Entah mengapa kalau bicara soal anak. Ada srrr di dalam
dada dan berjalan di mata menjadi bulir bening.
Kadang haru, kadang sesal dan
kesal bercampur jadi satu, kadang sebuah harapan.
Terbayang para perempuan yang belum siap mempunyai anak.
Banyak perempuan Indonesia, masih muda harus menimang. Tanpa persiapan dan
pengetahuan memadai mereka harus membesarkan sang buah hati. Saya saja usia 29
tahun baru menimang sang permata hati harus banyak membaca dan belajar lewat
apa saja. Siap tidak siap kalau ingin
diamanahi Allah harus siap.
Saya mempersiapkan nama anak
semenjak menikah. Nama Qowiyya tak sengaja saya temukan dalam kamus bahasa Arab
artinya kuat. Wiwi adalah nama
panggilan saya dan Ya adalah nama tengah suami. Saya berharap ia menjadi anak yang kuat harapan, pikiran, akal, badan, semangat, ibadah dan
keimanannya.
Nama itu tersimpan cukup
lama karena pemilik nama lima tahun kemudian baru muncul. Selama penantian itu saya
dan suami sabar dan terus berusaha agar Allah memberi kepercayaan pada kami. Usaha
kami antara lain ke dokter dan diberi obat penyubur. Bila tidak hamil juga, maka akan tiup
rahim (HSG). Tak sampai dengan metoda itu dilakukan, alat tes hamil
menunjukkan positif. Kebahagian yang sulit dicari bandingannya.
Hamil pertama harus
dilalui dengan tragis. Janin tidak berkembang dengan sempurna. Keguguran. Selang enam bulan kemudian hamil ke dua. Walau
dilalui enam bulan di tempat tidur dan harus berhenti kerja, dijalani dengan
tabah. Suami menemani dengan senang hati. Memenuhi keinganan ngidam yang
aneh-aneh, gudeg, mpek-mpek (waktu itu sulit sekali dicari), sate padang, buah gandaria
(untung dapat kiriman dari Kalimantan). Kamu itu anak nusantara ya nak. Hampir
makanan semua daerah ingin dimakan.
Ada pengalaman yang
menggelikan ketika Ibu saya hanya seminggu menemani Beliau pulang ke Kalimantan
Selatan. Tergagap memandikan. Sambil memandikan dirinya yang mungil karena berat badan hanya 2,4 kg saya
melihat buku step by step lengkap dengan foto. Menyabuni di tempat tidurnya kemudian membilas di baskom
bayi. Tiga bulan umurnya, baru tahu
cara memegang ketika dalam baskom, salah. Harusnya yang dipegang ketiak dan
leher bukan lehernya saja. Ya ampun untung tidak kenapa-kenapa, tidak tercebur.
Baskomnya itu sampai sekarang masih ada, umurnya lebih tua
dari pada Qowi, lebih dari 13 tahun. Awet. Ia membantu memandikan adik-adik Qowi .
Belajar dari baskom semoga Qowi mau menjadi kakak yang baik bagi adik-adik. Membasuh
adik-adik bila salah dengan perkataan
bijak. Jadi teladan dan tempat bergantung bagi adik-adik bila lemah.
Hamil Azra, anak kedua, lebih parah, lebih banyak di
tempat tidur. Kebanyakan gerak bisa
plek. Ketika lahir suami tidak ada di samping. Kondisi flu berat. Sementara
Azra karena lewat 10 hari dari prediksi lahir, ia sudah mulai meminum air
ketuban. Azra masuk inkubator karena itu dan detak jantungnya lebih cepat.
Hingga dua tahun. Rasanya waktu berjalan lamban. Azra
sering sakit. Setiap bulan ada beberapa kali ke dokter. Pernah ia disarankan
dokter untuk EEG karena saat kejang tidak panas. Alhamdulillah hasilnya tidak
menyedihkan.
Melakukan EEG di RSCM, bertemu dengan anak-anak yang
bermacam-macam sakitnya. Ada anak yang kalau makan lewat hidung. Ibunya sudah
terbiasa dengan santainya menggunakan injeksi ukuran besar memasukan cairan
lewat hidung.
Ketika kemudian Azra tak bisa berjalan hingga 2,5 tahun
dan baru bisa bicara lebih dari 3 tahun. Saya menjalani semua dengan berdoa.
Saya melihat masih banyak para ibu yang harus merawat anaknya super ekstra
sabar.
Kalau kemudian Azra tumbuh seperti anak biasa dan lulus
test masuk kelas 1 madrasah saat berumur 5 tahun enam bulan (saat itu belum ada
peraturan umur 7 tahun masuk SD), adalah keajaiban. Karena hari-hari kemaren, airmata selalu berharap kering bila melihat Azra Keysa. Dalam namanya ada doa
Ia menjadi penolong yang cerdas. Maksudnya agar ia memberi kail bagi orang
lain.
Catatan ini diikutan lomba yang diselenggarakan
http://mubarika-darmayanti.com/1460/baby-fatimah-fff-cincin-emas-dan-persaudaraan-blogger-nusantara/
http://mubarika-darmayanti.com/1460/baby-fatimah-fff-cincin-emas-dan-persaudaraan-blogger-nusantara/
No comments:
Post a Comment