Pagi adalah waktu yang paling nyaman
untuk berkebun. Tanaman kita akan berterimakasih ketika kita menyiram mereka
sebab pada hari panas mereka terpapar oleh matahari. Balasannya mereka
memberikan daun yang lebat, bunga yang indah.
Pengalaman
saya berkebun, beberapa tahun lalu saya asal menanam tak memperhatikan kondisi
tanahnya sudah padat atau tidak, sehingga tanaman tak akan bisa bernafas dengan baik dan tumbuh dengan
subur. Menyiram saja kalau saya ingat.
Kadang saya hanya memasrahkannya kepada soulmate dapur saya. Mungkin karena ia
sudah repot dengan pekerjaan dapur kalau tidak diingatkan ia tak menyiram.
Tahun lalu saya sering sakit, kemudian saya googling, saya menemukan berkebun itu bisa
menyehatkan. Saya coba ganti tanah dalam pot dengan tanah yang baru, saya beri
kompos, saya beri pupuk. Saya siram setiap hari. Ajaib mereka memberikan hadiah
pada saya. Bunga-bunga yang indah. Jangankan bunga, melihat daunnya bermunculan
saja saya sudah gembira.
Mereka memberikan
semangat pada saya agar bertumbuh. Dalam hidup rajinlah memberi pupuk pada diri dan hati. Tak hanya diri juga pada orang-orang sekitar, suami, istri, anak-anak dan yang
lainnya. Kadang saya berpikir mereka sudah mengerti saya, jadi saya tak perlu merawat
hubungan itu. Padahal pemikiran seperti itu salah. Saya merasakan itu dengan
anak-anak. Ketika saya malas membaca buku dan bertanya pada orang yang
berpengalaman. Relasi pemaksaan kehendak yang ada. Pokoknya kamu harus begini
harus begitu tanpa melihat kondisi mereka dan memperbaiki cara saya dalam
mendidik mereka. Walhasil mereka menjadi antipati pada saya. Jangankan pesan
pendidikan masuk pada mereka, yang ada mereka melawan.
Melihat
mereka tumbuh dengan riang ada rasa
syukur pada Allah atas karunia yang diberikan kepada saya. Terkadang saya tidak
mensyukuri nikmat yang diberikan pada Allah. Hanya berfokus pada masalah dan
kekurangan.
No comments:
Post a Comment