Cita-cita anak-anak sekarang lucu-lucu. Trio QAL, di masa
balitanya punya cita-cita di luar kotak berpikirku. Alasannya pun beragam.
QOWI
“Ummi, aku
ingin jadi arkeolog.”
Aku bengong sebentar, anak lima tahun itu
bercita-cita jadi arkeolog. Wacana itu tak pernah aku gelontorkan di kepalanya.
Biasaaa Umminya produk kadaluarsa. aku mengenalkan padanya seperti profesi -dokter, insinyur, penulis, presenter,
artis, tukang gali kubur, tukang sayur, dan lain-lain.
“Mengapa kamu ingin menjadi arkeolog? Ummi sok
ilmiah, menggunakan kata mengapa pada anak-anak. Bertanya mengapa pada
anak-anak itu penting karena membuat mereka berpikir. Walaupun jawab mereka melenceng
dari prakiraan. No problemo.
“Karena aku ingin kaya Ummi.”
“Hah!” Aku membuka email di otakku, adakah aku
mengirim email dari otakku ke otaknya, file
tentang orang ingin kaya.
“Kalau jadi arkeolog kan menemukan harta karun.
Aku jadi kaya deh, Umm.”
Aku membelai rambutnya,“Qowi, di Indonesia,
setiap orang yang menemukan harta karun, itu milik menjadi milik Negara, kecuali pihak swasta yang sengaja mencari harta karun. Itupun ada aturannya. Oooh, kalau begitu kamu jadi geolog saja Qowi,
biar cari minyak.”
“Tidak Ummi, aku tetap ingin jadi arkeolog. Aku senang
dengan candi, piramid, dinosaurus (Paleontolog). Aku lihat arkeolog di Film-film jadi kaya
karena menemukan harta karun.” Aku senyum di hati. Sudah berapa kali ia
menggunakan kata kaya. Banyak sekali pengaruh tontonan pada cara berpikir anak.
Aku berdoa mudahan dia banyak yang menyerap yang baik-baik saja pada setiap
tontonan yang ia lihat.
“Iya deh, nak terserah kau. Satu hal yang harus
kau ingat jadilah profesional dalam bidangmu. Kalau bisa cari ilmunya sampai
setinggi-tingginya.
Catatan terselip:
Buka aib Qowi waktu kecil. Duuh maaf ya Qowi,
sekarang kan Qowi sudah jadi pemberani. Mudahan ini bukan buka aib. Mudahan
jadi pembelajaran yang lain. Qowi sangat penakut, waktu kecil sering ditakut-takuti oleh pengasuhnya dan banyak bertemu orang yang senang menakut-nakuti. Ke
kamar mandi saja minta ditemani adiknya. Kalau dipikir-pikir adiknya bisa apa
kalau sesuatu yang ajaib datang. Banyak kata ku suntikkan ke pikiran Qowi agar jadi anak pemberani.
“Qowi, kalau Qowi ingin menjadi Arkeolog, harus
pemberani. Kan kadang tidur ditenda di samping situs (candi) yang sedang di
gali. H h Umminya ambil jalan pintas untuk menerangkan. Padahal kalau dia besar pasti
beranilah.
“Oh ya Umm, aku belajar berani deh.”
Tentu saja dia tidak
seketika jadi pemberani. Perlu bertahun-tahun ia berani ke kamar mandi sendiri.
Kebalikan dari
Qowi, anak ini tak mengenal takut waktu kecilnya. Cita-citanya saja ingin
menjadi penjaga banteng. Gara-gara ia di
ajak ke Ragunan. Setelah itu cita-citanya banyak.
Pernah ia
bertanya,” Ummi lebih baik aku jadi astronot atau pilot ya?”
“Azra, jadi
apapun kau nanti, yang penting pekerjaan itu diridhoi Allah, tak membuat kau lupa
pada Allah, kau suka pada pekerjaan itu dan berusaha optimal untuk menguasai pekerjaanmu.
Ia belum
tahu konsep profesi dan cita-cita.
Ketika dia ku Tanya, “kalau besar
ingin jadi apa?
Jawabnya,”
Ingin jadi Dinosaurus." Walah-walah dek.
Dinosaurus saja tidak bisa kita lihat lagi zaman sekarang. Salah Umminya nih.
No comments:
Post a Comment