan
sejak dini bahwa Allah itu Maha Melihat. Bagi orang beriman pasti menyadari
perbuatannya ada yang mengawasi. Semoga kita semua terhindar dari perbuatan
demikian.
No comments:
Post a Comment