Bertempat di Universitas Al-Azhar Indonesia,
Jalan Sisingamaraja 25 Desember 2012,  aku datang bersama ibu Lia tetanggaku yang
menginfokan acara ini. Sebelumnya mendaftar di FB https://www.facebook.com/parenting.nabawiyah
seminar Mendidik Anak menjelang Baligh,  walau sudah di luar quota panitia tetap
menerima. Senangnyaa. Tak mendapat fasilitas tak apa-apa yang penting bisa ikut
belajar (pada akhir acara aku kebagian buku…ini
namanya rejeki  gak akan kemana-mana) Terus terang tak banyak yang aku ketahui
tentang parenting nabawiyah. Apalagi yang berkaitan dengan usia jelang baligh
atau yang baru saja baligh. Anak pertamaku saja, karena ilmu kurang, kami (aku
dan suami) percayakan pada pesantren untuk membentuk ruh anak. Di rumah sulit
mendisiplinkan  ia dan adik-adiknya untuk
menghapal dan menjaga hapalan Qur’an, belajar, kemandirian dan lain-lain. 
Ustaz M. Ilham Sembodo, S.Pd
mengawali acara. Dengan berbagai cerita tentang tanggapan orang tua terhadap
remaja. Sering hanya karena anak remaja tidak kumpul bersama teman-temannya
dikatakan tidak gaul dan bila melihat anak tawuran atau perbuatan khas
remaja…yaa memang begitulah remaja. Bagaimana? Apakah ini mindset yang harus dibenarkan?
Sebelum acara utama ada
sambutan wakil rektor Dr. Ir. Ahmad H. Lubis,
M.Sc, Alhamdulillah ada sponsor yang mau menyokong acara sehingga memberi ruang
belajar hampir 400 orang. 
Berikutnya pantomim dua orang pemuda
awalnya setiap mendengar azan tidak sholat setelah membaca buku mereka
mendengar azan langsung sholat, begitu kira-kira yang bisa disimpulkan dari
gerakan mereka. 
Islam Menyiapkan
Generasi Menuju Baligh
Batasan baligh tidak sesederhana
sudah mimpi basah dan sudah haid. Lebih dari itu. Namun Arab kok menggunakan Murohaqoh yang artinya pubertas.
Sedangkan dalam kamus Arab bermakna kedunguan dan kebodohan. Bahasa Inggris teenager. 
Padahal bila dilihat kondisi anak
muda khususnya kaum muda muslim sekarang lebih tepat di sebut dengan fata atau al futuah sebuah semangat dinamisasi yang luar biasa. Dalam Qur’an
ada tentang para pemuda Ashabul Kahfi. Karena tidak mau tercemar dari
lingkungan dan sistim yang rusak mereka bersembuyi di gua.
Kenapa yaa kok istilah saja
diributkan? Masalah? Menurutku, Ustaz Budi ingin bila bersinggungan dengan sipemilik
umur peralihan makna positiflah yang muncul di kepala. Ketika ustaz Ilham
bicara diawal tentang salah pandang tentang remaja yaa memang betul tak semua
pemuda harus mengalami hal-hal salah. Ada (banyak) pemuda (pada saat peralihan
umur) mereka aman-aman saja atau keguncangan dan kenakalan di usia ini bukan
yang pasti dan harus dilalui oleh anak-anak kita. Contoh pemuda Hijaz (Mekah dan Madinah pada zaman
Rasul dan sekarang) atau sederet prestasi yang diraih remaja Indonesia.
DR. Khalid Ahmad Asy
Syantut  menyebarkan kuisioner pada
orang tua yang mempunyai komitmen tinggi terhadap Islam dan pendidikan Islam.
Anak-anak mereka 
84 % tidak membangkang pada orang
tua, 
52% tidak memilih teman yang tidak
disukai keluarga, 
60%
orang tua menyibukkan waktu anak-anak mereka dengan hal manfaat, menghapal Al-      Qur’an, membaca, camp musim panas
60% memandang usia remaja bukan
masalah.
Sudah waktunya berkiblat pada
pendidikan Hijaz. Seperti apa itu? Budi Ashari dalam bukunya Remaja, antara
Hijaz dan Amerika (Kemaren aku tak sempat bertanya pada beliau mengapa Amerika
yang diambil bukan negara-negara di Eropa atau yang lainnya. Di Amerika sendiri
barangkali ada yang menggunakan parenting Nabawiyah)
- Nyalakan obor iman
 - Munculkan semangat Fastabiqul
     Khairat
 - Semangat harus dipadu dengan
     ilmu utuh
 - Ayah bunda, damping mereka dalam
     kebaikan
 - Beri mereka kepercayaan dan
     kesempatan!
 - Katakan: Buktikan!
 - Bimbing mereka hingga mengenali
     sendiri kemampuan mereka
 - Mereka yang menyampaikan atau
     kita yang menyampaikan. Bila mereka sampai pada titik ahli tunggulah sampai
     mereka sendiri yang menyatakan. Apabila mereka tak kunjung mengemukakan
     padahal mereka sudah trampil itulah saatnya kita yang menyampaikan tentang
     keahlian mereka.
 
Gambaran Pemuda dalam Al-Qur’an
- Teguh tauhidnya, nabi Ibrahim
     (Ibrahim: 59-69)
 - Penyelamat agamanya dari fitnah,
     para pemuda Ashabul Kahfi (Al-Kahfi: 13-14)
 - Membantu orang tua, saudarinya
     Musa disuruh ibunya mengikuti nabi yang dihanyutkan di sungai hingga ke
     istana. Anak perempuan yang hati-hati, teliti, cerdas sebab  kalau meleset ia akan mati  dan bertanggung jawab pada orang
     tuanya.  Ia berani mengajukan saran
     kepada siapa bayi tersebut disusukan (Surat Thaha: 40-38)
 - Pemudi dengan kesholehan mengagumkan
     yang terpaksa mengerjakan pekerjaan laki-laki karena membantu ayahnya. Dua
     anak perempuan nabi Syu’aib. (Al-Qashash: 23-26)
 - Berkata tidak pada maksiat
     syahwat. Nabi Yusuf (Yusuf:30)
 - Tak mudah terprovokasi untuk
     berbuat dosa. Dua orang pemuda yang satu pembuat roti tergoda untuk
     meracun raja, akhirnya ia dihukum mati sedangkan pembuat minuman karena ia
     berkeyakinan membunuh jiwa adalah dosa maka ia tak mau. Ia selamat.
     (Yusuf:36)
 - Pedamping Rasul (Musa). Dalam
     Tafsir Ibnu Katsir pedamping nabi Musa adalah Yusya’ bin Nun, ia menjadi
     nabi setelah meninggal Nabi Musa dan nabi Harun (Al Kahfi:62)
 
Begitu lebih kurangnya ilmu yang aku
dapat dari menghadiri seminar tersebut dan membaca buku yang aku peroleh. Kalau
ada kesalahan tentu itu karena kelemahanku dalam menangkap pesan. 
Oh ya ada Training Parenting
Nabawiyah (PN) info www.parentingnabawiyah
Fase Baligh: Pemuda atau Remaja (kode
FB)
- Belajar mengenal konsep PN
 - Forum diskusi untuk pengembangan
     pengetahuan peserta
 - Simulasi pola komunikasi orang
     tua anak
 - Belajar mengambil ibrah, tips
     dari Qur’an dan Hadits.
 
Pola Pendidikan PN sejak Dini (kode
GR)
- Konsep dasar PN
 - Tahapan pola pendidikan PN sejak
     dini
 - Menerapkan pendidikan tauhid
 

No comments:
Post a Comment