10/12/2014

'STAY STRONG' DENGAN SADARI

Ketika melihat Jakarta Goes Pink di halaman BLOGdetik pikiran saya koneknya ke gowes pink. Apa ya? Naik sepeda pakai baju pink begitu? Oh ternyata berbeda dengan yang terlintas di kepala.
Ketika baru datang blogger diberi kesempatan untuk cek gula, kolestrol, dan asam urat

Fayyas Ahmadullah,  admin BLOGdetik sedang menjelaskan mekanisme lomba blog sebelum acara dimulai. 

Hal itu menjadi jelas ketika hadir pada acara Goes Pink di Cape Hongkong. Kopdaran bersama 75 blogger yang diselenggarakan oleh Blogdetik tanggal 3 Oktober 2014.  Cafe Hongkong  dipilih Garda Medika  karena suasana cafe  pink, urai  pak L. Iwan Pranoto. Beliau adalah Communication & Event PT Asuransi Astra Buana. Bulan ini pihak Garda Medika (produk asuransi kesehatan dari Asuransi Astra) menyelenggarakan  berbagai kegiatan berkait Octobreast.

Apa itu Octobreast? Bulan peduli kanker payudara sedunia yang jatuh setiap bulan Oktober. Rangkaian kegiatan  sudah berlangsung sejak September 2014. Acara ini bukti nyata kepedulian Garda Medika terhadap kesehatan masyarakat, khususnya perempuan.


Fakta tentang kanker payudara sumber dari Love Pink Indonesia

Dalam acara Nongkrong Bareng  Goes Pink, Garda Medika menghadirkan dr. Dody Permadi untuk  membahas kanker payudara. Pertama yang dibahas adalah Top 5 kanker di Indonesia

1. Kanker payudara
2. Kanker leher rahim
3. Kanker paru
4. Kanker kolorektal
5. Kanker nasoparing

Kemudian berbagai informasi yang membuka wawasan tentang kanker payudara. Kanker adalah sel dibadan kita yang tumbuhnya tidak terkontrol dan abnormal. Bila terjadi pada payudara maka yang terjadi adalah kanker payudara. Terdeteksi dengan berbagai gejala, salah satunya terdapat benjolan di seputar payudara.



Dilihat dari stadiumnya 
 Stadium 0 atau kanker payudara non invasif. Ada 2 tipe, DCIS (ductal carcinorma in situ) ditemukan di jaringan saluran ASI dan  LCIS (lubolar carcinoma in situ) menyerang jaringan di sekitar payudara (masih belum menembus jaringan air susu).  
Stadium 2.  Kanker invansif  ukuran kurang 2 cm dan tidak menyerang kelenjar getah bening
Stadium 3. Kanker invansif ukuran lebih dari 5 cm. Benjolan sudah muncul dipermukaan kulit. Pecah atau bernanah/berdarah.
Stadium 4. Sudah ber-metastate/menyebar ke organ lain seperti paru, liver.



Menakutkan? Ya. Bila dihadapi bersama tidak ada kata negatif itu. Garda Medika sengaja menggandeng tangan Lovepink Indonesia untuk berbagi kepada masyarakat dengan cara road show. 

Cerita tentang road bukan road show. Sebelum sampai di tempat acara ban motor saya bocor. Sebelumnya asisten dapur saya bilang. Ganti saja ban luarnya. Yup karena sibuk belum sempat-sempat. Jadinya  begitulah. Untung saja tukang tambal ban tidak jauh dan keberuntungan lain adalah saya berangkat lebih awal. Jadi tidak terlambat.

Saya menganalogkan mengganti ban luar dan tidak terlambat pada kejadian saya dengan deteksi dini kanker payudara. Bagaimana caranya?  Caranya bisa datang pada petugas yang sudah terlatih (CBE/Clinic Breast Examination) atau melakukan sendiri seperti gambar berikut:



Sadari (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dapat  dilakukan depan cermin. Perhatikan adakah yang berubah. Ada kulit yang seperti kulit jeruk, puting susu yang masuk ke  dalam,  benjolan baik yang tidak menetap pada satu tempat (kista) atau massive/padat/solid. 


Sebaiknya dilakukan setiap bulan, pada hari ke 7 hingga ke 10 dihitung dari haid pertama. Kalau sudah menopause lebih baik lakukan pada tanggal yang sama tiap bulan. Misalnya tiap tanggal 10.

Adapun jenis pemeriksaan lebih lanjut  tercantum pada image berikut. Untuk usia diatas 40 tahun biasanya dengan mamografi. Karena payudara mempunyai jaringan lemak yang lebih dominan. Namun tidak menutup kemungkinan untuk usia dibawah itu. Bisa saja mamografi dilakukan.  Untuk usia 35-39 dianjurkan untuk mamografi 1x. 40-49 lakukan 1-2 tahun sekali. Untuk usia 50 tahun keatas  sebaiknya lakukan 1 kali setiap tahun. Walaupun tidak ada keluhan.  Sedang untuk usia dibawah itu biasanya menggunakan USG. 



Dua tahun yang lalu saya pernah mamografi karena setelah melakukan SADARI, teraba benjolan. Hasil mamografi  kurang maksimal kemudian saya dianjurkan untuk USG.  Ada kista dengan ukuran yang tidak terlalu besar. Atas dasar dokter lebih baik ke dokter spesialis. Hal itu tidak saya lakukan karena 'dengar-dengar' nanti kalau dibiopsi atau dioperasi akan menjalar kemana-mana. Saya takut.

Ketika saya tanyakan pada dr. Dody, harus ke dokter apa? Jawabnya Onkologis. Sedang tentang menjalar kemana-mana itu sebenarnya salah. Kemungkinan setelah dilakukan biopsi, baru ketahuan sel kanker sudah menjalar. 

Sedang jawaban Ibu Shanti Persada pendiri Lovepink Indonesia yang juga survivor, tidak perlu takut. Harus berani menghadapi kenyataan. Justru lebih bagus mengetahui lebih awal sehingga dapat diambil tindakan yang tepat untuk pengobatan. Ubah cara pandang terhadap penyakit. Lihatlah kami yang sudah berjuang melawan hingga sekarang segar bugar. Berarti bagi warrior ada kemungkinan untuk sehat. Ingat anak-anak. Mereka butuh ibu yang kuat


Lovepink Indonesia  mengajak para perempuan/laki-laki yang hidup dengan kanker payudara untuk menghadapi hidup dengan tegar. Kegiatan dilakukan dengan cara  pedampingan dan berbagi seperti  beauty class. Biasanya efek kemoterapi rambut dan bulu mata rontok. Ada juga healing. Kelas-kelas seperti itu  diperlukan oleh warrior. 

Kegiatan tersebut selaras dengan  moto Lovepink yaitu share, love dan care. Sedangkan Asuransi Astra, peace of mind. Perpaduan yang sempurna. Ibu Shanti bercerita ketika beliau berobat, menghabiskan biaya senilai dua mobil dan satu rumah. Sedangkan Ibu Heni yang juga survivor karena  mempunyai asuransi tidak terlalu terbebani dengan urusan biaya.  Garda Medika mempunyai program cooperate yang meng-cover kanker payudara.

Akhir acara ada seremonial pemakaian gelang pink serentak sebagai tanda kepedulian terhadap orang yang berteman dengan kanker payudara. 


Persepsi saya ketika melihat foto ini, Ajakan untuk tetap kuat meghadapi kenyataan. Sebaiknya semua orang mau melakukan deteksi dini kanker payudara, agar angka kematian akibat sel kanker ini menurun. 




Malam itu saya menerima informasi akan ada rangkaian acara selanjutnya yaitu #Jakartagoespink. Tepatnya tanggal 12 Oktober 2014. Saya terlambat datang sehingga ketika di bundaran HI peserta parade solidaritas sudah berjalan ke Balai Kota Jakarta. Saya melihat di twitter lovepink Indonesia ada beberapa tokoh yang hadir antara lain,  Nafsiah Mboi (Menteri Kesehatan) & Gunawan Salim, Chief Marketing Officer - Retail & Health Business Asuransi Astra, Garda Medika.

Pukul 10-an saya baru ke Balai Kota. Acara sudah usai. Beruntung saya bertemu dengan Penny Purnawaty, seorang survivor dan juga pendiri Lovepink Indonesia. Penny merasa antara sedih dan senang, ketika semakin banyak anggota Lovepink Indonesia. Hal itu berarti penderita kanker payudara semakin banyak. Ibu yang memegang urusan komunikasi dalam lovepink Indonesia, berbagi tip ketika harus berteman dengan kanker payudara yaitu selalu semangat. Saya menatap ibu yang ramah ini. Dalam sorot mata cantik terpancar kekuatan,  tidak terlihat cerita kelu beberapa tahun lalu. 

 

 

 

 


Penny Purnawaty dan Samantha
Melihat beberapa orang survivor tersebut di atas, ada benang merah yang menyatukan mereka. Ketika melakukan deteksi dini terhadap kanker payudara, mereka  menjadi  tetap kuat berdiri hingga kini. Semoga saja hal ini membuka kesadaran semua perempuan untuk berani melakukan SADARI.

No comments:

Post a Comment