12/28/2012

Seminar Parenting Nabawiyah: Penyiapan Masa Baligh


Bertempat di Universitas Al-Azhar Indonesia, Jalan Sisingamaraja 25 Desember 2012,  aku datang bersama ibu Lia tetanggaku yang menginfokan acara ini. Sebelumnya mendaftar di FB https://www.facebook.com/parenting.nabawiyah seminar Mendidik Anak menjelang Baligh,  walau sudah di luar quota panitia tetap menerima. Senangnyaa. Tak mendapat fasilitas tak apa-apa yang penting bisa ikut belajar (pada akhir acara aku kebagian buku…ini namanya rejeki  gak akan kemana-mana) Terus terang tak banyak yang aku ketahui tentang parenting nabawiyah. Apalagi yang berkaitan dengan usia jelang baligh atau yang baru saja baligh. Anak pertamaku saja, karena ilmu kurang, kami (aku dan suami) percayakan pada pesantren untuk membentuk ruh anak. Di rumah sulit mendisiplinkan  ia dan adik-adiknya untuk menghapal dan menjaga hapalan Qur’an, belajar, kemandirian dan lain-lain.

Ustaz M. Ilham Sembodo, S.Pd mengawali acara. Dengan berbagai cerita tentang tanggapan orang tua terhadap remaja. Sering hanya karena anak remaja tidak kumpul bersama teman-temannya dikatakan tidak gaul dan bila melihat anak tawuran atau perbuatan khas remaja…yaa memang begitulah remaja. Bagaimana? Apakah ini mindset yang harus dibenarkan?

Sebelum acara utama ada sambutan wakil rektor Dr. Ir. Ahmad H. Lubis, M.Sc, Alhamdulillah ada sponsor yang mau menyokong acara sehingga memberi ruang belajar hampir 400 orang.
Berikutnya pantomim dua orang pemuda awalnya setiap mendengar azan tidak sholat setelah membaca buku mereka mendengar azan langsung sholat, begitu kira-kira yang bisa disimpulkan dari gerakan mereka.

Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh
Batasan baligh tidak sesederhana sudah mimpi basah dan sudah haid. Lebih dari itu. Namun Arab kok menggunakan Murohaqoh yang artinya pubertas. Sedangkan dalam kamus Arab bermakna kedunguan dan kebodohan. Bahasa Inggris teenager.
Padahal bila dilihat kondisi anak muda khususnya kaum muda muslim sekarang lebih tepat di sebut dengan fata atau al futuah sebuah semangat dinamisasi yang luar biasa. Dalam Qur’an ada tentang para pemuda Ashabul Kahfi. Karena tidak mau tercemar dari lingkungan dan sistim yang rusak mereka bersembuyi di gua.

Kenapa yaa kok istilah saja diributkan? Masalah? Menurutku, Ustaz Budi ingin bila bersinggungan dengan sipemilik umur peralihan makna positiflah yang muncul di kepala. Ketika ustaz Ilham bicara diawal tentang salah pandang tentang remaja yaa memang betul tak semua pemuda harus mengalami hal-hal salah. Ada (banyak) pemuda (pada saat peralihan umur) mereka aman-aman saja atau keguncangan dan kenakalan di usia ini bukan yang pasti dan harus dilalui oleh anak-anak kita. Contoh pemuda Hijaz (Mekah dan Madinah pada zaman Rasul dan sekarang) atau sederet prestasi yang diraih remaja Indonesia.

DR. Khalid Ahmad Asy Syantut  menyebarkan kuisioner pada orang tua yang mempunyai komitmen tinggi terhadap Islam dan pendidikan Islam. Anak-anak mereka
84 % tidak membangkang pada orang tua,
52% tidak memilih teman yang tidak disukai keluarga,
60% orang tua menyibukkan waktu anak-anak mereka dengan hal manfaat, menghapal Al-      Qur’an, membaca, camp musim panas
60% memandang usia remaja bukan masalah.
64% anak-anak mereka melaksanakan ibadah dengan sungguh-sungguh setelah usia baligh.


Sudah waktunya berkiblat pada pendidikan Hijaz. Seperti apa itu? Budi Ashari dalam bukunya Remaja, antara Hijaz dan Amerika (Kemaren aku tak sempat bertanya pada beliau mengapa Amerika yang diambil bukan negara-negara di Eropa atau yang lainnya. Di Amerika sendiri barangkali ada yang menggunakan parenting Nabawiyah)

  1. Nyalakan obor iman
  2. Munculkan semangat Fastabiqul Khairat
  3. Semangat harus dipadu dengan ilmu utuh
  4. Ayah bunda, damping mereka dalam kebaikan
  5. Beri mereka kepercayaan dan kesempatan!
  6. Katakan: Buktikan!
  7. Bimbing mereka hingga mengenali sendiri kemampuan mereka
  8. Mereka yang menyampaikan atau kita yang menyampaikan. Bila mereka sampai pada titik ahli tunggulah sampai mereka sendiri yang menyatakan. Apabila mereka tak kunjung mengemukakan padahal mereka sudah trampil itulah saatnya kita yang menyampaikan tentang keahlian mereka.

Gambaran Pemuda dalam Al-Qur’an
  1. Teguh tauhidnya, nabi Ibrahim (Ibrahim: 59-69)
  2. Penyelamat agamanya dari fitnah, para pemuda Ashabul Kahfi (Al-Kahfi: 13-14)
  3. Membantu orang tua, saudarinya Musa disuruh ibunya mengikuti nabi yang dihanyutkan di sungai hingga ke istana. Anak perempuan yang hati-hati, teliti, cerdas sebab  kalau meleset ia akan mati  dan bertanggung jawab pada orang tuanya.  Ia berani mengajukan saran kepada siapa bayi tersebut disusukan (Surat Thaha: 40-38)
  4. Pemudi dengan kesholehan mengagumkan yang terpaksa mengerjakan pekerjaan laki-laki karena membantu ayahnya. Dua anak perempuan nabi Syu’aib. (Al-Qashash: 23-26)
  5. Berkata tidak pada maksiat syahwat. Nabi Yusuf (Yusuf:30)
  6. Tak mudah terprovokasi untuk berbuat dosa. Dua orang pemuda yang satu pembuat roti tergoda untuk meracun raja, akhirnya ia dihukum mati sedangkan pembuat minuman karena ia berkeyakinan membunuh jiwa adalah dosa maka ia tak mau. Ia selamat. (Yusuf:36)
  7. Pedamping Rasul (Musa). Dalam Tafsir Ibnu Katsir pedamping nabi Musa adalah Yusya’ bin Nun, ia menjadi nabi setelah meninggal Nabi Musa dan nabi Harun (Al Kahfi:62)

Begitu lebih kurangnya ilmu yang aku dapat dari menghadiri seminar tersebut dan membaca buku yang aku peroleh. Kalau ada kesalahan tentu itu karena kelemahanku dalam menangkap pesan.
Oh ya ada Training Parenting Nabawiyah (PN) info www.parentingnabawiyah
Fase Baligh: Pemuda atau Remaja (kode FB)
  • Belajar mengenal konsep PN
  • Forum diskusi untuk pengembangan pengetahuan peserta
  • Simulasi pola komunikasi orang tua anak
  • Belajar mengambil ibrah, tips dari Qur’an dan Hadits.
Pola Pendidikan PN sejak Dini (kode GR)
  • Konsep dasar PN
  • Tahapan pola pendidikan PN sejak dini
  • Menerapkan pendidikan tauhid

No comments:

Post a Comment