3/21/2015

Merapikan Rumah

Memutuskan tidak mempunyai asisten rumah tangga ketika rumah sedang direhab adalah sebuah tantangan. Dua bulan saya menantang diri saya sendiri untuk tidak menggunakan jasa orang lain. Walhasil jiwa saya mengarah depresi.
Walau diniatkan, direncanakan, untuk merapikan rumah. Tetap saja tidak bisa. Kesalahan saya, tantangannya terlalu besar. Pagi bekerja. Siang mengurus anak. Malam mengerjakan pekerjaan rumah. Akhir pekan arisan, tahsin, kadang kopdar atau menghadiri launching produk. Satu dua hari satu bulan dua bulan enjoy. Memasuki bulan ketiga barang-barang yang dipindahkan dari tiap kamar ke atas makin lama makin numpuk.
Hampir tidak bisa berjalan. Baju belum disetrika menggunung. Pakaian yang belum dilipat sama. Hampir tidak ada satu sudut yang rapi.
Saya bukan pengelola pekerjaan rumah yang baik. Karena enam tahun tergantung dengan Mpok kami. Saya belajar dengan membaca satu situs yang berbeda tiap hari tentang mengelola rumah. Agar tetap semangat. H h walau tidak rapi-rapi yang penting ceria kan. Soalnya akhir-akhir ini saya cenderung menjadi pemarah dan tidak bisa tersenyum.
Padahal anak pertama saya sudah membantu mencuci piring, menyetrika bajunya sendiri, kadang meng-handle adik-adiknya.
Untuk mengurai pekerjaan  akhirnya saya memilih kalah, tidak berhasil memenuhi tantangan. Ya tak apalah untuk kesehatan jiwa dan kerapian rumah.
Kemaren si penolong sudah datang. Setengah hari hanya menyetrika dan hari ini merapikan barang.
Saya menyiapkan kotak dan plastik.
Barang-barang saya bagi 4.
Pertama barang yang akan dibuang
Kedua barang yang akan diberikan
Ketiga barang yang masih sayang untuk dibuang
Keempat barang yang digunakan.
Sering ketika mencari sesuatu bingung menyimpannya di mana. Akhir saya membuat list apa saja barang yang saya punya. Caranya mencek barang-barang yang beserakan. Wow. Ternyata atas kulkas, samping TV, bawah TV. Atas meja rias.
List itu adalah
1. Buku dan majalah saya, anak-anak, suami.
2. Peralatan tulis
3. Obat
4. Kosmetik... h h kesannya saya suka dandan. Padahal eye shadow, blush on saya tidak punya.
5. Charger
6. Bon bahan bangunan dan bon  lain-lain yang kira-kira penting
7. CD/DVD
8. Barang maybe. Barang yang sayang dibuang.
9. Sepatu
10. Barang yang akan dipakai seperti odol sikat gigi sabun.
11. Souvenir kawinan
12. Kartu asuransi, kartu klinik.
13. Tas
14. Kaos kaki
15. Sapu tangan
16. Penutup kepala karena saya berjilbab
17. Jilbab
18. Gunting, lem, jepit kuku
Apalagi?
Akhirnya hari ini, 80 % saya dan penolong berhasil memilah barang. Ada dua karung besar. Wow. Selama ini hidup kami dengan barang yang belum tentu kami pakai.  Untuk urusan rapi dan bersih, sepertinya rumah belum termasuk kategori ini. Sabar... kudu bertahap
Sebelum dipilah dan dirapikan

2 comments:

  1. Hectic banget yah. Aku juga gak sanggup handle rumah sendiri, soalnya dari lahir selalu dibantu sama si Mbak >,<

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sakau Mbak, kalau waktu sedikit sementara rumah berantakan.

      Delete