10/11/2012

Mengikat Balon Sabar

"Aku sudah kehilangan sabar," ucap Az, sambil menunjuk pada Lazua. Ia sedang mengerjakan PRnya di tempat tidur, sedang Lazua loncat-loncat.
"Makanya diikat dong Az, jadi kamu tak perlu kehilangan. Tahukah nak, kalau diikat bisa menerbangkan kau kemana saja, bahkan pergi haji." Sambil  membayangkan sabar itu seperti balon-balon berisi gas, ia mudah pecah, namun siapa bilang balon sabar itu tak bisa dibuat dari bahan yang tebal dan kuat, mampu mengangkat seseorang kemana saja. 

Kadang seseorang berkata-kata dan menulis  tak bermaksud menyinggung orang lain. Pure kejadian memang seperti itu, karena orang lain yang membaca sedang sensi maka menyangka orang tersebut menyindirnya. Geernya merasa demikian ya. Karena ia sering melakukan sesuatu dengan maksud tertentu maka ketika orang lain berkata-kata. Ia merasa dirinya yang disinggung. Menghadapi orang seperti itu yoo pegang balon sabar sambil bersiul trilili lili. Tambah marah orangnya. Dasar. Sebaiknya bagikan satu balon sabar dengannya kalau kenal kalau tidak ngapain juga dipikirin.

Kadang merasa tak berbuat namun dituduh. Paling tidak nyaman. Pegang saja balon sabarmu. Doakan orang tersebut berhenti melakukan tersebut dan kira-kira begini doanya, "Ya Allah mudah-mudah orang yang membenciku dan berkata tak benar akan jadi penolongku seumur hidup." Jamin deh orang yang membencimu akan menghentikan aksinya. Jangan salahkan aku ya kalau doamu tak diijabah oleh Allah. 

No comments:

Post a Comment