6/22/2012

MENANAM DAN MERAWAT



          Pagi adalah waktu yang paling nyaman untuk berkebun. Tanaman kita akan berterimakasih ketika kita menyiram mereka sebab pada hari panas mereka terpapar oleh matahari. Balasannya mereka memberikan daun yang lebat, bunga yang indah.
            Pengalaman saya berkebun, beberapa tahun lalu saya asal menanam tak memperhatikan kondisi tanahnya sudah padat atau tidak, sehingga tanaman tak akan  bisa bernafas dengan baik dan tumbuh dengan subur.  Menyiram saja kalau saya ingat. Kadang saya hanya memasrahkannya kepada soulmate dapur saya. Mungkin karena ia sudah repot dengan pekerjaan dapur kalau tidak diingatkan ia tak menyiram.
        Tahun lalu saya sering sakit, kemudian saya googling, saya menemukan berkebun itu bisa menyehatkan. Saya coba ganti tanah dalam pot dengan tanah yang baru, saya beri kompos, saya beri pupuk. Saya siram setiap hari. Ajaib mereka memberikan hadiah pada saya. Bunga-bunga yang indah. Jangankan bunga, melihat daunnya bermunculan saja saya sudah gembira.
Mereka memberikan semangat pada saya agar bertumbuh. Dalam hidup rajinlah memberi pupuk pada diri dan hati. Tak hanya diri juga pada orang-orang sekitar, suami, istri, anak-anak dan yang lainnya. Kadang saya berpikir mereka sudah mengerti saya, jadi saya tak perlu merawat hubungan itu. Padahal pemikiran seperti itu salah. Saya merasakan itu dengan anak-anak. Ketika saya malas membaca buku dan bertanya pada orang yang berpengalaman. Relasi pemaksaan kehendak yang ada. Pokoknya kamu harus begini harus begitu tanpa melihat kondisi mereka dan memperbaiki cara saya dalam mendidik mereka. Walhasil mereka menjadi antipati pada saya. Jangankan pesan pendidikan masuk pada mereka, yang ada mereka melawan.
            Melihat mereka tumbuh dengan riang ada rasa syukur pada Allah atas karunia yang diberikan kepada saya. Terkadang saya tidak mensyukuri nikmat yang diberikan pada Allah. Hanya berfokus pada masalah dan kekurangan.   
            

No comments:

Post a Comment