7/17/2014

ZALORA mendukung The Moslem of Fashion Capital

Jiaah... kok mau terima undangan Zalora via Mak Hayya. Padahal saya bukan orang yang memperhatikan fashion. Memperhatikan namun tidak intens. Apa salahnya menerima undangan tersebut.  Asik juga dapat ilmu baru. Apalagi menjelang bulan Ramadhan. Seperti apa ya fashion yang menghias Ramadhan tahun ini. Kebetulan di sekolah tempat saya bekerja, murid sedang libur. Siang minta ijin. Jadilah ke Balai Kartini, Raflessia Room 25 Juni 2014.

Rasanya aneh. Menggunakan baju sederhana dan sepatu yang harusnya sudah dimusiumkan saya hadir, dengan pedenya. Okelah tidak bicara tentang diri sendiri. Apa sih Zalora? Pengguna toko  online pasti tidak asing lagi dengan toko online satu ini. Sebuah toko online yang hampir 100 % barang yang dijual seputar fashion: Pakaian, sepatu, perhiasan dan lain-lain. 

Saya tidak menyangka perhelatan bertajuk Indonesia as Moslem of Fashion Capital yang digelar Zalora sebesar ini. Puluhan media baik televisi, online maupun cetak hadir. Mereka  berada  di tempat panitia sediakan. Tidak berapa lama saya duduk,  hadir ibu Mari Elka Pangestu Menteri  Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Turut hadir  Dirjen Kreatif Berbasis Media Desain IPTEK Harry Waluyo,  Jenderal Purnawirawan  Fachrul Rozi, Tuan rumah Magnus Grimland Manager Director Zalora Indonesia, Acara di buka oleh MC Putri Dwi. Ia menyebut susunan acara: sambutan, Apreasiasi, Fashion Show, Talk show.

Ibu Mari menyambut baik dengan kehadiran portal Zalora yang memberikan tempat untuk pebisnis fashion. Sebuah media online merupakan tempat yang tepat untuk meluaskan pasar.

Pasar busana muslim merupakan segmen yang sangat besar. Setiap tahun ada saja pelaku bisnis ini yang muncul. Beliau pernah ke Thamrin City melihat industri ini mencakup dari level bawah hingga atas.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif mendukung para pelaku bisnis fashion antara lain yang dilakukan adalah men-support  NurZahra ke Tokyo Fashion Week. Ia berhasil masuk dalam Bazar Internasional.

Selanjut Kemenkraf ingin mengembangkan wisata syariah yang mengadopsi nilai Islam. Wisatawan datang ke Indonesia tidak hanya ingin ke Bali tetapi juga ingin berbelanja busana muslim. Berbanding lurus dengan  target tahun 2018 Indonesia menjadi kiblat fashion muslim untuk kawasan Asia dan untuk dunia tahun 2020.

Peran dunia online sangat besar dalam pertumbuhan pasar fashion muslim. Ibu Mari pernah menyapa seorang wartawan di Negeria. Pakaiannya bagus.  Ia menjawab membeli melalui online dari Indonesia. Bu Mari optimis industri ini akan tumbuh dengan cepat. Sebab untuk Indonesianya saja pasarnya cukup besar.

Bertumbuhnya industri ini mengakibatkan geliat  home industri. Muaranya menyerap tenaga kerja, Khususnya para wanita. Cukup bekerja dari rumah.



























No comments:

Post a Comment