6/16/2012

Melihat

MELIHAT  


“Wah kacau,” kata Lazua ketika melihat gambar kartun perempuan yang  terbuka bagian dadanya.
Kebetulan setelah acara kartun yang ia sukai adalah kartun tentang peri perempuan.  Lazua langsung memintaku mengganti channel. Di luar negeri berpakaian seperti itu adalah hal yang biasa. Di Indonesia  mungkin mulai dianggap biasa. Namun di rumahku hal itu tidak biasa.Walau emaknya perempuan (kadang mereka berpikir Umminya laki-laki…wah salah doktrin) mesti mikir-mikir kalau ingin berpakaian terbuka di atas daripada dapat komen kacau dari Lazua.
Di dunia internet aku pasang filter agar tak ada pop up yang aneh-aneh atau mereka tak bisa membuka baik sengaja atau tidak situs-situs yang menjurus. Namun itu dulu sebelum anak-anak  mengerti bahwa hal itu tidak pantas. Sekarang sudah tak dipasang.
Saat mereka belum mengerti, saking parnonya aku menjelaskan ke mereka: ”Kalau kalian sengaja atau tak sengaja membuka situs-situs XXX. Kalian akan punya anak. Mau anak-anak punya anak. Hiii harusnya sekolah atau menikmati saat-saat bermain harus punya anak.”
 Tidak logis banget ya bicara seperti itu dengan anak SD dan anak berumur 3 tahun (waktu itu Lazua masih 3 tahun) atau sering mengingatkan mereka bahwa Allah itu Maha Melihat dan ada malaikat di kiri dan kanan yang selalu siap mencatat perilaku manusia. Jadi harus malu walau tidak ada Ummi atau orang lain. Iman memang senjata paling ampuh. Namun iman seseorang kadang turun apalagi anak-anak yang gampang sekali dipengaruhi.
Pada anak yang paling besar aku mengatakan meskipun komputer Ummi (kami sering bergantian memakainya) pakai Freeze, setiap yang dilihat dan dibuka tetap tersimpan di memori mesin pencari atau ada orang yang  tahu setiap kegiatan di komputer.
Sedang komputer  si tengah kadang-kadang aku lihat riwayatnya. Apa saja yang ia buka.
Pernah aku bertanya pada dirinya, ”Apa yang kamu lakukan kalau melihat perempuan seksi. Kadang ada iklan game berpakaian seperti itu  muncul di samping gamenya.
“Aku tutup atau aku tak melihatnya, “ jawab si tengah.
Kalau untuk paling kecil karena belum bisa menulis dan membaca, aku sering yang mengetikkan di mesin pencari. Tentu saja situs game  anak-anak. Dulu saat ia belum mengerti, senang banget melihat perempuan berpakaian seksi. Gawat. Sekarang si kecil sudah mulai mengerti tentang malu dan bisa mengolok-ngolok kakak-kakaknya bila melihat di televisi atau di internet.
Ada cerita lucu. Ketika mereka ku ajak makan di luar. Ada seorang ibu, mungkin beliau sudah terbiasa di LN, pakaiannya minim. Aku belum mengajarkan sikap bila melihat demikian. Anak-anak sibuk sekaliii dan berisik membicarakan  ibu itu. Walhasil ibu itu salah tingkah. Harusnya aku mengajarkan kepada anak-anak untuk ghadul bashar, menundukkan pandangan bukannya sibuk membicarakan orang. Tetapi ada baiknya ibu itu jadi menyadari pakaiannya.
Alhamdulillah sekarang mereka sudah bisa saling mengingatkan. Semoga mereka pribadi yang senang mengajak pada perbuatan baik, sehingga ketika tidak baik ada yang mengingatkan mereka dulu diingatkan untuk berbuat baik oleh anak-anakku.
Sedihnya sekarang di situs jejaring sosial ada yang sengaja mengupload foto-foto wah. Bagaimana mereka berpikir? Situs demikian kan tak steril dari anak-anak. Apapun niatnya,hanya untuk bercanda atau tidak,coba pikirkan akibatnya bagi anak-anak yang belum pantas untuk melihat. Iya kalau mereka sudah punya filter dalam diri mereka kalau belum? Racun, bukan? Aku tak tahu apakah mereka sudah punya anak atau tidak. Jadi tak perlu memikirkan dampaknya kalau mengupload hal demikian. Atau mereka punya ibu, saudara perempuan, anak perempuan, nenek  atau tidak? Perbuatan seperti itu melecehkan perempuan. Coba bayangkan kalau perempuan itu keluarganya?
Perilaku seperti itu harusnya membuat diri mereka malu  karena terlihat oleh orang lain. Kecuali ada yang memfitnah, masuk ke dalam akun orang kemudian memasangnya.  Perbuatan orang yang memfitnah itu lebih tak terpuji. Orang tua dan guru-guru pasti sudah menanamkan sejak dini bahwa Allah itu Maha Melihat.  Bagi orang beriman pasti menyadari perbuatannya ada yang mengawasi. Semoga kita semua terhindar dari perbuatan demikian.
         

No comments:

Post a Comment