Hahaha gara-gara salah melihat tanggal deadline lomba. Ternyata lombanya berakhir tanggal 5/8 2013 bukan 8/8 2013. Gubrak. Sudah minum kopi supaya gak ketiduran. Sudah sengaja masak dari sahur supaya tengah hari sudah kelar soto banjar dan teman-temannya. Bekerja pada last minute memang tidak baik. Semoga catatan ini menjadi pengingat untuk bersegera mengerjakan sesuatu. Edisi getun banget-banget.
Harus banyak belajar menggunakan waktu sebaik-baiknya dan harus segera dikerjakan bila niat mengikuti lomba. Anyway sayang sudah ditulis kalau hanya untuk disimpan. Barangkali bermanfaat bagi orang lain atau malah ada masukkan.
***
Sengaja membatalkan jalan-jalan ke
Ciater dengan teman liqo karena pertama pagi kerja dan yang kedua ingin
menghadiri acara yang diselenggarakan Dari Perempuan dan Mentari Indosat.
Temanya menarik, Dampak Trend Mobile Internet Pada Anak. Beberapa waktu lalu saya menulis di blog http://37mw.blogspot.com/2013/06/balsem.html,
pada ujung cerita saya menulis tentang anak saya yang kecanduan gadget.
Memang kami sekarang berlangganan mobile internet namun terbatas untuk membuka BBM, WhatsApp . Kami juga menggunakan internet kabel di rumah. Namun anak-anak masih belum tertarik dengan sosial media. Jadi kalau jalan-jalan mereka tidak memegang gadget karena tidak bisa game online.
Acara
Agak terlambat saya datang. Untung saja jalan Gandaria Kebayoran Baru bukan tempat yang
asing bagi saya. Tahun 1998 saya pernah bekerja di daerah ini. Dulu sih belum
ada 1/15 coffe .Untung saja (dah dua
kali menyebut kata ini) acara inti belum dimulai.
Ani Berta Dari Perempuan memulai
acara yang penting diketahui oleh orang tua ini. Sita Laksmi, pembicara pertama, mengutip
survei dari UNICEF 2012, penggunaan PC
sangat rendah dibandingkan teknologi mobile dan social networking (http://goo.gl/h4g393).
Tips dari Ibu Sita,
- Dari awal ajarkan anak-anak hal positif dalam penggunaan internet.
- Sebaiknya berteman dengan anak.
- Tanamkan! Gadget adalah barang mewah bagi anak bukan hak mereka untuk memiliki.
- Beri batasan waktu hari biasa hanya boleh dua jam sedangkan hari libur boleh tiga jam (sesuatu yang masih sulit diterapkan pada anak-anak saya, harus duduk bersama dengan mereka agar Ummnya juga tidak berlebihan).
- Perkuat konsep diri bukan pada kulitnya. Apa yang di kontribusikan anak-anak pada lingkungan? Siang tadi saya sambil mempersiapkan hidangan Idul Fitri berbincang pada anak pertama. Ia sekolah di pesantren, ketika liburan, kadang ia larut dengan gadget. Kesempatan mempraktekkan ilmu yang saya dapat dari Bu Sita. “Qowi, kalau kamu lebih banyak main game itu artinya waktumu tidak produktif. Suatu saat kamu akan menyadari hidup lebih bermakna pabila dapat berbagi dengan orang sekitar. Itu nilai-nilai keshalehan nak. Qur’an dan hadis bukan sekadar kau hapal. Harus kau implementasikan dalam kesaharian."
- Konsisten. Saya sadar belum bisa konsisten menerapkan aturan pada anak-anak. Sebaiknya ada peraturan tertulis agar anak-anak bisa membaca dan mengingatnya, termasuk saya.
- Pemilihan gadget berdasarkan fungsi. Jangan sampai diri kita ter-drive oleh teknologi.
Pembicara kedua adalah Elga
Yulwardian, Department Head Digital Media Partnership & Activation –
Indosat, Tbk.
Bertajuk Gadget & Z
Generation Kids, Elga memaparkan baik atau buruk sebenarnya gadget? Bila
makhluk dewasa dapat mengarahkan anak untuk hal yang baik maka positif.
Misalnya menggunakan gadget untuk membantu anak memperdalam pelajaran di
sekolah. Kita, sebagai orang tua harus memperhatikan konten situs yang dibuka
anak. Kalau perlu carikan aplikasi sesuai PR anak.
Sebulan telah berlalu. Banyak hal
yang saya dapat setelah mengikuti talk show tersebut. Anak-anak mulai beralih
ke PC kembali. Namun masih perlu waktu untuk memberi pemahaman pada mereka
mouse ditangan mereka. Jangan sampai hal negatif yang mereka peroleh dalam
berinteraksi dengan gawai/acing/gadget.
Teringat dua bulan yang lalu
ketika saya memperoleh hadiah dari Nestle anak-anak senang karena sebelumnya mereka belum punya
gadget. Mereka sempat nyandu sampai-sampai berkelahi berebut benda
tersebut. Abinya melihat hal tersebut membelikan Tab, agar tidak bersitegang mulu. Duh Ummi dan Abi salah jurusan
nih. Orang-orang sedang berkutat agar anak tak bergantung. Eh ini ??? Sadar-sadarnya
ketika bertemu pimpinan sekolah Lazua, Ibu Endah dengan nada berseloroh, gadget
haram storytelling yes. Dongeng membuat bounding dengan anak.
“Ummi, bacakan aku buku cerita
dong!” pinta Lazua beberapa hari yang lalu. Ketika Umm sedang sibuk
mempersiapkan yang berkaitan dengan Idul Fitri. Maafkan nak, kadang Ummi lupa
kembali fitrah itu artinya tak melupakanmu sebagai amanah. Suatu saat nanti
Ummi ditanya. Kau telah dipoles apa saja oleh Ummi. Sudahkah Ummi mendidik anak
sesuai dengan zamannya.
No comments:
Post a Comment