Bersama atau Sendiri Tetap Bersyukur
Beberapa hari yang lalu saya menonton TVRI. Ada acara tentang suku Bone Lolibu. Suku yang tinggal di pedalaman Sulawesi Tenggara. Acara tersebut mengangkat beberapa kehidupan manusia yang memilih tinggal di hutan. Ada keluarga yang mencari air saja harus masuk ke gua (dalam kamus KBBI bukan goa). Masuk sekitar 5 meter ke perut bumi untuk mengambil air jernih. Hanya dua diregen yang diambil. Ketika kembali ke atas tanah harus berjuang kembali.
Keluarga itu untuk memenuhi kebutuhan pokoknya dengan cara menanam ubi dan singkong. Ketika malam tiba mereka menyantap makanan berupa singkong. Ada nilai kebersamaan dan tampak sangat nikmat di raut wajah mereka sekeluarga.
Beberapa hari yang lalu saya menonton TVRI. Ada acara tentang suku Bone Lolibu. Suku yang tinggal di pedalaman Sulawesi Tenggara. Acara tersebut mengangkat beberapa kehidupan manusia yang memilih tinggal di hutan. Ada keluarga yang mencari air saja harus masuk ke gua (dalam kamus KBBI bukan goa). Masuk sekitar 5 meter ke perut bumi untuk mengambil air jernih. Hanya dua diregen yang diambil. Ketika kembali ke atas tanah harus berjuang kembali.
Keluarga itu untuk memenuhi kebutuhan pokoknya dengan cara menanam ubi dan singkong. Ketika malam tiba mereka menyantap makanan berupa singkong. Ada nilai kebersamaan dan tampak sangat nikmat di raut wajah mereka sekeluarga.
Kemudian ada seorang bapak yang tinggal sendirian dengan rumah seadanya tidak ada dinding apalagi jendela. Karena hanya ada lantai rumah yang tidak rapat. Rumah itu dibangun diatas pohon. Beliau mengkonsumsi ubi. Mengolahnya dengan cara direbus atau dibakar (saya kurang memperhatikan). Bapak yang rambutnya panjang sepertinya tidak pernah tersentuh barbershop itu menyantap makanan dengan lahap.
Di bagian lain ada seorang perempuan tua tangguh tinggal sendiri dekat hutan. Ia mencari makan di hutan. Lagi-lagi ketika menikmati makanan yang 'seadanya' terlukis wajah syukur.
Berkait dengan opening di atas, Alhamdulillah saya dapat info dari Mak Hayya tentang Festival Kuliner Serpong 2014. Yup tentang santap menyantap.
Berkait dengan opening di atas, Alhamdulillah saya dapat info dari Mak Hayya tentang Festival Kuliner Serpong 2014. Yup tentang santap menyantap.
Untuk mencapai Summarecon Mal Serpong saya menggunakan komuter cerita gedubrakannya disini. Singkat cerita taksi gretongan dari Mak Waya menyapa pelataran mall. Kami disambut 'penerima tamu' berpakaian adat dari Sulawesi Selatan. Serasa berada di kerajaan Bone
Sepintas dipelataran selatan Summarecon Mal Serpong ada rumah adat suku Toraja, Tongkonan. Tanpa melihat meeting point acara blogger. Kami menuju tempat perhelatan. Ooo bukan. Buka hp, ternyata tempatnya ada di pintu utara. Melewati beberapa toko. Ya ampun ramai sekali suasananya. Kata teman SMS, ini mall yang tidak pernah sepi.
Bertemu teman-teman, ketika mendaftar dapat press release, kopi dengan tempat berukiran khas Sulawesi Selatan, voucher dalam bentuk kartu pembayaran, voucher belanja di SDC, majalah Wonderful life, Benecoal, dan payung. Acara ini berlangsung dari tanggal 15 Agustus hingga 7 September 2014. Tema tahun ini kuliner Sulawesi Selatan seperti tampak dari rumah dan pakaian adat, "Sulawesi Nyamanna'... Pe Sadap". Tahun sebelumnya Beauty of Bali (2011), Minang nang Rancak (2012), dan Jawa Sing Ngangeni (2013).
Dokumen milik Summarecon Mal Serpong: suasana pembukaan Festival Kuliner Serpong 2014
Sebelum menikmati kulineran, para Blogger diajak melihat Summarecon Digital Center. Sekembali dari SDC. Blogger dijamu di tempat khusus. Kalau tidak, harus bergantian dengan pengunjung lain. Dari sisi penyediaan, penyelenggara sangat cukup menyediakan kursi untuk makan. Namun karena malam itu banyak keluarga yang datang. Maka harus bersabar untuk bergantian. Tidak hanya itu ketika membeli juga terlihat antrian ditiap booth. Lebih-lebih booth yang menjual masakan Sulawesi Selatan.
Booth Kasir
Bicara antri ada juga booth yang tidak kalah seru, yaitu booth kasir. Pengunjung membeli kartu pembayaran dan dapat mengisi saldo kembali. Tempat tersebut berada diluar area pedagang. Tempat yang berbentuk Tontonan eh Tongkonan, rumah adat suku Toraja sangat eye-catching. Pasti banyak orang penasaran dengan ukiran di rumah tersebut. Katanya ada tanduk Kerbau sayang luput dari perhatian. Ketika melihat arsip foto ternyata saya mengabadikan. Ada juga lampu-lampu yang terbungkus dari kain Sulawesi Selatan, saya tidak tahu apakah kain itu sarung Mandar atau kain Sengkang.
Bicara antri ada juga booth yang tidak kalah seru, yaitu booth kasir. Pengunjung membeli kartu pembayaran dan dapat mengisi saldo kembali. Tempat tersebut berada diluar area pedagang. Tempat yang berbentuk Tontonan eh Tongkonan, rumah adat suku Toraja sangat eye-catching. Pasti banyak orang penasaran dengan ukiran di rumah tersebut. Katanya ada tanduk Kerbau sayang luput dari perhatian. Ketika melihat arsip foto ternyata saya mengabadikan. Ada juga lampu-lampu yang terbungkus dari kain Sulawesi Selatan, saya tidak tahu apakah kain itu sarung Mandar atau kain Sengkang.
Kepala kerbau |
'Muter-muter'
Toraja salah satu penghasil kopi terbaik di dunia. Orang Makassar mempunyai tradisi minum kopi |
Kenikmatan tersendiri melahap makanan setelah mengantri |
Nasi Kuning Cakalang? Bagaimana rasanya.? |
Masakan dari daerah lain juga diminati. Selera orang berbeda. Tentu saja juga karena ruh penyelenggaraan ini adalah festival kuliner.
Dalam fact sheet yang dibagikan, Cut Meutia GM of Corporate Communication PT. Summarecon Agung, Tbk menjelaskan ada 67 stand makanan dan 27 gerobak yang mengikuti kegiatan Festival Kuliner Serpong 2014 (FKS 2014). Beberapa pedagang makanan didatangkan langsung dari tempat asalnya agar pengunjung merasakan cita rasa yang asli.
Kapal Pinisi
Saat berkeliling menemukan panggung berbentuk kapal Pinisi. Saking tidak mau rugi untuk kehilangan momen ini. Saya menuju belakang panggung untuk memfoto. Kapan lagi dapat jepretan kapal terdampar di depan Summarecon Mal Serpong. Replika yang sempurna ada Anjong (segitiga dibagian kapal), Sombala (layar utama aslinya 200 meter), Tampasere (layar kecil), Cocoro (layar terdepan dan ditengah kapal), dan Terangke (layar pembantu di bagian belakang kapal). Kapal ini terdiri dua layar utama, tujuh layar yang lain. tiga diujung, dua di tengah dan dua di belakang. Sama tidak dengan yang asli dan miniatur. Coba hitung layar pada foto berikut. H h memang belajar matematika.
Panorama pantai biasanya ada mercusuar. Wiih Summarecon Mal Serpong bisa ngangkut bangunan yang sangat berjasa bagi pelaut ini di tengah kerumunan meja makan. Serasa makan di pantai. Apalagi ada dua skrin (screen) menampilkan gelombang lengkap dengan suara ombak. Ditambah tiupan angin karena berada di-outdoor. Klop.
Mercusuar di Festival Kuliner Serpong dimanfaatkan tempat penukaran struk transaksi senilai Rp 100.00, sayang seribu sayang setelah muter-muter saya tidak punya daya (lebay) untuk menukar kupon undian. Konon (jadul diksinya) pemenang akan mendapatkan 1 buah Vesva Primavera. Diundi pada periode akhir acara.
Dekat panggung ada 'papan' (board?) Instagram. Ini ada lombanya juga. Periode 15 Agusus sampai tanggal 4 September. Lucu juga ya kalau foto sama, ibu dan ayah yang sudah sepuh, beliau kan beda generasi. Belum ada Instagram pada zaman muda. Foto pre Wed juga asik. Foto Keluarga Berencana suami, istri, dan anak. Atau foto bareng bersama teman-teman. Lagi-lagi penyelenggara menfasilitasi kebersamaan.
Icip-icip
Booth oleh-oleh khas Sulawesi |
Pilihan kuliner jatuh pada es Kacang Merah Pelayan melayani dengan cepat dan ramah. Tempat bersih seperti tenant lain. Mengenai rasa kacang merah berbeda dengan yang biasa saya beli di warung Pempek. Es ini terasa lebih asam namun menyegarkan. Tampilan serutan es dan susu kental manis yang menimpa merah sirup menggugah selera. Maunya bertanya apa saja bahannya. Tidak saya lakukan sebab pasti dicolek sama orang yang antri. Porsi es kacang merah sangat besar. Mengenyangkan.
Sisa saldo saya gunakan membeli oleh-oleh untuk para ksataria dirumah, suami, berupa Benecol (dari penyelenggara blogger sudah dapat dua) sedang untuk anak-anak kue Ku Thailand, teh Pucuk dan Somay. (ketika sampai di rumah, anak-anak menyerbu bawaan. Mereka senang. Inikah keberkahan itu? Kebersamaan yang saya lihat di FKS terbawa hingga rumah, Menyukuri seluruh rejeki sedikit atau banyak akan menambah kenikmatan hidup. Akhirnya bertambah dan terus bertambah)
Beruntungnya makan bersama blogger lain bisa mencicipi makanan pilihan mereka. Saya mencoba Sop konro atau konro bakar (saya lupa menanyakan nama masakannya). Makanan yang terbuat dari tulang Iga di bakar dengan kuah. Pe sadap (sangat enak).
Daging empuk dan tidak alot. Pinter memasaknya tidak terlalu lunak. Bumbu terasa kuat dilidah. Begitupula bumbu pada kuahnya bermain pas pada indra pengecap. kuah dipisahkan di mangkok lain. Aroma khas daging menggugah indra penciuman. Karena masih hangat aroma itu membumbung ke udara. Ada sambal yang jarang terlihat di Jakarta.
Sempat pula memfoto kue-kue yang dibeli mak Fadlun. lontongnya besar, panada, dan kue lapis. Sayang kue itu untuk oleh-oleh gak berani minta. Minta? Beli ndiri.
Daging empuk dan tidak alot. Pinter memasaknya tidak terlalu lunak. Bumbu terasa kuat dilidah. Begitupula bumbu pada kuahnya bermain pas pada indra pengecap. kuah dipisahkan di mangkok lain. Aroma khas daging menggugah indra penciuman. Karena masih hangat aroma itu membumbung ke udara. Ada sambal yang jarang terlihat di Jakarta.
Acara
Sangat menyenangkan hadir tanggal 23 Agustus 2014 karena ada parade karnaval nusantara dari Gading Night Carnival (GNC) dan ditutup pertunjukan kembang api. Ada pengamen Sulawesi, Kolintang, instrumen Makasar (info setiap hari) dan juga pemenang NEZ Academy NET TV Barsena Bestandhi, sayang saya tidak tahu padahal hadir tanggal itu. Lain kali benar-benar baca secara saksama (tekt proklamasi???) baca daftar acara di web. Pada tanggal lain katanya ada Kamasean "Idol" (15 Agustus), Ermy Kullit (24 Agustus), dan Priskila Shafira (7 September).
Manfaat
Event besar ini benar-benar dimanfaatkan pengunjung untuk mengajak keluarga, sesuai tagline Summarecon Mal Serpong (SMS), Your family Mall. Untuk makan sendiri tidak masalah karena tidak terlihat, bisa saja makan semeja dengan orang lain. Beberapa kali pemandangan orang tua yang sudah duduk dikursi roda. Ya Allah, ajang seperti ini dapat menjadi sarana anak berbakti pada orang tua. Ada juga yang membawa bayi dan balita. Pemandangan seorang ayah tidak canggung mengajak bayinya bercanda. Padahal bayi itu masih kecil. Makanan membuat keluarga sakinnah ma waddah warahmah ya. Nah lho. Bagaimana tidak, keakraban itu tentu akan mengeratkan tali kekeluargaan.
Indahnya sebuah kebersamaan, Insya Allah momen ini akan terekam hingga sang balita dewasa kelak.
Untuk etnis Tiongha banyak yang datang. Asumsi saya: merupakan budaya mereka mengajak keluarga makan bersama. Saya teringat dengan almarhum om. Beliau senang mengajak tante, nenek, sepupu dan saya pada akhir pekan. Oh rupanya itu kebiasaan mereka.
Manfaat lain, anak atau kita sendiri dapat merasakan betapa kaya kuliner Indonesia. Serta dapat menyentuh secara langsung budaya Sulawesi Selatan yang dijadikan sebagai ikon FSK 2014. Selain itu ada musik, kain, tarian, baju daerah, rumah adat, bahkan orang menenun dengan alat tenun bukan mesin. Untuk yang kepingin banget ke Sulawesi Selatan tetapi karena perlu waktu, tenaga, dan biaya. Acara ini sangat worth it.
Bagi anak-anak tentu belajar dengan cara menyenangkan. Mereka merasakan, menyentuh, mendengar, mencium, aroma dan melihat. Berapa pelajaran yang bisa diraih tentang warna tekstur makanan, cara pedagang memasak, belajar merasakan rasa asin, gurih, pedas, manis. Atau sekadar membedakan masakan antar daerah. Tidak itu saja anak-anak balita gembira menikmati permainan odong-odong. Tawa mereka tentu membuat para orang tua merasa ikut senang. So..lelah bekerja terbayarkan dan ketika menghadapi rutinitas bisa kembali fresh.
Disamping itu ada pembelajaran tentang lingkungan dengan cara mengumpulkan botol. Lagi-lagi mendapat hadiah bagi beruntung. Subjek program ini adalah Bring Used Bottles. Hanya membawa lima botol bekas pakai penukar dapat 1 kupon. Hadiahnya berupa Blackberry Z3, Voucer belanja SMS Rp 250.000 + Voucher SDC. Pengundian 7 September 2014 pukul 19.00 WIB.
Menurut penilaian mata awam saya, event ini sukses.
- Dari tempat penyelenggaraan, akses menuju acara mudah (ada pintu tol khusus untuk Summarecon),
- fasilitas memadai seperti parkir, toilet, karena berdampingan dengan mall
- panggung, lighting, sound system memuaskan
- promosi yang baik.
- desain yang sesuai dengan tema dan hiburan.
- tenant yang mewakili masakan nusantara
- Dengan menggunakan kartu sebagai pembayaran mempercepat proses belanja. Tidak perlu merogoh kantong, membuka dompet setiap melakukan pembelian. Memperpendek waktu antrian.
- Berhasil membuat sebuah keluarga jadi kompak.
- Media pembelajaran anak untuk mengenal budaya Indonesia terutama masakan tradisional. Untuk anak balita belajar 'membaui, mengecap, mengenal warna makanan, dan lain-lain. Makan sambil belajar.
- Kebersihannya area terjaga. Pasukan berpakaian adat siap siaga. Menurut saya unik, para pekerja mengenakan hal ini. Terima kasih untuk para sigapper (sigap. bikin istilah sendiri) Tidak terbayang bila tidak ada mereka. Makanan senikmat apapun akan terasa kurang.
Keberhasilan ini tentu saja selain EO yang hebat juga berkait dengan keberadaan Summarecon Mal Serpong. Sebuah mal yang diresmikan tanggal 28 Juni 2007. Sebagai pusat belanja yang menjadi lifestyle center. Berkembang dari 110.000 m2 menjadi 200.000 m2. Terdiri 3 lantai berkonsep fashion, food dan entertainment terpadu. Selain itu memiliki konsep "The Downtown Walk" yang buka hingga jam 24.00.
Bagi yang ingin berkunjung pada Festival Kulinier Serpong 2014, catat waktunya! Hari Senin hingga Kamis pukul 16.00 s.d 22.00 WIB, Jum'at pukul 14.00 s.d 23.00 WIB, dan Sabtu Minggu pukul 11.00 s.d 23.00 WIB. Sediakan gadget untuk mengabadikan moment ini. Banyak obyek yang sayang dilewatkan. Sekali lagi hingga tanggal 7 September 2014.
Bagi yang ingin berkunjung pada Festival Kulinier Serpong 2014, catat waktunya! Hari Senin hingga Kamis pukul 16.00 s.d 22.00 WIB, Jum'at pukul 14.00 s.d 23.00 WIB, dan Sabtu Minggu pukul 11.00 s.d 23.00 WIB. Sediakan gadget untuk mengabadikan moment ini. Banyak obyek yang sayang dilewatkan. Sekali lagi hingga tanggal 7 September 2014.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Summarecon Mal Serpong Culinary Writing Competition.
asyik bangeet, seandainya dekeeet
ReplyDeleteMak Iritts bikin versi Semarang.
DeleteSetuju dgn penilaian Bu Tri ttng event ini, dan mnrtku sy event ini sukses menjadikan ajang pesta rakyat tahunan sebagai wujud pelestarian warisan kuliner nusantara :)
ReplyDeleteIya Reni, mateng banget yang bikin event.
DeleteLengkap sekali laporannya Mbak Tri. Iya kemarin seru banget di FKS bersama teman-teman blogger. Kapan ya kita jalan bareng lagi :)
ReplyDeleteMudahan bertemu lagi Mak. Mau malak ilmu fotonya.
Deletekeren mak.... calon juara nih :)
ReplyDeletehebring bisa nulis beberapa postingan ttg FKS ini...
Untuk lomba hanya satu. Aamin doanya. Kalau yang mumpuni masih banyak.
Deletewaw meriah sekali acaranya.
ReplyDeleteandai saja bisa ikutan. 6_^
Jauhkah rumahmu? Atau barengan acaranya?
Deletesayang saya batal ikut ke sana padahal dah daftar..eh mak tri sapta kita belum ketemu lagi ya sejak pertama kali ketemu di workshop nulis asmanadia
ReplyDeletePadahal sekarang Rina sudah di Jakarta ya.
DeleteAkhirnya posting di deteik akhir ya mbak :)
ReplyDelete